Sebab dan Kronologi Turun Perintah Tutup Permanen Pabrik Arang di Lubang Buaya

Reporter

Magang KJI

Jumat, 1 September 2023 16:40 WIB

Pabrik Areng Jalan Anggrek RT 04 RW 02, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur

TEMPO.CO, Jakarta - Tempat-tempat usaha pembuatan arang dari batok kelapa di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, diharuskan tutup permanen bukan hanya karena menyebabkan polusi udara. Seperti diketahui, data indeks standar pencemaran udara (ISPU) di kawasan Lubang Buaya yang terus terukur Tidak Sehat mendapat sorotan di tengah perkembangan kualitas udara Jakarta yang memburuk belakangan ini.

Lurah Lubang Buaya, Dede Saefullah, mengungkapkan ada dua alasan lain tempat-tempat usaha pembakaran arang itu harus ditutup perrmanen. Keduanya adalah ketiadaan izin usaha serta secara zonasi bukan peruntukan untuk industri. "Tiga alasan ini yang menjadi dasar penutupan pabrik arang rumahan di Lubang Buaya,” katanya saat ditemui, Kamis 31 Agustus 2023.

Dede menerangkan, lokasi tempat-tempat usaha itu berjarak sekitar 300 meter dari alat pemantau kualitas udara yang terpasang tepatnya di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya. Usaha pembakaran arang disebutnya sudah berada di sana sejak 1990-an, dari semula satu pengusaha dan kini terdata 10. "Hal ini yang menjadikan Cipayung khususnya Lubang Buaya selalu memiliki ISPU yang tergolong Tidak Sehat," kata Dede.

Hingga pada 23 Agustus lalu sebanyak lima petugas dari Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendatangi kantornya. Mereka mencari konfirmasi sumber emisi penyebab ISPU Lubang Buaya Tidak Sehat.

Menurut Dede, tim dari KLHK sebenarnya mengintruksikan pabrik arang tersebut tutup saat itu juga. Tapi pemerintahan setempat meminta ada tahapan selama sepekan dan diberikan kompensasi Rp 4,5 juta kepada para pengusahanya selama sepekan diminta tak beroperasi itu. Dalam sepekan itu pula dilakukan pemantauan setiap hari untuk melihat perubahan kualitas udara setelah tungku-tungku pembuatan arang itu tidak beroperasi.

Advertising
Advertising

Perajin arang batok kelapa di Jalan Anggrek RT 04/RW 02, Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis, 31 Agustus 2023. ANTARA/Syaiful Hakim

Tapi, belum juga sepekan, atau Senin 28 Agustus lalu, Dede diundang rapat oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kementerian KLHK di Kantor Dinas LH DKI di Cililitan. "Di dalamnya disampaikan ada penurunan (polusi udara) setelah pembakaran arang dihentikan. Walau tidak banyak tapi tetap menjadi sumber polusi," tuturnya.

Lurah Lubang Buaya itu melanjutkan, pada Selasa 29 Agustus diundang rapat kembali oleh Dinas LH DKI, dibahas ulang, dan kesimpulannya sama, yaitu harus ditutup. Disampaikan juga tidak ada kompensasi uang kerahiman dari DKI. Pada Rabu 30 Agustus, Dede bersama Camat Cipayung mengumpulkan para pengusaha arang dan pemilik tanah tempat usaha itu, menyampaikan keputusan rapat tersebut.

OHAN B. SARDIN

Pilihan Editor: Mediasi Gagal dan Tolak Tawaran Beasiswa, Orang Tua Bayi Tertukar Putuskan Buat Laporan Polisi

Berita terkait

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

4 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

7 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

14 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

14 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

16 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

17 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

17 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

17 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

22 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

27 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya