DPRD Minta Ancol Transparan Terkait Pinjaman Rp1,2 Triliun dari Bank DKI

Reporter

Antara

Rabu, 29 Desember 2021 08:03 WIB

Pengunjung berada di kawasan wisata Ancol, Jakarta, Senin, 12 Oktober 2020. PT Taman Impian Jaya Ancol kembali membuka kawasan wisata Ancol mulai 12 Oktober, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz mendesak PT Pembangunan Jaya Ancol transparan soal pemberian pinjaman dari Bank DKI sebesar Rp1,2 triliun. Ia mengatakan dewan akan mengawasi secara ketat terkait hal ini.

"Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik," kata Abdul Aziz selepas Rapat Kerja Komisi dengan Bank DKI dan Pembangunan Jaya Ancol di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa
, 28 Desember 2021, dikutip Antara.


Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjelaskan berdasarkan hasil rapat kerja, diketahui bahwa pinjaman itu untuk mempertahankan operasional perusahaan yang terus mengalami penurunan jumlah pengunjung menjadi 18 ribu orang pada 2020.

"Jadi alasan-alasan yang diungkapkan cukup logis dana sebesar itu untuk Ancol bisa bertahan. Tentunya
kami sama-sama berharap Ancol ini bisa bertahan, dan juga bisa berkembang di tahun-tahun mendatang," ujar dia.

Untuk membuktikan pinjaman tersebut dipergunakan bagi sejumlah revitalisasi sarana dan prasarana, Aziz menyebutkan Komisi B akan segera melakukan peninjauan lapangan.

"Besok
kami akan melihat lokasi mana saja yang direnovasi, dana ini digunakan untuk apa itu yang kami ingin tahu secara langsung di lapangan. Kami juga akan undang Jakpro karena ada kaitan lokasi dengan Formula E," tutur Aziz.

Berdasarkan sejumlah informasi yang disampaikan saat rapat kerja, BUMD PT Pembangunan Jaya Ancol mengusulkan kredit pinjaman Rp1,2 triliun guna menutupi kas operasional perusahaan yang terus mengalami sentimen negatif akibat pandem
i.

Rinciannya, untuk Kredit Modal Kerja (KMK) Rp389 miliar dengan jangka pinjaman satu tahun untuk menutupi cashflow perusahaan (sudah ditandatangani September 2021) dan Kredit Investasi Rp516 miliar dengan tenor sembilan tahun untuk refinancing obligasi PUB tahap 2 seri A yang akan jatuh tempo Februari 2022 (sudah ditandatangani Desember 2021).

Sedangkan kredit Investasi lainnya untuk sembilan tahun sebesar Rp334 miliar diklaim PT Pembangunan Jaya Ancol untuk belanja modal di tahun 2022 dan 2023 seperti kajian Kepulauan Seribu, pembangunan Masjid Apung dan pengembangan Marina namun belum ditandatangani PT Pembangunan Jaya Ancol bersama PT Bank DKI serta masih bersifat plafon sementara.

Dalam rapat tersebut, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Sahali memastikan pihaknya akan mengoptimalkan alokasi pemberian pinjaman kredit secara obyektif dan tepat sasaran untuk operasional perusahaan.

"Kalau tidak diberikan pinjaman, maka Ancol akan tutup lebih lama. Operasional harus tetap jalan seperti biaya makan hewan, maintenance Dufan, pembayaran gaji karyawan
kami juga tidak ada PHK di sana selama pandemi," ungkap Sahir.

Di lokasi yang sama, Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy memastikan bahwa pemberian pinjaman kepada Ancol guna mendukung sinergitas BUMD di bawah pelat merah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Karena itu kami juga akan terus mengawasi dan berprinsip hati-hati atas pemberian pinjaman kepada Ancol ini," tuturnya.

Baca juga:

Bantah Ikut Bangun Sirkuit Formula E, Dirut Ancol: Jakpro Menyewa Lahan

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

4 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

5 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

6 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya