Top 3 Metro: OPM Klaim Tembak Mati 1 Anggota TNI Saat Serang Kantor Bupati Intan Jaya Papua, Kisah Anggi Si Pembajak Paket Shopee

Rabu, 31 Januari 2024 07:54 WIB

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler metropolitan pada Rabu pagi ini dimulai dari pasukan TPNPB-OPM serang kantor Bupati Intan Jaya Papua dan klaim tembak mati satu anggota TNI. Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom menyatakan OPM siap perang hingga Papua merdeka.

Berita terpopuler lain adalah konflik antara pasukan TNI dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali pecah pada Kamis, 25 Januari 2024 pukul 16.00 WIT. Pasukan TNI disebut melakukan serangan terhadap markas OPM di Maybrat, Papua Barat, menggunakan bom mortar untuk menghancurkan markas pertahanan Wakil Panglima TPNPB-OPM Papua Barat itu.

Berita terpopuler ketiga adalah kisah Rembulan Fayza Putriku alias Anggi, pembajak paket Shopee Express, telah menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin siang. Mahasiswi kedokteran gigi yang melarikan 28 iPhone 14 Pro, Macbook, dan iPad senilai Rp 337.458.000 itu tak perlu membayar pengacara karena menggunakan penasihat hukum yang disediakan oleh Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Berikut 3 berita terpopuler kanal metropolitan pada Rabu, 31 Oktober 2024:

1. Pasukan TPNPB-OPM Serang Kantor Bupati Intan Jaya, Klaim Tembak Mati 1 Anggota TNI

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Komando Pertahanan Wilayah VIII Intanjaya kembali menyerang anggota militer Indonesia di Kantor Bupati Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Senin, 29 Januari 2024.

Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengklaim dalam serangan itu pihaknya telah membakar pos militer yang ada di Kantor Bupati Intan Jaya. Sebby juga mengatakan bahwa satu orang anggota TNI ditembak hingga tewas dalam serangan tersebut.

"Perang kembali meletus dan baku tembak berlangsung siang hari antara pasukan TPNPB dan personel militer dan polisi Indonesia," kata Sebby dalam keterangan tertulis, dikutip Tempo pada Selasa, 30 Januari 2024.

Penyerangan ini dilakukan di bawah Komando Panglima TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya Brigadir General Undius Kogeya, serta Wakil Panglima Apeni Kobogau dan staf operasi Lewis Koya.

Advertising
Advertising

Sebby menyatakan OPM siap perang hingga Papua merdeka. "Jadi kami minta warga sipil imigran yang ada di wilayah konflik ini segera dipulangkan ke kampung asal mereka," ujarnya.

TPNPB-OPM juga meminta agar aktivitas pemerintah di Kabupaten Intan Jaya dihentikan. Sebby menilai jika pemerintah Indonesia di wilayah itu dan TNI-Polri telah membohongi rakyat Papua Barat. Karena itu, menurut dia, TPNPB-OPM menolak adanya pemerintah Indonesia di tanah adat orang asli Papua.

Selanjutnya jejak konflik TNI vs OPM di Papua....

<!--more-->

2. Jejak Konflik TNI vs OPM di Papua, Terbaru Satu Prajurit TNI Diklaim Tewas Usai Serang Markas TPNPB

Konflik antara pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali pecah pada Kamis, 25 Januari 2024 pada pukul 16.00 WIT. Informasi tersebut disampaikan oleh juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambon yang mengatakan bahwa telah terjadi serangan terhadap markas kelompoknya di Maybrat, Papua Barat.

Sebby mengatakan, pasukan TNI menggunakan bom mortar untuk menghancurkan markas pertahanan Wakil Panglima TPNPB-OPM Papua Barat itu. Akibatnya, lima rumah mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.

“Tidak ada korban pihak TPNPB,” klaim Sebby Sambom melalui keterangan tertulis yang dibagikannya pada Ahad, 28 Januari 2024.

OPM juga mengklaim telah menembak mati satu anggota TNI sebagai perlawanan dari serangan bom yang menghancurkan markas TPNPB. “Justru yang korban adalah pihak militer Indonesia yaitu satu orang TNI yang berhasil ditembak mati oleh wakil komandan operasi Kodap IV Sorong Raya, yakni Letnan Satu Manfred Faten,” ujar Sebby.

Di sisi lain, kontak bersenjata juga dikabarkan terjadi di Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada 26 Januari 2024. Panglima Undius Kogeya mengklaim TPNPB Komando Daerah Pertahanan VIII Intan Jaya telah menyerang pos militer dan polisi. Namun, informasi itu dibantah oleh Kasatgas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno.

“Situasi Papua secara umum masih aman,” kata Bayu dihubungi Tempo melalui pesan singkat pada Ahad, 28 Januari 2024.

Lima rumah markas TPNPB-OPM di Maybrat, Papua Barat, hancur akibat diserang oleh TNI-Polri. Sumber: TPNPB-OPM

Bayu juga membantah klaim Panglima Undius Kogeya yang mengatakan ada anggota TNI ditembak mati oleh TPNPB pada 25 Januari 2024 di Titigi, Intan Jaya, belum dievakuasi. “Tidak ada jenazah TNI. Nihil (tidak ada korban),” kata Bayu.

Terbaru, Aparat TNI Satuan Tugas Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti berhasil menguasai markas TPNPB-OPM Kodap IV/Sorong Raya atau Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Manfred Fatem di Dusun Sagu, Aifat Timur Jauh, Kabupaten Maybrat - Papua Barat Daya.

Dansatgas Yonif 133/Yudha Sakti Letkol Inf Andhika Ganessakti dalam keterangan menjelaskan, pasukan yang terdiri atas dua tim Mobile Sakti pimpinan Sertu Dega Jandri Folanda dan Serda Dimas Nuhali Pardosi berhasil menguasai dan menduduki markas kelompok KKB pimpinan Manfred Fatem setelah beberapa hari melaksanakan patroli dan ambush (penyergapan).

“Ya memang berita ini benar, pasukan kami telah menguasai markas KKB,” kata Andhika seperti dikutip dari ANTARA.

Andhika mengungkapkan bahwa kelompok tersebut berhasil lolos dari sergapan pasukan TNI. Meski begitu, markasnya telah berhasil dikuasai dan sudah dihancurkan. Dalam operasi tersebut, pasukan Yudha Sakti juga mengamankan dan menyita sejumlah barang bukti. Mulai dari bendera, amunisi senjata api, teleskop, solar cell, dan lain sebagainya.

Lantas, bagaimana jejak konflik antara TNI dan kelompok OPM di Papua? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Jejak konflik TNI vs OPM

Berdasarkan Jurnal Ilmu Kepolisian yang berjudul ‘Upaya Indonesia Mencegah Konflik Papua dengan Pendekatan Mediasi Humanistik’, konflik di Papua telah terjadi sejak 1945, yakni pada awal kemerdekaan. Saat itu, terjadi perebutan atas wilayah Papua dengan melibatkan pemerintah Indonesia yang baru merdeka.

Pada 1965, terbentuklah Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang merupakan organisasi perlawanan terhadap pemerintah Indonesia. Adapun tujuan organisasi tersebut adalah untuk memerdekakan Papua dari kekuasaan Indonesia.

Hingga kemudian pada tahun 2002, dilakukan konferensi di Papua yang dipelopori oleh aktivitas-aktivitas kemanusiaan melalui Peace Conference in West Papua guna membicarakan masalah di Papua. Sejak saat itu, proses perjuangan kemerdekaan Papua beralih dari yang awalnya violent struggle menjadi nonviolent struggle.

Kehadiran OPM dan gerakan memerdekakan diri ini menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia. Berbagai kebijakan pun telah dilakukan untuk meredamnya. Sayangnya, hal tersebut belum bisa meredam konflik yang terjadi antara pemerintah melalui perantara TNI dengan OPM.

Adapun beberapa kebijakan untuk mengatasi konflik di Papua adalah mengizinkan pengibaran bendera kemerdekaan West Papua pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, pembentukan Majelis Rakyat Papua (PPA) dan mendorong penerapan UU Otonomi Khusus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, ada juga pembebasan tapol dan membuka akses bagi jurnalis asing untuk memasuki Papua yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan catatan Tempo, Kepolisian Daerah Papua pernah memetakan enam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini aktif melakukan gangguan keamanan di wilayah pegunungan Papua. Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menyebut enam kelompok KKB itu terdapat di wilayah Kabupaten Puncak, Intan Jaya, dan Nduga.

"Kelompok ini sebetulnya kelompok besar, namun yang aktif selama ini ada enam kelompok. Mereka melakukan aktivitas di daerah Ilaga dan Beoga Kabupaten Puncak, Sugapa Kabupaten Intan Jaya dan di daerah Nduga," kata Fakhiri di Timika, Ahad, 2 Mei 2021.

Konflik bersenjata ini ditengarai oleh adanya penolakan terhadap pembangunan patung Yesus Kristus di Distrik Sugapa oleh TPNPB-OPM. Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024 Ajun Komisaris Besar Bayu Suseno mengatakan penolakan pembangunan patung tersebut dilakukan dengan propaganda adanya bahan peledak di dalam patung tersebut.

“Mereka juga membuat propaganda bahwa Blok Wabu akan dibuka untuk area tambang,” kata Bayu.

Adapun juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom membantah tudingan milisinya disebut membuat propaganda perihal adanya bahan peledak dalam pembangunan patung Yesus Kristus ataupun pembukaan Blok Wabu untuk area tambang.

Dia menegaskan bahwa itu semua fakta, bukan propaganda. “Mereka para TNI-Polri ingin memusnahkan kami di Sugapa,” kata Sebby. “Mereka juga ingin membuka Blok Wabu untuk mencuri sumber daya milik orang Papua,” tambahnya.

Selanjutnya kisah Anggi, mahasiswi kedokteran gigi yang membajak paket Shopee Express...

<!--more-->

3. Kisah Anggi Si Pembajak Paket Shopee Express, Hanya Didampingi Penasihat Hukum dari Posbakum

Rembulan Fayza Putriku alias Anggi, mahasiswi pembajak paket Shopee Express, menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin siang.

Dengan ekspresi wajah datar, gadis yang biasa disapa Anggi itu pun perlahan mengenakan rompi oranye sambil merapikan diri. Di bagian punggung rompi itu tertulis "Tahanan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan".

Bersama rekan yang membantunya membajak paket, Rajiv Gandhi, Anggi dibawa oleh petugas kejaksaan dari ruang tunggu tahanan menuju Ruang Sidang 1 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sebuah borgol membelenggu tangan kanan Anggi dan tangan kiri Rajiv saat mereka berdua menuju kursi pesakitan pada Senin, 29 Januari 2024.

Terdakwa pembajakan paket Shopee ini adalah mahasiswi kedokteran gigi Universitas Sriwijaya. Perempuan berusia 20 tahun asal Magelang, Jawa Tengah itu menjadi terdakwa karena membajak dan membawa kabur 28 perangkat elektronik produk Apple, yang terdiri dari iPhone 14 Pro, Macbook, dan iPad senilai Rp 337.458.000.

Tindakan kriminal itu dilakukannya bersama Rajiv, pria berusia 27 tahun asal Serang, Banten yang tak memiliki pekerjaan tetap.

Dua pelaku pembajakan paket Shopee Express, Rembulan Fayza Putriku alias Anggi (kanan) dan Rajiv Gandhi (kiri), menghadiri sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto

Saat tiba di ruang persidangan pukul 14.40, Anggi dan Rajiv mulai melepas rompi oranye mereka. Keduanya duduk bersamaan persis di depan majelis hakim.

Persidangan akhirnya dimulai meski penasihat hukum Anggi dan Rajiv tak kunjung tiba. Bagian awal sidang pembacaan dakwaan oleh penuntut umum pun dilakukan tanpa kehadiran penasihat hukum Anggi dan Rajiv.

Sebelum dakwaan dibacakan, majelis hakim meminta agar Anggi dan Rajiv menyimak baik-baik sambil menunggu penasihat hukum. Ketua majelis hakim juga mengingatkan bahwa Anggi dan Rajiv tak perlu khawatir soal bayaran pengacara karena penasihat hukum itu disediakan oleh Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Di tengah pembacaan dakwaan, penasihat hukum Anggi-Rajiv pun tiba di pintu ruang sidang. Usai memakai toga, sang pengacara negara itu pun menyusul masuk ke arena persidangan.

Jaksa Penuntut Umum Andi Jaya Aryandi melayangkan dakwaan alternatif atau dakwaan yang disusun secara berlapis. Anggi-Rajiv dijerat Pasal 32 ayat (2) jo Pasal 48 ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 363 ayat (1) ke 4 KUHP subsider Pasal 30 ayat (1) jo Pasal 46 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Setelah dakwaan selesai dibacakan, ketua majelis hakim mempersilakan Anggi dan Rajiv untuk berdiskusi dengan penasihat hukum mengenai pengajuan eksepsi atau keberatan. Namun penasihat hukum kedua terdakwa pembajakan dan penggelapan paket Shopee itu mengarahkan mereka untuk tidak mengajukan keberatan.

Pilihan Editor: Cerita Aiman Witjaksono saat HP Disita Polisi dan Khawatir Identitas Narasumber: Tahan Saja Saya



Berita terkait

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide, Bawa Ponsel Milik Korban

15 menit lalu

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide, Bawa Ponsel Milik Korban

Satgas Damai Cartenz menangkap terduga pembunuh Danramil Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey itu pada Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 10.40 WIT.

Baca Selengkapnya

Jaringan Komunikasi di Pogapa Terputus, TPNPB-OPM Sebut Warga Mengungsi

11 jam lalu

Jaringan Komunikasi di Pogapa Terputus, TPNPB-OPM Sebut Warga Mengungsi

Warga Nabire tak bisa berkomunikasi dengan keluarganya di Pogapa setelah TNI-Polri datang menggunakan tiga helikopter menjemput jenazah Alexsander.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tuding Serangan Udara Bakar 3 Rumah Warga Sipil di Kampung Pogapa, Ini Kata TNI

15 jam lalu

TPNPB-OPM Tuding Serangan Udara Bakar 3 Rumah Warga Sipil di Kampung Pogapa, Ini Kata TNI

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas pembakaran tiga rumah warga sipil di Kampung Pogapa itu.

Baca Selengkapnya

Aktivis Papua Apresiasi Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Berhasil Pertahankan Situasi Kondusif

19 jam lalu

Aktivis Papua Apresiasi Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Berhasil Pertahankan Situasi Kondusif

Aktivis itu berharap kerja sama masyarakat dan aparat keamanan terus ditingkatkan guna menciptakan lingkungan aman dan damai bagi semua warga Papua.

Baca Selengkapnya

TNI Klaim Tembak Anggota TPNPB-OPM, Amankan Kampung Pogapa Papua Tengah

20 jam lalu

TNI Klaim Tembak Anggota TPNPB-OPM, Amankan Kampung Pogapa Papua Tengah

TNI menyatakan berhasil mereduksi kekuatan OPM kelompok Afrianus Bagubau dan Keny Tipagau.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Serangan Militer di Sugapa Intan Jaya Hari Ini, Ada Helikopter dan Rentetan Tembakan

20 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Serangan Militer di Sugapa Intan Jaya Hari Ini, Ada Helikopter dan Rentetan Tembakan

Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim helikopter dalam video itu menghujani Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, dengan peluru.

Baca Selengkapnya

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

1 hari lalu

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

1 hari lalu

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

TPNPB-OPM, menjelaskan soal penyerangan markas Kepolisian Sektor Homeyo di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, sebagai perang gerilya.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

1 hari lalu

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

1 hari lalu

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.

Baca Selengkapnya