Kisah Jonggol Pernah Digadang Jadi Ibu Kota Baru karena Dekat DKI Jakarta

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 28 Januari 2022 21:58 WIB

Kondisi lalu lintas saat pengalihan arus menuju kawasan Puncak di Tol Jagorawi pintu keluar Gadog, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 31 Desember 2021. Polres Bogor mengalihkan kendaraan yang akan menuju Puncak atau Cianjur pada malam Tahun Baru 2022 melalui jalur Jonggol dan Sukabumi mulai 31 Desember pukul 18.00 hingga pukul 06.00 pada 1 Januari 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta -Bagi Anda yang pernah terjebak macet saat akan berwisata menuju Puncak, pasti pernah melewati sebuah daerah atau wilayah bernama Jonggol yang pernah hendak jadi Ibu Kota Baru.

Jonggol adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jonggol pernah menjadi kandidat ibu kota Kabupaten Bogor dan calon ibu kota Indonesia.

Menurut lama resmi milik Pemerintah Kabupaten Bogor, Jonggol pernah dikenal sebagai sebuah distrik atau kawedanan. Saat itu, Jonggol termasuk kawedanan yang berada di bawah Kabupaten Bogor.

Namun, pada 1957, status kawedanan pada Jonggol dihapuskan dan Jonggol menjadi daerah setingkat kecamatan. Sebelum bernama Jonggol, daerah ini memiliki beberapap nama, seperti Rawa Jaha, Rawalo, Tjibaroesa, dan terakhir adalah Jonggol.

Perubahan nama ini berkaitan dengan pemindahan pusat kawedanan hingga kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Bahkan, pusat kawedanan sempat berpindah tempat beberapap kali, mulai dari Dayeuh, Kauman, Kampung Bababkan, dan terakhir Kampung Pojok Salak atau dikenal juga dengan nama Rawa Jaha yang sekarang menjadi Alun-Alun Jonggol.

Menurut arsip Tempo, Jonggol pernah dinominasikan untuk menjadi calon Ibu Kota Baru di era kepemimpinan Presiden Soeharto.

Hal ini karena Jonggol dipandang sebagai pilihan paling realistis dan Jonggol hanya terletak 40 kilometer di sebelah tenggara Jakarta. Selain itu, Jonggol memiliki lahan yang masih luas dan berada di daerah dataran tinggi.

Advertising
Advertising

Akhirnya, rencana menjadikan Jonggol sebagai calon Ibu Kota Baru mulai dilakukan ketika keluar sebuah Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1997 tentang Pengembangan Jonggol Sebagai Kota Mandiri. Namun, sayang ide dan wacanan menajdikan Jonggol sebagai ibu kota baru tidak terlaksana karena hantaman krisis moneter global dan krisi politik yang melanda Indonesia.

Saat ini, Jonggol dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi wisata yang besar, khususnya wisata alam. Hal ini karena Jonggol didukung oleh kondisi alam dan geografis di wilayah tersebut.

Terdapat banyak objek wisata di Jonggol, salah satunya adalah Penangkaran Rusa Cariu.

Selain itu, di daerah Jonggol banyak ditawarkan potensi wisata, mulai dari alam hingga sejarah. Namun, sayang potensi wisata di calon Ibu Kota Baru ini belum didukung dengan infrastruktur yang baik dan potensi yang ada belum mampu dimanfaatkan secara maksimal.

Baca juga : Johan Budi Dukung IKN Dipimpin Putra Daerah Kalimantan

EIBEN HEIZIER

Berita terkait

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

22 jam lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

1 hari lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

2 hari lalu

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN memastikan tidak ada permasalahan lahan untuk pembangunan runway Bandara VVIP di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

2 hari lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

2 hari lalu

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka suara soal 2.086 hektare lahan di IKN yang masih bermasalah.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

2 hari lalu

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

2 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya