Ragam Respons Jubir Anies soal Polemik JIS: Apa karena Anies yang Bangun Jadi Dipermasalahkan?
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Kamis, 6 Juli 2023 11:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur Heru Budi bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah meninjau fasilitas Jakarta International Stadium atau JIS untuk gelaran Piala Dunia U-17 2023 pada November mendatang.
Tujuannya peninjauan itu untuk mengecek kelayakan infrastruktur JIS di tengah wacana merenovasi stadion demi perhelatan Piala Dunia U-17 2023. Rombongan pemerintah ini meninjau beberapa titik, seperti lapangan dan pintu barat stadion selama kurang lebih dua jam
Basuki menyebut JIS belum berstandar FIFA. Salah satu aspek yang disoroti Basuki adalah rumput. Senada dengan Basuki, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menyebut renovasi terhadap JIS dilakukan karena stadion itu masih menggunakan rumput jahitan.
Selain itu, Erick mengklaim ada kendala kapasitas parkir dan akses keluar-masuk penonton yang terbatas. Yang seharusnya ada empat pintu, kata Erick, baru terbuka satu pintu.
"Ini yang tentu harus kita antisipasi keselamatan daripada suporter," kata dia di kawasan Istana Negara, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023.
Erick menyatakan renovasi JIS baru akan dilangsungkan usai FIFA mensurvei lokasi. Rencananya, kata dia, pemerintah bersama PSSI bakal berkeliling ke 22 stadion lainnya di Indonesia.
Setelah itu, Erick menyebut bakal dipilih beberapa stadion yang berpotensi menjadi venue Piala Dunia U-17 dan ditawarkan ke FIFA. Oleh karena itu, Erick meminta masyarakat tak hanya fokus kepada JIS saja, tetapi juga stadion lainnya.
"Kenapa harus JIS terus (yang diramaikan) kan ada lapangan lain, jangan yang ramai (saja). Berarti kalau kita hanya meramaikan JIS, berarti lapangan lain bukan jadi prioritas kan, padahal pemerintah mau merenovasi 22 stadium. Jadi jangan terfokus 1 - 2," kata Erick.<!--more-->
Pemerintah pusat seperti terus mencari kekurangan
Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said menanggapi soal polemik rencana renovasi JIS menjelang perhelatan Piala Dunia U-17. Sudirman menjelaskan, kontroversi soal renovasi JIS oleh pemerintah pusat menuai pro kontra yang kerap dihubungkan dengan isu penjegalan Anies maju nyapres.
Adapun JIS dibangun oleh Anies kala menjabat Gubernur DKI Jakarta. Usulan renovasi JIS, kata Sudirman, turut memunculkan pertanyaan mengapa pemerintah sulit sekali mengakui stadion JIS.
“Kok pemerintah pusat seperti terus mencari-cari kekurangan? Masyarakat pasti memiliki pertanyaan yang sama, apa salahnya mengakui ada karya anak bangsa yang bermutu tinggi?” kata Sudirman dalam keterangannya, Rabu, 5 Juli 2023.
Padahal, kata dia, banyak lembaga internasional, lembaga profesi, dan pesepakbola internasional yang memberikan apresiasi terhadap kualitas JIS. Oleh sebab itu, Sudirman menyebut publik jadi menduga ada unsur politis dari polemik JIS karena dibangun di era Anies.
“Persepsi demikian mau tidak mau terbentuk, karena sudah didahului dengan berbagai peristiwa yang sejenis,” kata bekas Menteri ESDM tersebut.
Contohkan Formula E, trotoar, dan jalur pesepeda yang dibongkar
Sudirman mencontohkan, saat Formula E digelar di masa kepemimpinan Anies, banyak hal yang dipersulit, dikritik, dan tidak diberi dukungan sponsor. Namun, kata dia, saat Anies selesai menjabat, Formula E jadi program yang diminati banyak pihak dan banjir sponsor.
Tak hanya Formula E, Sudirman mencontohkan program Anies lainnya seperti trotoar dan jalur pesepeda yang dibongkar. “Juga cerita sodetan kali ciliwung yang mengada-ada. Semuanya bukan didasari argumen teknis dan profesional, tetapi didasari perspektif politik,” kata dia.<!--more-->
Polemik JIS karena Anies yang membangun?
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo sebelumnya menyebutkan 5 stadion berstandar FIFA di Indonesia. JIS tidak termasuk salah satunya. Menurut Sudirman, banyak pihak yang menilai hal tersebut kental dengan aroma politis untuk mereduksi keberhasilan Anies. Ia mengakui jika itu jadi pertanyaan besar.
