Omzet Penjual Atribut Kampanye di Pasar Senen Turun 50 Persen

Sabtu, 20 Januari 2024 08:06 WIB

Pedagang konveksi menunggu pembeli di Pasar Senen Blok III, Jakarta, Rabu 17 Januari 2024. Masa kampanye menjadi saat yang paling ditunggu para pengusaha konveksi. Namun pada kenyataanya justru Pemilu 2024 ini, omzet pedagang turun drastis. Masa kampanye Pemilu 2024 sudah dimulai. Biasanya beberapa bulan sebelum kampanye tiba, pesanan atribut partai untuk kepentingan kampanye membeludak. Layaknya yang dialami pada masa kampanye Pemilu 2019 lalu. Tapi tahun ini, pedagang konveksi gigit jari. Omzet usaha drop sampai 80 persen. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pedagang atribut kampanye di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat mengakui omzet pendapatannya menurun di masa kampanye Pemilu 2024. Meski kampanye sudah memasuki hari ke-53, Andi, salah satu pedagang, menyebut penurunan pendapatannya mencapai 50 persen.

"Kalau dibanding Pemilu 2019 yang bisa 100 persen, tahun ini turun 50 persen," katanya ketika ditemui di tokonya, Jumat, 19 Januari 2024. Ia mengatakan kejadian ini terjadi merata hampir di seluruh toko yang menjual atribut kampanye.

Dari pantauan Tempo di lokasi, beberapa toko atribut kampanye di Pasar Senen tutup lebih cepat. Ada juga yang masih sibuk mengemas pesanan ke dalam karung. Namun, jarang sekali tampak ada pembeli yang bertransaksi di puluhan toko atribut kampanye itu.

"Toko saya saja sudah dua minggu sepi, tidak ada pesanan," ujar Andi. Dia telah berjualan selama 15 tahun di Pasar Senen.

Macam-macam atribut kampanye ia sediakan untuk menyemarakkan pesta demokrasi ini. Mulai dari kaus partai, bendera partai, hingga kalender dan kartu nama untuk calon legislatif.

Advertising
Advertising

Pemilu 2024 ini, menurut dia, jadi yang terburuk bagi penjual atribut kampanye dibanding pemilu tahun 2014 dan 2019. "Sepi banget, paling minimal pesanan seribu untuk kaus, kalau bendera ratusan. Dua item itu yang paling banyak dipesan," ucap Andi.

Ia mengatakan pesanan mulai banyak datang ketika sudah ada penetapan nomor urut. Namun, menjelang berakhirnya masa kampanye justru tidak ada lagi pelanggan yang memesan.

"Makanya saya cetak sendiri aja 1-2 lusin, saya pajang. Kali aja ada rakyat yang beli," katanya.

Tak jauh beda, Rozi penjual atribut kampanye di Pasar Senen juga mengaku mengalami penurunan pendapatan di Pemilu 2024 ini. "Sebelum kampanye mulai itu sudah ada yang pesan. Tapi ketika udah mulai, sampai hari ini malah makin sepi," katanya.

Ia menilai penyebabnya karena kebanyakan caleg tidak lagi berani menggelontorkan dana besar untuk pengadaan atribut kampanye. Praktis, katanya, pemesan hanya berasal dari langganan saja.

"Jadi kami enggak bisa ambil untung banyak, biar langganan juga enggak kabur. Ada yang pesan saja syukur," ucapnya.

Pilihan Editor: Mahasiswi Tangisi Nasib RUU Perlindungan PRT, Anies Berikan Janjinya Ini

Berita terkait

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

18 jam lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Diprediksi Minim Diikuti Bapaslon Perseorangan, KPU Ungkap Penyebabnya

22 jam lalu

Pilkada 2024 Diprediksi Minim Diikuti Bapaslon Perseorangan, KPU Ungkap Penyebabnya

KPU tetap optimistis bakal pasangan calon (bapaslon) jalur perseorangan akan segera memenuhi persyaratan dukungan dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penjelasan KPU soal Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada

1 hari lalu

Penjelasan KPU soal Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan mengenai caleg terpilih Pemilu 2024 yang ingin ikut Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

3 hari lalu

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

Hakim MK Arief Hidayat mewanti-wanti KPU soal permasalahan Sirekap di pilkada 2024. Arief mencontohkan Sirekap juga sempat menjadi polemik dalam sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

3 hari lalu

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

MK akan memberi tahu kelengkapan tambahan yang dibutuhkan dari pemohon jika perkara mereka lanjut ke pembuktian berikutnya setelah dismissal.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

3 hari lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pola Kecurangan Pemilu Sudah Berubah, Kini Kembali Melibatkan Negara

4 hari lalu

Mahfud Md: Pola Kecurangan Pemilu Sudah Berubah, Kini Kembali Melibatkan Negara

Mahfud Md menyebut curangan pemilu saat ini bentuknya mirip dengan pemilu yang belangsung era Orde Baru, karena pemenang telah ditentukan.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

4 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta PDIP Ajukan Gugatan KPU ke PTUN

4 hari lalu

Fakta-fakta PDIP Ajukan Gugatan KPU ke PTUN

PDIP mengajukan gugatan ke PTUN karena menganggap KPU melakukan perbuatan melawan hukum.

Baca Selengkapnya

Konfirmasi Pemecatan 13 PPD di Papua Tengah, KPU: Kinerja Mereka Parah

4 hari lalu

Konfirmasi Pemecatan 13 PPD di Papua Tengah, KPU: Kinerja Mereka Parah

Idham menjelaskan bahwa KPU Papua Tengah sudah pernah diminta klarifikasi mengenai keterlambatan rekapitulasi suara di Kabupaten Puncak.

Baca Selengkapnya