Komnas HAM Ungkap Banyak Kondisi TPS Tak Sehat: Konsumsi Gorengan, Kopi Berlebihan dan Asap Rokok

Kamis, 22 Februari 2024 10:16 WIB

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro (tengah), Komisioner Komnas HAM sekaligus Ketua Tim Pemantauan Pemilu 2024 Pramono Ubaid Tanthowi (kanan), dan Komisoner Komnas HAM Saurlin Siagian (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Berdasarkan pantauan pada penyelenggaraan Pemilu 2024 di 14 provinsi, Komnas HAM menemukan sejumlah pelanggaran HAM ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Pemilu dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM, Pramono Ubaid Tanthowi menuturkan, bahwa Komisi Pemilihan Umum atau KPU selaku penyelenggara pemilu telah gagal dalam membuat kebijakan, yang berkenaan dengan pengurangan beban kerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

"KPU tidak berhasil membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja KPPS, sehingga mereka bekerja melebihi beban kerja yang wajar," kata Pramono di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 21 Februari 2024.

Menurut anggota Komisi Pemilihan Umum periode 2017-2022 ini, mayoritas petugas KPPS terpaksa begadang dua malam dan dua hari menjelang hari pemungutan suara. Ia mengatakan, bahwa perubahan kebijakan penyalinan formulir C-Hasil dari manual menjadi elektronik, ternyata gagal menurunkan durasi waktu kerja petugas KPPS.

Akibatnya petugas tersebut mengalami kelelahan hingga menyebabkan jatuh sakit bahkan meninggal. Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan dan KPU, per 21 Februari 2024, tercatat sebanyak 3.909 petugas pemilu mengalami sakit dan 71 petugas pemilu meninggal dunia. Penyebab utamanya diduga karena kelelahan dan komorbid penyakit.

Wakil Ketua Bidang Internal Komnas HAM ini juga menilai, bahwa lingkungan TPS secara umum masih tidak sehat. Hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya makanan ringan berupa gorengan, minuman kopi yang berlebihan, serta asap rokok. Akibatnya, kesehatan petugas pemilu menjadi terancam.

Advertising
Advertising

Selain soal beban kerja, Pramono menilai jika KPU tidak membekali petugas KPPS pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi situasi darurat di TPS. Hal ini disebabkan karena KPU selaku penyelenggara pemilu tidak memasukkan materi Bantuan Hidup Dasar atau Basic Life Support sebagai bagian dari Bimtek KPPS.

Ia mengungkapkan, bahwa Materi Bimtek KPPS hanya berfokus pada proses pemungutan dan penghitungan suara, khususnya tata cara Sirekap. Padahal, katanya, materi Bantuan Hidup Dasar itu telah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan untuk dimasukkan sebagai bagian dari Bimtek KPPS.

Pramono menyebut, jika KPU sebenarnya telah mengirimkan surat edaran tentang panduan penanganan situasi darurat, tertanggal 10 Februari 2024. "Tetapi hampir tidak ada jajaran KPU di daerah yang mengetahui surat tersebut," ujar Ketua Bawaslu Banten itu.

Pilihan Editor: Komnas HAM Temukan Fakta Aparatur Negara Mengarahkan Jajaran dan Masyarakat Memilih Capres-Cawapres Tertentu

Berita terkait

MK Putus 155 Perkara Sengketa Pileg Hari Ini

6 jam lalu

MK Putus 155 Perkara Sengketa Pileg Hari Ini

Sidang dismissal sengketa pileg ini akan dibacakan di Gedung MK 1, Jakarta Pusat mulai pukul 08.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ungkap Pelantikan Presiden Belum Sesuai Amanat UUD 1945

9 jam lalu

Ketua MPR Ungkap Pelantikan Presiden Belum Sesuai Amanat UUD 1945

Bamsoet, mengatakan MPR belum sepenuhnya menjalankan Undang-Undang Dasar 1945 dalam pelantikan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Jelang Pemutakhiran dan Penyusunan Daftar Pemilih Pilkada 2024, Bawaslu Lakukan Ini

17 jam lalu

Jelang Pemutakhiran dan Penyusunan Daftar Pemilih Pilkada 2024, Bawaslu Lakukan Ini

Bawaslu meminta pengawas pemilu berkoordinasi di setiap tingkatan kepada KPU serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum KPU Disebut Jadi Ahli Anwar Usman di PTUN, Perludem Sebut Ada Potensi Konflik Kepentingan

22 jam lalu

Kuasa Hukum KPU Disebut Jadi Ahli Anwar Usman di PTUN, Perludem Sebut Ada Potensi Konflik Kepentingan

Perludem menyebut ada potensi konflik kepentingan karena kuasa hukum KPU disebut menjadi ahli yang dihadirkan eks Ketua MK Anwar Usman di PTUN.

Baca Selengkapnya

KPU Bahas Aturan Pencalonan, Pastikan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

KPU Bahas Aturan Pencalonan, Pastikan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju di Pilkada 2024

Komisi II DPR telah menyetujui dua Rancangan PKPU tentang penyelenggaraan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Nasdem dan Gerindra Berkoalisi Usung Petahana Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang

2 hari lalu

Nasdem dan Gerindra Berkoalisi Usung Petahana Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang

Bakal calon bupati pendamping Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang akan ditentukan oleh Gerindra.

Baca Selengkapnya

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

3 hari lalu

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Hugua usulkan politik uang atau money politics dilegalkan. Apa sebab politik uang eksis di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

3 hari lalu

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

Anggota Komisi II DPR yang juga Kader PDIP, Hugua usulkan politik uang dalam Pemilu dilegalkan. Bagaimana regulasi money politics dan sanksinya?

Baca Selengkapnya

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

3 hari lalu

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

Pakar hukum tata negara Feri Amsari merespons gaya hidup pejabat KPU yang sempat disindir DPR, yakni menyewa private jet hingga bermain wanita.

Baca Selengkapnya

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

4 hari lalu

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

Politikus Partai Demokrat Dede Yusuf lebih memilih menjadi anggota DPR RI dibanding maju Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya