Terungkap Sosok Pria Diduga Preman yang Ikut Bripka Madih Datangi Polda Metro Jaya
Reporter
Desty Luthfiani
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Minggu, 5 Februari 2023 16:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sempat disangka preman, sosok lelaki paruh baya yang ikut Bripka Madih ke Polda Metro Jaya, ternyata juga mengalami kasus penyerobotan tanah. Pria bernama Martono Sufaat, 55 tahun itu sedang berjuang atas kepemilikan tanahnya yang diserobot pada 2015.
“Saya mencari keadilan, sama-sama 6 tahun,” kata Martono di lobi Gedung Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis, 5 Februari 2023.
Pertemuan Martono dengan Bripka Madih berawal di Komisi Hak Asasi Manusia saat sama-sama sedang mengurus kasus penyerobotan tanah. Pria asal Indramayu ini akhirnya menerima permintaan Madih untuk bersama-sama memperjuangkan tanahnya.
“Saya sama dengan Bripka Madih, rumah orang tua saya di Indramayu dirusak oleh orang tidak dikenal,” kata dia.
Baca: Kasus Polisi Peras Polisi, Bripka Madih Akan Dikonfrontasi dengan Penyidik yang Diduga Minta Rp 100 Juta
Wujud dukungan Martono adalah ikut serta dalam pendirian plang dan ikut mendampingi Madih di Polda Metro Jaya.
“Datang ke Polda Metro Jaya menjelaskan bahwa wajah seperti ini seperti preman. Saya sama-sama gerak mencari keadilan, karena gak bisa bayar pengacara,” ucap dia.
Bripka Madih membenarkan kedatangan Martono di Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi soal stigma preman yang beredar saat pendirian plang di lahan kawasan Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi.
“Ini yang dibilang massa atau preman," ujarnya. "Dia berjuang sama-sama rumahnya dibongkar.”
Menolak kata ricuh pada pemberitaan yang beredar, Bripka Madih sebut orang yang terlibat pendirian plang hanya berjumlah 4 orang. “Katanya ricuh, padahal di situ cuma 4 orang. Ane gak terima dikatakan ricuh mengusir ahli waris,” tutur dia.
Baca juga: Propam Polda Metro Ungkap Berbagai Pelanggaran Bripka Madih yang Mengaku Diperas Sesama Polisi