Seniman Tolak Keras Jakpro Jadi pengelola TIM, FSPTIM: Jangan Dikuasai Sendiri

Jumat, 27 Mei 2022 19:33 WIB

Sejumlah seniman dari berbagai lokasi dan bidang meninjau proses penyelesaian proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat, 27 Mei 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (FSPTIM) berharap pengelolaan TIM tidak terus dikelola dengan konsep yang mementingkan bisnis belaka. Para seniman keberatan jika TIM hasil revitalisasi akan dikelola PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selama 30 tahun ke depan sejak 2019.

Koordinator FSPTIM Tatan Daniel mengatakan, pengelolaan TIM oleh Jakpro sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) membuat para pekerja seni khawatir, karena kapasitas perusahaan tersebut sebagai perusahaan profit.

"FSPTIM itu terbentuk karena mensinyalir Pergub 63, yang sekarang diperbarui menjadi Pergub 16, bahwa gubernur menunjuk Jakpro mengelola TIM ini 28 tahun karena ada penyertaan modal Rp 1,6 triliun yang harus dikembaliin, kami menolak itu," kata Tatan saat ditemui di TIM, Jakarta, Jumat, 27 Mei 2022.

Menurut Tatan, seharusnya TIM dikelola oleh sebuah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) atau Badan Otorita Khusus. Tujuannya, supaya satu-satunya rumah besar pekerja seni itu tidak terkomersialisasikan atau hanya mementingkan urusan bisnis belaka bagi para kapitalis.

"BLUD seperti ini kan sudah terjadi di rumah sakit, di beberapa perguruan tinggi. Kami menganggap TIM itu semacam ruang pendidikan dan rumah sakit yang memang sepenuhnya dikelola pemerintah tanpa harus ada urusan mencari keuntungan laba, profit, transaksi bisnis yang sangat mengganggu," ucapnya.

Advertising
Advertising

Kekhawatiran ini kata Tatan bukan hanya isapan jempol belaka. Jakpro, menurutnya, tengah berusaha membentuk dewan pakar yang akan mengelola TIM namun tidak melibatkan pekerja seni sama sekali. Bahkan, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) juga tidak masuk ke dalam struktur dewan pakar.

"Padahal dalam Pergub tentang pengangkatan anggota DKJ pada 2020 itu, DKJ mengelola TIM. Itu yang dituntut Danton Sihombing (Ketum DKJ) dan kawan-kawan. Di mana porsi kami mengelola TIM tapi ternyata enggak, itu yang harus dijernihkan," kata Tatan.

Oleh sebab itu, dari awal FSPTIM menolak keras Jakpro menjadi pengelola TIM. Mereka pun membuat kelompok khusus yang ada dalam Posko #SaveTIM.

TIM Dikelola Jakpro dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta

Apalagi pengelolaan TIM saat ini sebetulnya terbagi dua, yaitu Jakpro mengelola bagian yang direvitalisasi sedangkan bagian lain dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.

"Jadi satu kawasan ada dua bosnya, itu aneh," kata Tatan. "Seharusnya dikelola BLUD, ada profesional ada para pakar, seniman, birokrasi, termasuk Jakpro. Ayo sama sama tapi jangan dikuasai sendiri lalu seniman nanti akan sulit."

Jika pemerintah ingin berdagang di sektor kesenian, kata dia, sebetulnya sudah ada tempat-tempatnya, misalnya JIEXPO Convention Center & Theatre yang memasang tarif sewa tinggi, serta Ciputra Artepreneur yang harga sewa teaternya mencapai Rp150 jutaan. TIM menurut dia tidak bisa seperti itu.

"Jangan seperti itu. Bahkan kami tolak itu retribusi di teater kecil saja yang lama itu kan di TIM satu malam Rp30 juta menurut Peraturan Daerahnya. Kita bayangkan seniman mana yang bisa bayar retribusi sewa pakai Rp30 juta untuk main teater," ucap Tatan.

Idealnya, rumah kesenian bagi para pekerja seni yang dikelola negara harusnya menggratiskan biaya sewa pertunjukannya. Hal ini menurutnya terjadi di sejumlah negara, seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, hingga Korea Selatan.

"Ketika dia mau masuk rumahnya masa bayar, sama dengan Ciputra Artpreneur yang bisnis kapitalis jelas itu, bisnis kapitalis kesenian. Kan TIM ini enggak, punya negara, masa negara ambil duit dari sini, jahat negara, negara kapitalis sendiri enggak gitu," kata Tatan.

Sejauh ini, Jakpro memang belum memberikan penjelasan mengenai persoalan sewa tempat pertunjukan setelah revitalisasi TIM. "Berapa nanti saya enggak tahu, bisa Rp 10 juta, Rp 50 juta, Rp 100 juta, lalu katanya kepada seniman ada diskon, lah kok diskon, ini rumahnya seniman kok dulu pak Ali Sadikin bangun ini untuk teman-teman seniman," ujar Tatan.

Baca juga: Seniman Heran Ada Kolam Renang di Atas Gedung Panjang TIM

Berita terkait

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

2 jam lalu

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) berkomitmen menjadikan TIM sebagai salah satu pusat seni dan budaya terbesar di Indonesia dan menjadikannya landmark penting dalam industri seni dan budaya nasional

Baca Selengkapnya

Seniman Berdarah Bali Kisahkan Perempuan Batak Lewat Pameran Lukisan Boru ni Raja

19 hari lalu

Seniman Berdarah Bali Kisahkan Perempuan Batak Lewat Pameran Lukisan Boru ni Raja

Seniman Bali menggelar pameran lukisan tentang perempuan Batak untuk mewujudkan janji kepada mendiang suaminya.

Baca Selengkapnya

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

21 hari lalu

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah transportasi yang kronis di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

22 hari lalu

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

Pada kekaryaan pameran ini menurut Rifky, keduanya menemukan nilai artistik melalui kerja bersama di studio.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

22 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Bersama Jakpro Siap kembangkan KEK Otomotif Pulomas

24 hari lalu

Bamsoet Bersama Jakpro Siap kembangkan KEK Otomotif Pulomas

Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersama JakPro tengah mempersiapkan pemanfaatan kawasan Pulomas, Jakarta untuk dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) otomotif.

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

24 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

31 hari lalu

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

Upacara pelepasan jenazah AD Pirous akan digelar di Aula Timur ITB pada pukul 10 pagi, untuk selanjutnya dimakamkan di TPU Cibarunai, Bandung.

Baca Selengkapnya

Warga Kampung Bayam Dipenjara, Furqon: Psikis Saya Terganggu

34 hari lalu

Warga Kampung Bayam Dipenjara, Furqon: Psikis Saya Terganggu

Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Madani, Muhammad Furqon, menyatakan terganggu secara mental setelah ditangkap Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

Ketua Kampung Bayam Dipenjara, Kuasa Hukum: Furqon Bukan Sekadar Ingin Bebas

34 hari lalu

Ketua Kampung Bayam Dipenjara, Kuasa Hukum: Furqon Bukan Sekadar Ingin Bebas

Muhammad Furqon, warga Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, berharap dirinya bisa dibebaskan dari tahanan.

Baca Selengkapnya