Warga Kapuk Muara Puluhan Tahun Tinggal di Atas Tumpukan Sampah, Ini Cara Mereka Bertahan Hidup

Rabu, 28 Juni 2023 20:26 WIB

Tumpukan sampah di kolong permukiman warga RT. 17, RW. 04, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, 28 Juni 2023. Foto: TEMPO/Mirza Bagaskara

TEMPO.CO, Jakarta - Warga RT. 17, RW. 04, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara selama puluhan tahun hidup di atas tumpukan sampah yang menumpuk di kolong rumah-rumah panggung mereka. Bagaimana cara warga sekitar menjalani kehidupan sehari-hari

Ana, 32 tahun, ibu rumah tangga, mengungkapkan ia beserta keluarga telah tinggal di tempat itu kira-kira sejak 20 tahun lalu. Ia menyebut dulunya tempat tersebut merupakan rawa. "Ya, sekarang, mah, ya, banyak (sampah). Kalau dulu, kan, masih di sini rumah, di sana rumah," kata Ana saat ditemui di rumahnya pada Rabu 28 Juni 2023.

Warga, kata Ana, sebagian besar merupakan pekerja kasar di berbagai tempat. Selain itu, beberapa warga juga ada yang membuka toko kelontong dan warung makan. "Buruh pabrik, kuli panggul di Tanah Abang. Ada yang kerja di gudang," ujar dia.

Ana mengatakan warga sekitar sudah terbiasa hidup dengan aroma yang dihasilkan tumpukan sampah di bawah rumahnya. Ia menyebut cara mengatasi baunya terkadang hanya dengan menutup pintu saja. "Ya, gimana, memang sudah begini adanya, biasa saja. Apa adanya, deh," kata Ana.

Kampung rumah panggung Muara Kapuk, Jakarta Utara. Warga berdampingan dengan sampah tersebab tidak adanya tempat pembuangan sampah. Tempo/ Mirza Bagaskara

Advertising
Advertising

Perihal akses air bersih, Ninu, 52 tahun, orang tua Ana, mengaku warga sekitar menggunakan air ledeng dari PAM untuk kebutuhan mandi, cuci, dan keperluan buang air. Namun, kata dia, warga juga memanfaatkan air tanah yang disedot melalui pompa.

"Air PAM, kalau mandi, sih, pakai air rawa, he-he-he," kata Ninu saat ditemui pada kesempatan yang sama.

Pantauan Tempo, di lingkungan sekitar warga memiliki toilet umum untuk keperluan buang air dengan ada septic tank sehingga limbah kakus tidak langsung di buang ke bawah rumah warga. Air yang terdapat di ember terlihat keruh dan berbau khas air rawa.

Selain itu, Ninu mengatakan tidak ada fasilitas kesehatan di sekitar lingkungan mereka. Ia menyebut biasanya petugas posyandu akan datang langsung dan memberikan layanan kesehatan di rumah ketua RT. 17.

"iya, nakesnya mengerti, tapi dulu pernah kelurahan memerintahkan harus ada tempat. Tapi, ya, mau gimana, kondisi seperti ini," ujar dia.

Tempo melihat rumah warga sebagian terbuat dari material triplek dan atap seng serta berupa bangunan semi permanen. Akses jalan serta rumah warga juga ditopang oleh bambu besar dan tiang beton. Terkadang sedikit terasa goyangan apabila motor melintas.

Pilihan Editor: Bus Transjakarta Bandara Soetta Gratis Satu Bulan, Ini Rute dan Jam Operasionalnya

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

13 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

5 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

Pemprov DKI Jakarta meluncurkan strategi baru untuk mengelola sampah, yakni RDF Plant, yang mengubah sampah menjadi energi.

Baca Selengkapnya

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

5 hari lalu

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

Startup Sampangan produksi karbon aktif dan asap cair dari berbagai jenis sampah peroleh pendanaan 250 ribu dolar Singapura atau hampir Rp 3 miliar

Baca Selengkapnya

Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

10 hari lalu

Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

Popok clodi lebih ramah lingkungan dari pupuk sekali pakai

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

10 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

11 hari lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Tiga Kapal di Muara Baru, Tiga ABK Tewas

11 hari lalu

Kebakaran Tiga Kapal di Muara Baru, Tiga ABK Tewas

Tiga kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara mengalami kebakaran dan menewaskan tiga anak buah kapal yang tak sempat menyelamatkan diri

Baca Selengkapnya

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

13 hari lalu

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

Atreyu merupakan band metal legendaris asal California Selatan. Mereka akan tampil pada hari kedua Festival Hammersonic 2024 malam ini.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

13 hari lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya