Pedagang Sapi asal Bima NTB Menjerit, Ribuan Sapi Kurban Tak Laku Dilarang Dibawa Pulang

Rabu, 5 Juli 2023 01:46 WIB

Pedagang sapi kurban di Jalan KSU, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Ruslan menunjukan barcode penanda sapi dagangannya sehat, Selasa, 23 Mei 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang sapi asal Bima Nusa Tenggara Barat menjerit karena sapi-sapi yang mereka bawa ke Jabodetabek untuk dijual sebagai hewan kurban saat Idul Adha 1444 Hijriah, banyak yang tidak laku.

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, sapi-sapi untuk hewan kurban yang tidak laku itu dilarang untuk dibawa pulang ke daerah asal. Padahal, mereka harus menyewa lapak atau lahan untuk sapi-sapi yang mereka jual itu.

Ketua Asisosiasi Pedagang dan Peternakan Sapi Bima Indonesia Furkan Sangiang mengatakan berdasarkan catatan yang ia meiliki, setidaknya ada sekitar 26.000 ekor sapi yang masuk ke Jabodetabek jelang Idul Adha 1444 H pada akhir Juni lalu.

"Karena daya beli masyarakat rendah, sapi yang dibawa tidak terjual semua. Masih ada sekitar 8 ribu hingga 10 ribu ekor," kata Furkan saat di konfirmasi di lapaknya di kawasan Grand Depok City (GDC), Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa 4 Juli 2023.

Sapi-sapi yang tidak terjual itu kini tidak boleh dibawa pulang ke Bima. Pemerintah Provinsi NTB melarang dan tidak mengizinkan sapi-sapi itu dibawa pulang, karena khawatir akan membawa penyakit.

Advertising
Advertising

Di saat yang sama, masa sewa lahan untuk sapi kurban itu sudah habis sehingga membuat pedagang semakin bingung. "Kalau bertahan biaya operasional membengkak, pedagang dan peternak kesulitan untuk bertahan hidup," katanya.

Sementara, pemilik lahan sudah memberikan ultimatum untuk memindahkan sapi ke kandang lainnya dan itu tentu saja menambah biaya.

Masalah ini sudah diketahui Kementerian Pertanian. Mereka pun turun tangan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi para pedagang. Pedagang dan Kementan sudah rapat melalui zoom meeting pada Sabtu, 1 Juli 2023

"Hasilnya sapi bisa dipulangkan dengan catatan sudah divaksinasi dan karantin selama 28 hari," ujar Furkan.

Namun rupanya keputusan rapat tidak melegakan para pedagang. Sebab, jika harus karantina 28 hari tentu pedagang mesti mengeluarkan biaya lagi yang tidak sedikit.

Karena itu, pedagang berharap agar sapi-sapi bisa dipulangkan, seperti dibawa dulu ke NTB dan dikumpulkan di satu tempat untuk karantina.

"Di sana karantina selama 40 hari agar masa inkubasi virus berjalan maksimal. Tapi sampai hari ini tidak ada kejelasan dari pemerintah NTB," ujar Furkan.

Furkan belum bisa memastikan jumlah pedagang sapi yang bertahan di Jabodetabek. Ia hanya memperkirakan saat ini ada 30 sampai 60 titik lapak pedagang yang masih belum pulang.

Ditengah situasi yang pelik ini, sebagian pedagang ada yang memilih menjual sapinya dengan harga murah, asal bisa pulang. Tapi ada pula yang bertahan untuk membawa pulang sapi-sapinya ke Bima.

Menurut Furkan ada 5 sampai 20 tronton yang pulang dengan kapasitas per tronton 28 sampai 30 ekor sapi. Namun, dia memperoleh informasi bahwa sapi-sapi yang mau dibawa pulang itu ada yang tertahan di Banyuwangi, tak bisa masuk ke Bali.

Bagi pedagang yang memutuskan yang bisa pulang, mereka terpaksa menjual sapi-sapinya dengan harga miring. "Murah sekali, per sapi bisa sampai Rp 8 juta," ungkapnya.

Para pedagang sapi berharap kebijaksanaan pemerintah agar mereka bisa kembali ke NTB. "Kami hanya ingin pulang," ucap Furkan.

Pilihan Editor: Pelindo Sukses Kirim Puluhan Ribu Sapi dari NTB untuk Momen Idul Adha

Berita terkait

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

2 hari lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Nasabah Bank Muamalat Bisa Bisa Beli Hewan Kurban via Online, Ini Keuntungannya

2 hari lalu

Nasabah Bank Muamalat Bisa Bisa Beli Hewan Kurban via Online, Ini Keuntungannya

Bank Muamalat menghadirkan pembelian hewan kurban secara daring melalui aplikasi mobile banking Muamalat DIN pada fitur Kurban Online.

Baca Selengkapnya

Idul Adha Kian Dekat, Cek Kisaran Harga Sapi Kurban 2024

2 hari lalu

Idul Adha Kian Dekat, Cek Kisaran Harga Sapi Kurban 2024

Mendekati hari raya Idul Adha, tak ada salahnya mengecek data SIMPONI Ternak Kementan soal harga komoditas ternak sapi per kilogram berat hidup.

Baca Selengkapnya

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

3 hari lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Kapan Idul Adha 2024? Cek Tanggalnya Menurut Pemerintah dan Muhammadiyah

3 hari lalu

Kapan Idul Adha 2024? Cek Tanggalnya Menurut Pemerintah dan Muhammadiyah

Setelah merayakan Idul Fitri, umat Islam akan merayakan Idul Adha. Kapan Idul Adha 2024 dilaksanakan? Berikut ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

3 hari lalu

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

Bima tidak ingin menjadi pembohong karena harus berbicara testimoninya tentang Bea Cukai menggunakan skrip yang dibuat oleh agensi.

Baca Selengkapnya

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

3 hari lalu

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

Seiring bertambahnya BTS 4G baru peningkatan trafik data Indosat di wilayah Nusa Tenggara tumbuh sampai 82 persen dibandingkan masa sebelum ekspansi

Baca Selengkapnya

Idul Adha Semakin Dekat, Berikut 7 Tips Menabung untuk Membeli Hewan Kurban

4 hari lalu

Idul Adha Semakin Dekat, Berikut 7 Tips Menabung untuk Membeli Hewan Kurban

Tidak hanya dapat diterapkan untuk membeli hewan kurban saat idul adha, tips ini bisa sekaligus meningkatkan manajemen keuangan anda.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

5 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

7 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya