Ibu Kota Negara Dipindah dari Jakarta, Begini Tanggapan Warga
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Jumat, 28 Januari 2022 06:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Beragam tanggapan muncul di tengah rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Warga Jakarta dan wilayah aglomerasinya memiliki pandangan beragam tentang rencana ini.
Seorang pekerja di Jakarta asal Bekasi mengatakan pemindahan Ibu Kota Negara baik karena bisa menjadi pemerataan ekonomi. “Ini bagus karena bisa jadi pemerataan ekonomi, jadi gak melulu berpusat di Jakarta atau umumnya Pulau Jawa. Ada kemungkinan Presiden bisa dari lintas daerah lagi, gak cuma dari Jawa selama ini. Jadi setuju sih Ibu Kota pindah,” kata Bagas, pegawai swasta berusia 29 tahun, kepada Tempo, Kamis, 27 Januari 2022.
Dia berharap setelah Ibu Kota Negara dipindah, kemacetan lalu lintas juga berkurang. Menurut Bagas, itu satu-satunya masalah yang dihadapi para pekerja di Jakarta.
Seorang pekerja di bidang komunikasi yang berkantor di Kebon Jeruk, Adit, juga setuju dengan pemindahan ibu kota. Namun dia khawatir rencana ini akan berdampak pada kondisi lingkungan di Kalimantan.
“Sebenernya oke oke aja kalo emang nantinya dibuat seperti Amerika gitu. Kalo untuk sekarang belum tahu karena sistemnya belom berjalan,” ujarnya. “Oke aja kalo cuma sekadar sistem pemerintahannya yg dipindah ke sana, tapi kalau dari semua segi sepertinya tidak bisa, yang ada bakal merusak Kalimantan."
Selanjutnya harapan tidak perlu ada orang merantau ke Jakarta...
<!--more-->
Adit berharap agar Jakarta bisa jadi lebih senggang dengan dipindahnya Ibu Kota. “Jadi gak perlu atau ada lagi orang daerah yg merantau ke Jakarta,” katanya.
Pekerja Jakarta asal Bogor, Dipa, juga berharap Jakarta tidak terlalu padat dan menjadi kota layak huni. “Harapan buat IKN dan wilayah aglomerasinya, yakni agar ekonomi di wilayah itu jadi lebih baik dan merata,” katanya.
Tanggapan berbeda disampaikan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus siap jika memang harus ditempatkan di Kalimantan Timur. ASN yang tinggal di kawasan Pasar Rebo, Anton, mengatakan sudah siap jika harus pindah dari Jakarta
“Jadi kalau disuruh pindah ya mau gak mau harus siap,” kata Anton.
Namun ia mengeluhkan beberapa hal jika dipindah, termasuk biaya mudik ke Jawa akan lebih mahal. Selain itu, ia mempertanyakan apakah fasilitas untuk keluarga sudah disiapkan betul.
“Kan kalau dipindah kita dapatnya rusun. Kalau rusun apakah layak untuk keluarga yang sudah punya anak. Karena kalau punya anak kecil kan banyak pikirannya, apakah aman untuk bermain anak-anak? Kan kalo di rusun itu bahaya juga kan. Yang dapat rumah kan yang eselon I dan II. Kalau ASN staf biasa itu dapatnya rumah susun,” tutur Anton.
Selain itu, ayah satu anak itu berharap semua diperlakukan adil jika memang dipindah ke Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan. Baik staf dan atasan harus sedia dipindah. “Ibaratnya ada rasa jiwa korsa seperti di TNI. Atasan bawahan ikut semua, jadi tidak ada kecemburuan sosial. Tapi memang balik lagi ya, semua ASN harus siap ditempatkan di mana saja. Itu sudah tandatangan kontrak di awal ketika gabung menjadi ASN,” ujarnya.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Pemindahan Ibu Kota Negara Tak Berdampak pada Kemacetan Jakarta