TNI-Polri Diduga Desak Pasien Kosongkan RSUD Paniai

Minggu, 26 Mei 2024 15:08 WIB

Aparat gabungan TNI-Polri memantau situasi serangan TPNPB-OPM yang membakar 12 kios dan bangunan sekolah di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Rabu, 21 dan 22 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Paniai, Provinsi Papua Tengah, dipaksa mengosongkan ruang rawat. Pemakasaan meninggalkan ruang rawat itu dilakukan oleh aparat TNI-Polri sejak dua hari lalu. Hari ini, Ahad, 26 Mei 2024, keluarga telah membawa pasien keluar dari rumah sakit.

"RSUD Paniai (dipaksa) dikosongkan. Pasien semua dibawa keluar dan rumah sakit dikuasai TNI-Polri," kata Wim Wone Kogoya melalui aplikasi perpesanan pada Ahad, 26 Mei 2024. Menurut dia, dua hari lalu, Jumat, 24 Mei lalu, seluruh pasien dikumpulkan ke satu ruangan. Upaya negosiasi pihak rumah sakit dengan aparat TNI-Polri buntu.

"Masyarakat yang sakit du RSUD Paniai dua hari lalu, ditampung di satu tempat. Lalu masuk anggota TNI-Polri menguasai rumah sakit," ujar Wim. Selanjutnya pada jam 07.23 WIT, seluruh pasien dan keluarganya dikeluarkan.

Dia menjelaskan, saat ini aparat TNI-Polri langsung memerintahkan seluruh keluarga mengangkut pasien untuk dirawat di rumah sakit lain. Pasien dengan penyakit berat diberikan surat rekomendasi dirawat di rumah sakit di Deiyai, Dogiyai, dan Nabire. "Pasien yang sakitnya ringan dirawat di rumah masing-masing," tutur dia.

Kabar yang Wim terima, saat itu aparat TNI-Polri beralasan pengosongan rumah sakit itu diminta oleh atasan mereka di pusat. "Kami ini ikuti perintah langsung dari pusat," tutur Wim, menirukan ucapan TNI-Polri yang dia dengar dari keluarganya Paniai.

Advertising
Advertising

Juru bicara Manajemen Markas Pusat Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengutuk tindakan aparat TNI-Polri yang memaksa pasien keluar dari RSUD Paniai di Jalan Raya Madi, Paniai Timur, Paniai. "Itu biadabnya TNI di Papua," kata Sebby melalui aplikasi perpesanan, siang ini.

Dalam sebuah video pendek yang diterima Tempo, terlihat sejumlah pasien masih berbaring di ranjang rawat. Tampak seorang bayi dengan kepala terlilit selang empus. Dia menggeliat di atas ranjang. Di ranjang lain, ada seorang bocah dengan tangan kanan dibalut perban putih dalam posisi terbaring. Juga tampak orang dewasa masih terbaring dengan kelilingi keluarga mereka yang berjaga di dekat ranjang.

"Ini adalah pasien emergensi yang tak bisa bergerak, tidak bisa makan, minum dipulangkan," kata seorang pria dalam rekaman video durasi 48 detik. Gambar bergerak itu merekam kondisi pasien dalam ruang rawat.

Sejumlah foto dan video yang diperoleh Tempo, memperlihatkan suasana keluarga dan pasien dikeluarkan dari rumah sakit. Dalam video 6 detik, tampak seorang pria berjalan sambil menggendong seorang bayi. Dia dibantu seorang perawat dengan menenteng tabung oksigen dengan selang terhubung ke tubuh bayi itu. Ketiga orang ini berjalan menuju halaman rumah sakit.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Ignatius Benny Ady Prabowo belum menanggapi kabar perihal desakan TNI-Polri agar pasien mengosongkan RSUD Paniai. Dia hanya membaca pesan yang dikirimkan ke nomor teleponnya. Pesan itu tercentang dua warna biru.

Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2024 Komisaris Besar Faizal Ramadhani enggan mengomentari dugaan pengusiran pasien dari RSUD Paniai tersebut. "Mungkin bisa langsung dengan Kapolres Paniai yang posisinya ada di sana langsung," kata Faizal dalam pesan singkat, Ahad, 26 Mei 2024.

Pilihan Editor: Kapolres Bantah Kabar TNI-Polri Usir Pasien RSUD Paniai

Berita terkait

TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

15 jam lalu

TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

Sebby mencurigai Egianus Kogoya dan milisinya telah menerima suap dari Edison Gwijangge untuk membenaskan Philip Mark Mehrtens.

Baca Selengkapnya

Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

21 jam lalu

Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

Ada 2.652 korban dari diskriminasi terhadap warga Papua sepanjang November 2014 hingga Desember 2023.

Baca Selengkapnya

IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

2 hari lalu

IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

YouTuber IShowSpeed berpamitan dari siaran langsungnya di Asia Tenggara. Siaran langsung di Indonesia mencetak sejarah.

Baca Selengkapnya

Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

2 hari lalu

Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengusulkan agar Australia bisa mendukung pengelolaan lahan rawa 2 juta hektare untuk program cetak sawah.

Baca Selengkapnya

Hal-hal yang Mengemuka Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air

2 hari lalu

Hal-hal yang Mengemuka Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air

Meski pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah dibebaskan, persoalan tak serta-merta selesai di Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

2 hari lalu

Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

MA menolak kasasi yang diajukan oleh jaksa dalam perkara 'Lord Luhut' dengan terdakwa dua aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti

Baca Selengkapnya

Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

3 hari lalu

Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

Pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, bisa menjadi langkah awal pemerintah mengakhiri konflik di tanah Papua.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

3 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

Keberhasilan membebaskan pilot Susi Air dianggap mesti menjadi preseden bagi pemerintah, khususnya TNI-Polri, dalam penanganan konflik di Papua.

Baca Selengkapnya

Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

3 hari lalu

Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

Kemenangan ini tidak hanya mengakhiri proses hukum terhadap mereka, tapi juga membuka kembali isu dugaan conflict of interest Luhut di Papua.

Baca Selengkapnya

Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

3 hari lalu

Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

Sosok Martias Fangiono diduga menjadi aktor dibalik proyek swasembada tebu Pemerintahan Jokowi yang babat hutan di Papua.

Baca Selengkapnya