“Apakah karena JIS yang membangun Anies lantas dipermasalahkan? Mengapa tidak memasalahkan stadion-stadion yang lain? Apakah JIS sedemikian bermasalah, sehingga tidak layak diajukan sebagai salah satu venue?” kata dia.
Harap polemik JIS segera berakhir
Sudirman berharap urusan JIS ini bisa segera berakhir. Menurut dia, alangkah baiknya jika penilaian terhadap JIS diserahkan kepada FIFA. “Serahkan segala sesuatu pada ahlinya,” kata Sudirman.<!--more-->
Rencana renovasi JIS bersifat politis
Sementara itu, Juru bicara Anies Baswedan yang lain, Surya Tjandra, menilai rencana pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk merenovasi rumput JIS bersifat politis
“Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan," kata Surya dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Juli 2023.
Surya mengatakan rencana yang akan memakan biaya hingga Rp6 miliar itu dianggap politis. Ia menyoroti hasil inspeksi yang hanya difokuskan pada rencana perbaikan rumput stadion. Menurut dia, rumput di JIS banyak digunakan oleh stadion internasional lainnya.
“Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode, kok, bisa rumput yang di-sampling justru yang di luar garis batas pertandingan,” ujarnya.
Singgung kontraktor yang memeriksa rumput JIS
Eks Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang itu turut menyoroti sikap dua menteri yang langsung mengundang kontraktor rumput untuk memeriksa rumput JIS. Sebab, menurut dia yang bisa menilai fasilitas tersebut layak apa tidak adalah FIFA.
“Justru dianggap tidak etis ketika seseorang yang memiliki kepentingan bisnis diminta untuk memberikan evaluasi,” katanya.
Selain itu, ucap eks politikus PSI ini, ada aneh saat proses evaluasi dan tender belum selesai dilakukan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah membawa kontraktor yang seolah-olah telah ditunjuk untuk mengerjakan renovasi rumput.
“Lebih parah lagi, baru sekali berkunjung tiba-tiba sudah keluar nilai proyek Rp 6 miliar. Ini mau perbaiki JIS atau mau cari proyek rumput?” ucap Surya.<!--more-->
Sebut Jakpro tak diajak inspeksi JIS
Surya Tjandra juga mengatakan pihaknya mendapat kabar PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tidak diajak menginspeksi Jakarta International Stadium (JIS) pada Selasa kemarin. Menurut dia, kunjungan yang dihadiri Heru Budi Hartono itu diambil alih pemerintah pusat dan menggandeng PT Karya Rama Prima.
“Jadi niatnya seperti memang mau bikin drama, bukan survey teknis. Sementara PT KRP, kan, kebanyakan bikin lapangan golf, lihat saja semua proyeknya lapangan golf. Satu lapangan bola terkenal cuma Gelora Bung Karno,” kata Surya dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Juli 2023.
Surya mengatakan proyek JIS dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga kerja lokal dibantu konsultan Buro Happold yang membangun Tottenham Hotspurs Stadium di Inggris.
“Sehingga desainnya tentu mengikuti standar dan FIFA Stadium Guideline yang juga digunakan di Tottenham Hotspurs Stadium,” ujarnya.
Sebut pemerintah untuk segera berhenti politisasi JIS
Menurut Surya, jika minimnya kantong parkir yang dipermasalahkan, dalam FIFA stadium guideline tidak menyebut batas minimal parkir yang harus disediakan. Arahan umumnya adalah pada penggunaan transportasi publik dan modal split.
“JIS sendiri saat ini memiliki 1.200 parkir yang diprioritaskan untuk tim, penonton dengan disabilitas, VVIP, dan undangan khusus. JIS juga didukung kantong parkir yang berada di area sekitar, seperti RS Sulianto Saroso, Kemayoran, dan Ancol,” ucap Surya.
Oleh karena itu, dia menilai pemerintah perlu untuk segera berhenti politisasi JIS. Sebab, tidak hanya bertentangan dengan akal sehat, tetapi potensi penghamburan keuangan negara. “Jangan sampai hanya karena syahwat kekuasaan yang berlebihan, kita merusak demokrasi dan terutama mendiskreditkan karya anak bangsa sendiri,” katanya.
IMA DINI SHAFIRA | MUTIA YUANTISYA
Pilihan Editor: Heru Budi soal Renovasi JIS: Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI Keroyokan Percepat Revitalisasi