Pedagang Pasar Sunan Giri Buka Paksa Segel Toko Mereka

Reporter

Editor

Sabtu, 19 Juni 2010 14:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pedagang di Pasar Sunan Giri, Rawamangun, Jakarta Timur memaksakan untuk membuka toko-toko mereka yang disegel oleh PD Pasar Djaya, Sabtu (19/6). Sebanyak 16 pedagang berupaya membuka paksa toko mereka yang sudah disegel sejak Rabu lalu. "Ini harus dihentikan, PD Pasar Djaya sedang merampok," kata M. Santosa, salah satu pedagang di Pasar Sunan Giri.

Pedagang yang tokonya ditutup berupaya membuka paksa tokonya, namun dihalangi oleh petugas keamanan pasar. Mereka akhirnya membuat suara gaduh dengan mengetuk-ngetukkan kaleng atau menggedor pintu toko agar toko bisa segera dibuka. "Kami harus cari makan, ayo buka tokonya," teriak para pedagang.

Masalah ini bermula dari penolakan para pedagang untuk membayar kompensasi hak pakai toko mereka. Mereka menolak untuk membayar perpanjangan hak pakai yang dinyatakan telah kadaluarsa pada tahun 2008 lalu. "Kami membeli toko ini pada tahun 1978 lalu, mengapa kami harus membayar untuk membeli lagi," kata Santosa.

Dengan adanya ketentuan semacam itu, sebanyak 88 toko di pasar yang dikenal sebagai pusat tekstil itu menggugat PD Pasar Djaya. Kuasa hukum para pedagang, Syafri Noer, menyatakan bahwa gugatan kini telah didaftarkan ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. "Kita sedang banding," katanya. Sebelumnya, gugatan perdata sudah pernah diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan Pengadilan Tata Usaha Negara. "Keduanya saling melempar kewenangan, dan akhirnya kita mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi," ujar Syafri.

Santosa, yang berdagang di dua toko, menyatakan dia sudah membeli toko sejak tahun 1978. "Toko sudah menjadi hak milik kami, tetapi tiba-tiba PD Pasar Djaya menetapkan bahwa bayaran itu sebagai hak pakai dengan jangka waktu 20 tahun," katanya. Menurutnya, hal itu berdasar pada peraturan daerah tahun 1984 yang menetapkan hak sewa terhadap toko di pasar. "Seharusnya hal itu tidak bisa diberlakukan untuk kami, makanya kami menggugat" katanya.

Advertising
Advertising

Penyegelan di Pasar Sunan Giri, Rawamangun, kali ini bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya, para pedagang yang menolak untuk membayar perpanjangan hak pakai atau hak guna bangunan juga pernah disegel pada 2008 lalu. "Ini memang bukan yang pertama kalinya," kata kuasa hukum para pedagang, Syafri Nur, saat ditemui di area pasar, Sabtu (19/6).

Sama seperti saat ini, penyegelan dilakukan terhadap toko-toko yang enggan membayar perpanjangan. Berdasarkan Keputusan Gubernur No. 6 tahun 1992 tentang Hak Penggunaan Bangunan Pasar diberlakukan jangka waktu maksimal 20 tahun untuk hak guna bangunan per toko. Dengan pemberlakuan seperti itulah, para pedagang yang belum membayar disegel tokonya. "Padahal kami sudah membeli toko ini dulu," kata M. Santosa, salah satu pedagang.

Pedagang pasar Sunan Giri yang tokonya disegel kini sudah diperbolehkan untuk membuka tokonya. Mereka mengharapkan agar Kepala Pasar Sunan Giri mau menemui mereka untuk menyelesaikan masalah ini.

EZTHER LASTANIA

Berita terkait

3 Fase Kenaikan Permintaan yang Bakal Pengaruhi Harga Pangan Saat Ramadan

15 Maret 2021

3 Fase Kenaikan Permintaan yang Bakal Pengaruhi Harga Pangan Saat Ramadan

Setidaknya terdapat tiga fase kenaikan permintaan selama momen Ramadan dan Idul Fitri yang bakal mempengaruhi pergerakan harga pangan.

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Minta Pedagang Tradisional Pakai Pasar Digital

9 Mei 2020

Ridwan Kamil Minta Pedagang Tradisional Pakai Pasar Digital

Ridwan Kamil dan Mendag meluncurkan pasar tradisional mengantisipasi penyebaran corona.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Keluar Masuk Pasar, Pedagang: Sandi Hanya Nyinyir

23 Oktober 2018

Sandiaga Uno Keluar Masuk Pasar, Pedagang: Sandi Hanya Nyinyir

Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid minta cawapres Sandiaga Uno memberikan konsep konkret bagaimana cara menstabilkan harga pangan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Wapres Jusuf Kalla Soal Banyaknya Pengusaha Keturunan Cina

24 April 2017

Penjelasan Wapres Jusuf Kalla Soal Banyaknya Pengusaha Keturunan Cina

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, ada beberapa alasan jumlah pengusaha keturunan Cina terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Kisah Cindy, Mahasiswi Penjual Jengkol untuk Mengisi Liburan  

1 Agustus 2016

Kisah Cindy, Mahasiswi Penjual Jengkol untuk Mengisi Liburan  

Kali ini ia merasa sangat sayang jika melewatkan masa panen raya di tengah harga jengkol yang melangit.

Baca Selengkapnya

Didampingi Risma, Megawati Akan Kunjungi Sentra Ikan Bulak

29 April 2016

Didampingi Risma, Megawati Akan Kunjungi Sentra Ikan Bulak

Risma mengultimatum Camat Bulak agar segera memasukkan pedagang ikan ke Sentra Ikan Bulak yang sepi sejak diresmikan pada Desember 2012.

Baca Selengkapnya

Dagang di Jembatan, Penjual Getuk Cantik Pulang Naik Taksi  

12 Agustus 2015

Dagang di Jembatan, Penjual Getuk Cantik Pulang Naik Taksi  

Setelah selesai berjualan, wanita cantik penjual getuk di jembatan, Ninih, pulang naik taksi ke kontrakannya.

Baca Selengkapnya

Ninih Penjual Getuk Cantik Raib dari Layar TV, Apa Kabarnya?

12 Agustus 2015

Ninih Penjual Getuk Cantik Raib dari Layar TV, Apa Kabarnya?

Lama tak terlihat di layar kaca, penjual getuk asal Indramayu, Turinih alias Ninih, 19 tahun, kembali berjualan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pasar Klewer  

2 Januari 2015

Pasar Klewer  

Pasar Klewer terletak di sebelah barat Keraton Kasunanan Surakarta, sehingga menempati posisi yang ideal.

Baca Selengkapnya

Jakarta Selatan Punya Rumah Potong Unggas Modern

20 Agustus 2013

Jakarta Selatan Punya Rumah Potong Unggas Modern

Relokasi juga akan dilakukan terhadap para pemotong ayam tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mulai tahun depan. Mulus-mulus saja.

Baca Selengkapnya