Lingkaran Pertemanan dan Keluarga Jadi Korban Pembunuhan Berantai Wowon Duloh
Reporter
Desty Luthfiani
Editor
Iqbal Muhtarom
Jumat, 3 Februari 2023 11:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku utama pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Aki alias Ki Banyu menceritakan awal pertemuannya dengan salah satu korbannya Siti Fatimah, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Siti Fatimah merupakan korban serial killer Wowon dan Duloh yang sempat dibuang ke laut. Belakangan, jasad siti dimakamkan di Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Wowon mengenal Siti melalui mantan istrinya yang bernama Ai Maemunah. Kepada Ai, Siti mengatakan ingin bekerja sebagai TKW di Arab Saudi.
"Awal-awal saya kenal dengan Siti. Dia kerja di Arab. Pulang ke rumah Ai Maemunah selama 6 bulan. Selama 6 buan dia minta ke Arab Saudi" kata Wowon di Polda Metro Jaya, Kamis, 2 Februari 2023.
Ai Maimunah kemudian membantu mewujudkan keinginan Siti menjadi TKW dengan mencarikan sponsor, yakni orang yang bernama Wahid.
Wowon menunjukkan kemampuan menggandakan uang
Sebelum Siti berangkat ke Arab Saudi, Wowon menunjukkan kemampuannya menggandakan uang. Tujuannya, agar gajinya sebagai TKW nantinya bisa digandakan oleh Wowon.
Dia lantas meminta Siti untuk menyapkan amplop yang diisi uang Rp 1.000, Wowon kemudian menggunakan trik dengan cara mengganti amplop itu dengan amplop lain yang telah dia siapkan berisi uang sebesar Rp 5.000.
Proses tipu daya yang dilakukan Wowon berhasil memikat Siti untuk menggunakan jasa Wowon memperkaya dirinya. Uang yang Siti dapat selama 2 tahun menjadi TKW selalu disetor ke Wowon dengan harapan dapat digandakan.
Padahal nominal uang yang ia kirim tak tanggung-tanggung. Dalam satu bulan Wowon mendapat kiriman uang Rp 4 juta dari Siti.
Siti mulai ragu dan menagih hasil penggandaan uang
Namun, lambat laun Siti mulai ragu dan mempertanyakan uang hasil penggandan uang ke Wowon. Lantaran uang yang dia setorkan bukannya tambah banyak. Malah tidak kembali.
Terus-menerus ditanya soal hasil penggandan membuat Wowon kesal dan mempunyai ide untuk menghabisi nyawa Siti lewat Solihin alias Duloh.
"Aku bilang pak Solihin, pak kalau dibunuh Siti gimana, iya ok," tutur Wowon.
"Siti ini menagih 'mana hasil penggandaan uangnya?', kemudian dibilang Wowon 'ambilnya di Mataram," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo seperti dikutip dari Antara, Jumat, 20 Januari 2023.
Karena didesak oleh Siti, Wowon meminta ibu mertua dari istrinya yang bernama Wiwin, yakni Noneng untuk mengantar Siti ke Mataram, NTB.
"Selain mengantarkan ke Mataram, Noneng diperintah oleh Wowon, untuk membunuh Siti dengan cara mendorong Siti ke laut di Surabaya," kata Trunoyudo.
Polisi ekshumasi makam Siti
Polisi telah melakukan ekshumasi atau pembongkaran malam Siti Fatimah, korban pembunuhan berantai Wowon dan Duloh di Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Saat dilakukan pembongkaran, kata Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga, jenazah Siti masih dalam kondisi utuh dan terbungkus plastik.
Indrawienny mengungkapkan, jenazah Siti Fatimah terbungkus rapi dilapisi plastik karena saat kejadian sedang pandemi COVID-19 sehingga pemakamannya sesuai dengan protokol kesehatan (prokes).
"Korban meninggal saat ramainya pandemi COVID-19. Jadi masih utuh, kami belum buka di sini, tapi nanti di Rumah Sakit Polri," kata Indrawienny didampingi Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro saat konferensi pers di Mapolres Garut, Selasa, 24 Januari 2023.
Jasad Siti kemudian dibawa Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri untuk dilakukan autopsi di Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Hari ini kami melaksanakan ekshumasi atau pembongkaran makam dari korban atas nama Siti Fatimah di daerah Pakenjeng. Ini dilakukan untuk mengecek jenazah, penyebab kematian dan memastikan jenazah itu adalah korban atas nama Siti Fatimah," katanya.
Selain memeriksa kondisi jenazah tenaga kerja wanita (TKW) itu, polisi juga melakukan pengambilan sampel DNA pembanding dari anak kandung dan adik kandung korban.
Noneng dan Wiwin menadi korban pembunuhan Wowon berikutnya
Adapun Noneng juga menjadi korban berikutnya dari Wowon. Mertuanya itu dibunuh bersama dengan Wiwin, yak tak lain adalah istri Wowon. Keduanya dieksekusi pada 2019 lalu.
Awalnya Wiwin Dan Noneng dipancing untuk datang ke rumah. Setelah itu, keduanya dibunuh dengan cara dicekik hingga tewas.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi menjelaskan Wowon, Solihin, dan Dede membunuh keduanya secara satu per satu. Keduanya dibunuh dengan dicekik menggunakan kain.
"Cara membunuh, ini bervariasi, berdasarkan pengakuan tersangka ya, yang pertama menggunakan racun kemudian dicekik, yang kedua korban itu suruh datang ke rumah tersangka. Di satu sisi, almarhum Noneng dan Wiwin ini disuruh datang ke rumah tersangka, disuruh tidur, karena kan dianggap punya kemampuan supranatural, tiba-tiba dicekik menggunakan kain," katanya.
"Tidak lama korban berikutnya diantar oleh tersangka lain dengan motor jam 11 datang, dengan modus yang sama, dicekik menggunakan kain," tambahnya.
Lebih lanjut, Hengki menyebut jasad keduanya langsung dikubur dan dicor menggunakan semen. Bahkan barang pribadinya juga ikut dikubur di satu lubang di samping rumah Solihin.
Kasus pembunuhan berantai terkuak dari kasus keracunan satu keluarga di Bekasi
Kasus serial killer yang melibatkan Wowon, Duloh dan Dede ini bermula dari kasus keracunan satu keluarga di sebuah rumah kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi pada Kamis, 12 Januari 2023 lalu.
Saat itu ada, lima orang didapati tergeletak di dalam rumah, dua orang sudah tewas, dan tiga orang menjalani perawatan di rumah sakit. Namun esoknya, satu orang lagi menyusul tewas.
Tiga orang yang tewas itu adalah Ai Maemunah (40 tahun), Ridwan Abdul Muiz (23 tahun), dan M. Riswandi (17 tahun), sedangkan yang selamat adalah Neng Ayu Sulistyowati yang masih berusia 5 tahu. Satu korban keracunan adalah M Dede Solehudin, yang tak lain adalah bagian dari pelaku pembunuhan, Wowon dan Duloh
Baca juga: Masih Jadi Misteri bagi Polisi: Mengapa Dua Balita Ikut Dibunuh dalam Serial Killer Wowon dan Duloh?