Derita Mahasiswa Haluoleo Korban TPPO Magang Ferienjob: Bisa Jadi Gembel di Jerman Jika Tak Ada Teman

Selasa, 26 Maret 2024 19:06 WIB

Kampus Universitas Haluoleo, Kendari (dok. Infokampus.net)

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa peserta program magang ferienjob di Jerman, Asep Jumawal, bercerita sempat menganggur selama satu bulan usai kontraknya diputus. Ia pun terpaksa tinggal menumpang di apartemen rekannya demi bisa bertahan hidup di negeri orang.

Kontrak kerja mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo itu diputus oleh agen penyalur kerja, Brisk United Gmbh. "Pada saat pemutusan kerja itu kami justru dikasih surat yang isinya tertulis kami yang meminta pemutusan kontrak," kata Asep kepada Tempo melalui sambungan telepon, Selasa, 26 Maret 2024.

Cerita perantauan Asep ke Jerman berawal dari kampus. Pertama mereka mengikuti sosialisasi di kampus pada Mei 2023. Asep tertarik karena dijanjikan pekerjaan sesuai bidang keilmuannya di bidang elektro.

Ia dan empat rekannya lalu pergi ke Jakarta menumpang Kapal Dolloronda dari Pelabuhan Murhum, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara pada 16 Agustus 2023. Tiga hari berikutnya Asep dan kawannya tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Asep menghabiskan waktunya di Jakarta selama dua bulan untuk mengurus dokumen-dokumen pendukung keberangkatan ke Jerman. Ia juga berutang Rp 23 juta ke PT Sinar Harapan Bangsa atau PT SHB untuk pembelian tiket pesawat. PT SHB merupakan perusahaan agensi yang melakukan kerja sama dengan sejumlah universitas di Indonesia dalam program ferienjob ini.

Advertising
Advertising

Asep akhirnya menginjakkan kakinya di Jerman pada 10 Oktober 2023. Mulanya ia terbilang beruntung karena keesokan harinya langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan logistik, Mode Logistic di Poensgenstraße 27, di Langenfeld. Ia menuturkan banyak peserta ferienjob yang harus menunggu pekerjaan hingga satu bulan sejak tiba di Jerman.

Namun, pekerjaan yang dilakukan Asep rupanya tidak selaras dengan program studinya. Bukannya bekerja di bidang teknik elektro, ia justru menjadi petugas kebersihan di Mode Logistic.

"Karena sudah di Jerman, mau tidak mau harus terima kenyataan," tutur Asep. Ia mengaku saat masa sosialisasi di kampus mahasiswa dijanjikan ditempatkan di bidang kerja sesuai jurusan.

Selama bekerja di Mode Logistic, Asep tinggal di Apartemen Zimmer Zentrum Ilazi di Hochstraße 33, Kota Leichlingen, North Rhine-Westphalia. Di sini, ia hidup sekamar bersama tiga rekannya dari Universitas Tadulako dan Universitas Jambi. Pekerjaan mereka di Mode Logistic itu beres pada 30 November 2023.

Agen Penyalur Minta Asep dkk Pindah dari Apartemen, Kontrak Diputus

Begitu kontrak kerjanya selesai di Mode Logistic, Asep menuturkan Brisk United Gmbh meminta ia pindah dari apartemen Zimmer Zentrum. Ia dan sejumlah rekannya dipindahkan ke apartemen Monteurwohnung di Mönchengladbach-Mülgaustr.

Asep dan sejumlah mahasiswa magang lain dipanggil dan dijanjikan diberikan pekerjaan baru. Dia sempat diwawancarai bersama tujuh peserta ferienjob lain pada 3 Desember 2023. Namun nasibnya tak menentu. Hingga 5 Desember 2023 mereka telantar di Monteurwohnung di Mönchengladbach.

Lalu Asep dan lima rekan lain memutuskan mendatangi kantor Brisk untuk menanyakan pekerjaan baru untuk mereka. Salah seorang di Brisk mengatakan tak ada lagi lowongan kerja. "Tapi ternyata di perusahaan yang dijanjikan itu sudah ada pekerja baru. Ada satu teman saya kerja di situ," ujar dia.

Alasan lain dari Brisk, ucap Asep, perusahaan belum membutuhkan tenaga kerja baru. "Kami tanya, kira-kira kami mau dikemanakan kalau tidak kerja?" kata Asep mengenang percakapannya dengan orang Brisk.

Saat itu pihak agen ini menyebutkan satu lokasi kerja untuk mereka. Namun, tidak ada fasilitas transportasi untuk menuju ke lokasi tersebut.

Pihak dari Brisk, tutur Asep, malah menyodorkan surat pemutusan kerja. Membaca isi surat itu, Asep bersama dua mahasiswa Universitas Tadulako, satu mahasiswa Universitas Jambi, dan dua mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), tersentak.

Surat itu berisi pemutusan kerja atas permintaan mereka. "Kami minta isi surat itu diganti, bahwa pemutusan atas kesepakatan dua pihak," ujarnya. "Kami sempat bersitegang dengan pihak Brisk."

Setelah insiden itu, Asep lantas kembali ke apartemen. Keesokan harinya dia hengkang dari Monteurwohnung. Naik kereta dan mencari tempat bernaung lain. Dia berhenti di apartemen temannya di Munchener Str. 128, Findorf, Bremen.

Selama sebulan terakhir ia menganggur. "Kalau tidak ada teman mungkin saya jadi gembel di Jerman," ucap mahasiswa ferienjob itu. Asep bahkan mengakui menyesal atas perjalanannya ke Jerman.

Bukannya untung, menurut Asep, selama di mengikuti magang ferienjob Jerman ia justru menghabiskan uang hingga Rp 50 juta.

Sebelumnya, setiap pulang kerja, Asep berdiskusi dengan rekan sesama ferienjob. Mereka saling menanyakan alasan kedatangan mereka di Jerman. "Kenapa kita bisa dipekerjakan di tempat begini?" tutur dia, mengenang masa melalang buana di Jerman. "Tapi mau gimana, kita pasrah saja," kata kakak dari dua bersaudara itu.

Pilihan Editor: Dugaan TPPO Modus Ferienjob, Alasan Universitas Lampung Berangkatkan 16 Mahasiswa ke Jerman

Berita terkait

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

5 jam lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

7 jam lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

11 jam lalu

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

Apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah masih harus membayar UKT atau SPP per semester?

Baca Selengkapnya

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

13 jam lalu

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

BEM UNS menyampaikan 8 tuntutan terkait kenaikan biaya kuliah.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

13 jam lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

17 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

1 hari lalu

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

Menurut BEM Unri, ada sekitar 150 mahasiswa dan calon mahasiswa baru yang kesulitan membayar UKT.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

1 hari lalu

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

Aliansi BEM se-UI mengangkat kartu hitam dalam sidang terbuka LPJ Rektor UI, Ari Kuncoro pada Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kisruh UKT Mahal, Dirjen Diktiristek Sebut Tidak Ada Kenaikan UKT

1 hari lalu

Kisruh UKT Mahal, Dirjen Diktiristek Sebut Tidak Ada Kenaikan UKT

Kemendikbudristek menegaskan tidak ada kenaikan uang kuliah tunggal (UKT), melainkan penambahan kelompok tarif dan rekonfigurasi kelas UKT.

Baca Selengkapnya

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

1 hari lalu

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

Sebanyak 65 persen program studi di sejumlah fakultas di UGM mengalami kenaikan besaran uang kuliah tunggal atau UKT.

Baca Selengkapnya