Koordinasi dengan DKI Jakarta, KPK: APBD Rp 80-an Triliun, Luar Biasa

Reporter

Mutia Yuantisya

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 15 Desember 2022 14:44 WIB

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Foto : Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Alexander Marwata mengatakan rapat koordinasi perlu dilakukan karena pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD dan kedudukan Pemprov DKI. “Kami melihat Pemprov DKI Jakarta itu penting, selain kedudukan sebagai ibu kota negara dan besarnya APBD,” kata Alex di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022.

Dia mengatakan besaran APBD DKI sama dengan APBD seluruh Provinsi Sumatera atau gabungan APBD Banten, Jabar (Jawa Barat), Jateng (Jawa Tengah), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Wilayah DKI, sekitar 700 kilometer persegi, APBD Rp 80-an triliun. Kan luar biasa. KPK juga tidak jauh dari DKI,” ujarnya.

Alexander mengatakan pihaknya menindaklanjuti informasi yang diterima beberapa tahun terakhir soal pengadaan tanah Munjul. “Fantastis kerugian pengadaan tanah Munjul, Rp 150 miliar. Uang dari Pemprov DKI, APBD atau lewat BUMD-nya, Rp 150 miliar,” kata dia.

Baca: Pimpinan KPK Ungkap Hambatan Selidiki Kasus Formula E

Advertising
Advertising

KPK tangani kasus pembebasan lahan di Rorotan

Selain pengadaan tanah Munjul, KPK juga menangani kasus pembebasan tanah di Rorotan, Jakarta Utara. “Ada yang lain, tanah di Rorotan dan mungkin pembelian tanah di Cengkareng Rp 1 triliun lebih mungkin. Uang keluar tapi tidak dapat tanahnya. Ini sesuatu luar biasa sekali,” ucap dia.

Oleh karena itu, perlu dilakukan kerja sama antara Pemda dengan KPK dalam rangka pencegahan korupsi. “Tentu ini jadi perhatian kita semua. kalau hanya berharap dari kami (KPK), perlu waktu lama. Kita perbaiki tata kelola pemerintah, teutama soal keuangan,” katanya.

Wakil Pimpinan KPK itu, perlu kerja sama antara ekskutif dan legislatif, terutama perencaaan penganggaran.

Dia mewanti-wanti, jangan sampai ada kepentingan, umumnya terkait perencanaan dan penganggaran yang biasanya pembahasan berjalan alot karena ada konflik kepentingan. “Jangan sampai seolah-olah ketika anggaran disetujui dalam APBD, itu menjadi milik saya, milik keluarga saya. Kalau itu yang terjadi, rusak, pasti nanti proses GCG (tata kelola perusahaan) nya tidak benar,” kata dia.

Baca juga: Heru Budi Minta Bimbingan KPK untuk Awasi Pengelolaan APBD DKI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

7 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

17 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Diskusi dengan Alexander Marwata Soal Mutasi ASN Kementan, IM57+: Wajib Didalami

1 hari lalu

Nurul Ghufron Diskusi dengan Alexander Marwata Soal Mutasi ASN Kementan, IM57+: Wajib Didalami

Ketua IM57+ InstituteNurul Ghufron yang mengaku berdiskusi dengan Alexander Marwata soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya