Heru Budi Beberkan Program Prioritas dalam Rancangan APBD DKI 2024: Atasi Banjir, Macet, Sampah

Selasa, 10 Oktober 2023 12:25 WIB

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai memberikan arahan kepada Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Balai Agung Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya

TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan sejumlah program prioritas yang anggarannya dialokasikan dalam Rancangan APBD DKI 2024. Menurut dia, pihaknya akan melanjutkan program penanganan banjir, macet, sampah hingga kemiskinan ekstrem.

Untuk mengimplementasikan ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan berkoordinasi dan melakukan sinkronisasi program dengan pemerintah pusat.

"Seperti sinkronisasi lokasi prioritas pengadaan tanah untuk percepatan pekerjaan konstruksi oleh Kementerian PUPR," kata Heru dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa, 10 Oktober 2023.

Dia menyebut penanganan banjir Jakarta akan sejalan dengan kebijakan yang termaktub dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) DKI 2023-2026. Caranya dengan membangun dan/atau revitalisasi sungai, danau, embung, dan waduk (SDEW); melaksanakan program pemeliharaan prasarana dan sarana pengendali banjir; serta pengembangan sistem pemantauan banjir.

“Selain itu, juga dilakukan peningkatan kapasitas sungai dengan melaksanakan pengerukan lumpur pada sungai-sungai besar,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Pada penanganan kemacetan, lanjut Heru, Pemprov DKI akan menyesuaikan ulang waktu siklus lampu lalu lintas. Tujuannya untuk menurunkan panjang antrean dan waktu tunda lalu lintas.

Upaya berikutnya adalah penataan parkir pada ruas jalan, memprioritaskan hak pejalan kaki dan pesepeda, mengganti bus konvensional menjadi bertenaga listrik demi mereduksi polusi udara, serta integrasi antarmoda transportasi publik.

“Kami juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk integrasi moda transportasi di Jakarta, sehingga dapat mendorong masyarakat beralih ke transportasi publik,” ucap Heru.

Lalu untuk penanganan sampah, tutur Kepala Sekretariat Presiden itu, Jakarta membutuhkan fasilitas pengolahan sampah yang bisa terbangun dalam waktu cepat, efektif, dan dapat mengolah sampah berkapasitas besar.

Dengan begitu, ketergantungan Pemprov DKI yang selama ini membuang sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sebanyak kira-kira 7.500 ton per hari dapat diminimalisasi.

Heru Budi berharap agar pengadaan fasilitas tersebut tidak membebani keuangan daerah, baik saat pembangunan maupun pengoperasian. Oleh karena itu, Pemprov DKI berencana membangun fasilitas pengolahan sampah menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF).

Saat ini, fasilitas RDF Plant telah terbangun di TPST Bantargebang. Fasilitas serupa rencananya bakal dibangun di kawasan Rorotan, Jakarta Utara untuk pengolahan sampah lebih kurang 2.500 ton per hari.

Pilihan Editor: Top 3 Metro: Dugaan Pemerasan Syahrul Yasin Limpo dan Penyerahan Uang, Jaksa Ogah Tanya ke Rocky Gerung

Berita terkait

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

2 hari lalu

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengklaim tidak sulit memberantas parkir liar

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

6 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

7 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

8 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

8 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

9 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

9 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

10 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Bicara Pentingnya Sosialisasi UU DKJ

10 hari lalu

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Bicara Pentingnya Sosialisasi UU DKJ

Heru Budi menegaskan bahwa perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur harus diterima dengan baik.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

12 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya