Deolipa Yumara Sebut Murid SDN Pondokcina 1 Depok Ada yang Alami Distres

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 5 Juni 2023 18:37 WIB

Siswa mengikuti kegiatan belajar SDN Pondok Cina 1, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat 16 Desember 2022. Siswa tetap akan difasilitasi belajar mengajar di lokasi SDN Pondokcina 1, sampai pembangunan ruang kelas baru di SDN Pondokcina 5 yang dijadikan tempat relokasi telah selesai dibangun. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Deolipa Yumara menagih kabar penyelidikan terhadap Wali Kota Depok Mohammad Idris ke Polda Metro Jaya. Perkara ini perihal konflik SDN Pondokcina 1 Depok yang berdampak kepada psikologi para peserta didik.

Pengacara itu menyampaikan, ada murid-murid yang mengalami distres. "Ketika mereka dilakukan pengetesan terhadap kondisi kejiwaannya, mereka mengalami kondisi kecemasan," ujar Deolipa di Polda Metro Jaya, Senin, 5 Mei 2023.

Kondisi itu membuat gangguan motivasi untuk belajar. Proses belajar dan mengajar di sekolah turut terganggu.

Pihak yang memeriksa langsung adalah Divisi Kesehatan Mental Fasilitas Kesehatan Universitas Indonesia. Jumlah yang diperiksa, kata Deolipa, sebanyak 12 orang murid.

Mereka yang dites sebagai sampel dipilih melalui metode random sampling. "Dari anak kelas 1 sampai kelas 6 masing-masing dites kejiwaannya," tutur Deolipa Yumara.

Advertising
Advertising

Saat ini, polisi baru memeriksa psikologi murid-murid SDN Pondokcina 1 Depok. Deolipa berkata, belum ada pendampingan psikologis oleh Pemerintah Kota Depok terhadap murid yang terindikasi mengalami distres.

Baca juga: Perlawanan Orang Tua Siswa SDN Pondokcina 1 Depok Berlanjut, Hari Ini Beri Klarifikasi ke Ombudsman

Polda Metro belum jadwalkan panggil Wali Kota Depok

Mohammad Idris juga belum ada jadwal pemanggilan dari Polda Metro Jaya. Menurut Deolipa, ini menunggu hasil analisa terhadap pemeriksaan psikologi itu.

"Nanti dianalisa baiknya gimana, kemudian masuk ke posisi kedua, yaitu pemanggilan untuk klarifikasi dari pihak wali kota beserta jajaran," katanya.

Deolipa akan bersedia menyelesaikan melalui restorative justice perkara ini jika konflik SDN Pondokcina 1 Depok ditangani dengan baik. Jika tidak, proses hukum tetap berlanjut hingga ke pengadilan.

Sebelumnya, Deolipa melaporkan Wali Kota Depok atas dugaan penelantaran atau pembiaran terhadap anak-anak dari murid sekolah tersebut yang mengakibatkan tidak mendapat pendidikan. Mohammad Idris diduga melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 Pasal 77 juncto 76A butir a.

Kasus ini berawal dari lahan SDN Pondokcina 1 Depok yang akan digusur. Pemerintah Kota Depok berencana membangun masjid di lahan sekolah tersebut, namun masalah terus berlarut-larut.

Pilihan Editor: Orang Tua Siswa Cemas Pemkot Depok Tetap Menggusur SDN Pondokcina 1 Juni Nanti

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

1 jam lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

2 jam lalu

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

1 hari lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

3 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

3 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

3 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

4 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya