Abaikan Kritik Menkes, Heru Budi Tetap Lanjutkan Penyiraman Jalan untuk Kurangi Polusi Udara

Kamis, 31 Agustus 2023 10:02 WIB

Petugas Pemadam Kebakaran Pemprov DKI Jakarta melakukan penyemprotan air di sepanjang Jalan Medan Merdeka hingga kawasan Patung Pemuda Membangun, Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023. Penyemprotan air dilakukan untuk mengatasi cuaca panas dan mengurangi polusi di Jakarta. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan akan tetap melanjutkan penyiraman jalan meski langkah itu dinilai tidak berdampak pada pengurangan polusi udara.

Ia menegaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melanjutkan penyiraman jalan. “Tidak (dihentikan). Lanjut, tetap jalan (penyiraman air di jalan),” kata Heru Budi saat ditemui di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2023.

Heru Budi sebelumnya menyampaikan akan mengevaluasi kegiatan penyiraman jalan Ibu Kota bertujuan mengurangi polusi udara. Dirinya siap menghentikan kegiatan tersebut jika memang terbukti tidak efektif.

"Kalau memang tidak boleh, saya berhentikan,” kata Heru Budi usai membuka Diskusi Quick Response Penanganan Kualitas Udara di DKI Jakarta pada Senin, 28 Agustus 2023 di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat.

Penyiraman jalan sukses kurangi polusi di Cina

Heru menjelaskan metode penyemprotan jalan tersebut diserap Pemprov DKI Jakarta lantaran sukses dilakukan Cina.

Advertising
Advertising

“Dikritik kan karena ada PM 10 terpecah jadi PM2.5, saya tahu itu. Tapi di salah satu kota di Cina melakukan itu dan memang beda situasi, mungkin ya, tapi mereka melakukan itu,” ujarnya.

Penyemprotan jalan hanya menggeser polusi

Kritik soal penyiraman jalan atau penyemprotan jalan itu datang langsung dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Budi Gunadi menyatakan penyemprotan atau penyiraman jalan tidak efektif untuk mengatasi polusi udara. Alasannya, kegiatan itu hanya memindahkan polusi dari satu tempat ke tempat lain.

"Partikel PM2,5 banyak beredar di udara atas, bukan di bawah, jadi sebenarnya kalau menyemprot harus di atas, bukan di bawah," kata Budi Gunadi, Minggu, 27 Agustus 2023 seperti dilansir dari Antara.

Menurut Budi, apabila ingin menghilangkan polutan atau partikel PM 2,5 di udara, maka kegiatan penyiraman jalan harus dikakukan pada wilayah yang luas. "Karena kalau sedikit itu hanya menggeser-geser saja malah bisa menyebarkan pindah ke tempat lain," imbuhnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) membagi polusi udara ke dalam dua kelompok, yaitu gas dan partikel. Polusi udara yang dipicu gas bersumber dari nitrogen monoksida, sulfur monoksida, dan karbon monoksida.

Sedangkan, polusi udara yang disebabkan partikel berasal dari PM2,5 dan PM10.

Ia menuturkan hanya ada dua hal yang bisa menghilangkan partikel PM2,5 dan sumber-sumber polutan lainnya secara cepat, yaitu hujan lebat dan angin kencang.

Semprot jalan hanya mereduksi polusi dalam beberapa menit

Sebelumnya Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Puji Lestari meyatakan tidak setuju dengan cara Pemprov DKI Jakarta yang menyemprot air menggunakan water cannon untuk mengurangi polusi udara Jakarta.

Sebab, penyiraman air ke jalanan Jakarta ini dinilai hanya akan mereduksi polusi dalam beberapa menit. "Saya kira solusi ini tidak akan efektif, hanya short term," kata dia.

Puji menyampaikan polusi udara adalah sesuatu yang tanpa batas atau no boundaries. Sementara volume air pada water cannon terbatas. Karena itulah, penyemprotan menggunakan water cannon hanya akan mengurangi polusi untuk beberapa menit.

Pilihan Editor: Menkes Kritik Penyiraman Jalan oleh Pemprov DKI: Partikel PM2,5 Ada di Udara Atas, Bukan di Bawah

Berita terkait

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

1 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

2 hari lalu

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengklaim tidak sulit memberantas parkir liar

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

2 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Diisukan Jadi Menteri Keuangan, Budi Gunadi Malah Ingin jadi Menteri Penerangan

3 hari lalu

Diisukan Jadi Menteri Keuangan, Budi Gunadi Malah Ingin jadi Menteri Penerangan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka suara soal isu dirinya yang akan jadi menteri keuangan dalam kabinet pemerintahan baru

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesialis Gratis, Dapat Gaji Lagi

4 hari lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesialis Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

5 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 hari lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

6 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

7 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

7 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya