2 Tahun Lalu Gempar Pembunuhan Brigadir Yosua di Tangan Atasannya, Motif Ferdy Sambo dan Gerombolannya
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Senin, 8 Juli 2024 17:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 8 Juli 2022 lalu atau genap dua tahun, Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas di tangan atasannya, Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kala itu, kasus yang kemudian disebut sebagai Pembunuhan Brigadir J ini menuai banyak perhatian. Tak hanya di Tanah Air, tapi juga masyarakat internasional.
Kabar kematian Brigadir Yosua baru diumumkan Polri tiga hari setelahnya pada 11 Juli 2022. Polisi menyatakan Brigadir J tewas gara-gara baku tembak dengan Richard Eliezer alias Bharada E. Keduanya sama-sama ajudan Ferdy Sambo. Kejadiannya berlaku di rumah dinas Kadiv Propam Polri itu, di Duren Tiga Pancoran.
Seiring berjalannya kasus, penyebab kematian Brigadir J yang sebenarnya, akhirnya terungkap. Polisi militer itu mati dibunuh oleh atasannya sendiri, Ferdy Sambo. Satu demi satu fakta terungkap, mulai dari motif, rencana, eksekusi, sabotase barang bukti skenario palsu, terbongkarnya kasus, hingga penegakan hukum.
Berikut kilas balik Pembunuhan Brigadir J ini:
Motif pembunuhan Brigadir J
Berdasarkan pengakuan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, pembunuhan Brigadir J dipicu kejadian di Magelang, Jawa Tengah. Brigadir J disebut melakukan pelecehan terhadap dirinya. Saat itu Ferdy Sambo pulang lebih dulu ke Jakarta pada Kamis, 7 Juli, menggunakan pesawat.
Pemeriksaan terhadap Putri sedikit mengungkap sepotong peristiwa di Magelang. Menurut Putri, seperti dituturkan dua sumber polisi, di rumah Magelang, asisten rumah Kuwat Maruf bersitegang dengan Brigadir J lantaran memergokinya berduaan dengan Putri. Ajudan Ferdy Sambo lainnya, Ricky Rizal disebut sampai menyita senjata laras panjang dan pistol HS-9 Brigadir J.
Kecanggungan akibat ketegangan di rumah Magelang terjadi sepanjang perjalanan pulang ke Jakarta, Jumat, 8 Juli. Brigadir J, yang biasanya menjadi sopir Putri, naik mobil lain bersama Ricky. Putri menumpang mobil yang dikemudikan Kuwat bersama Bharada E dan asisten ramah tangga, Susi.
Rencana pembunuhan Brigadir J
Begitu tiba di rumah di Jalan Saguling, Jakarta, Putri Candrawathi menceritakan kejadian pelecehan itu kepada suaminya. Dalam kesaksiannya pada sidang Rabu, 30 November 2022, Bharada E menceritakan, sepulang dari Magelang ia dipanggil Ricky Rizal atas perintah Ferdy Sambo naik ke lantai tiga rumah Saguling. Saat itu Brigadir J, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf ada di lantai bawah.
Saat ditemui, Ferdy Sambo menanyakan apakah dirinya mengetahui peristiwa yang menimpa Putri di Magelang. Bharada E mengaku tidak tahu. Di tengah percakapan itu Putri Candrawathi datang dan duduk di samping Ferdy Sambo. Menurut pengakuan Bharada E, Ferdy Sambo sempat menangis sembari menceritakan bahwa istrinya telah dilecehkan Brigadir J.
“Tidak lama kemudian Ibu PC datang dan duduk di samping Pak FS di sofa panjang. Baru dia bilang, nangis, Yang Mulia. ‘Yosua sudah melecehkan Ibu’. Saya kaget karena posisinya kami yang ajudan yang ada di Magelang saat itu,” kata Richard saat menjadi saksi mahkota terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
“‘Kurang ajar ini, kurang ajar, dia sudah tidak menghargai saya. Dia menghina martabat saya’. Dia (Ferdy Sambo) bicara sambil emosi, mukanya merah. Jadi setiap habis bicara, dia ada sisi diam untuk nangis. Baru dia ngomong ‘mati anak ini’,” kata Bharada E menuturkan ulang perkataan Ferdy Sambo.
Atasannya itu lantas memberi perintah untuk menembak Brigadir J. “Nanti kau yang tembak Yosua ya karena kamu yang tembak Yosua, saya yang akan bela kamu. Kalau saya yang tembak, tidak ada yang bela kita.”
Selanjutnya: Eksekusi pembunuhan Brigadir J