Pengendara sepeda motor berteduh di bawah jembatan layang untuk menghindari hujan deras. TEMPO/ Subekti
TEMPO Interaktif, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta warga yang mengendarai motor tidak berteduh di bawah jalan layang jika hujan. “Motor yang berhenti di satu atau dua jalur di bawah jembatan akhirnya akan menyebabkan kemacetan. Dan kemacetan itu terjadi bukan hanya ditempat motor itu berhenti tapi beruntun di banyak bagian kota,” kata Fauzi Bowo hari ini.
Gubernur mengimbau jajarannya agar saat macet, pengaturan lalu lintas di simpul-simpul utama harus lebih ketat. Peningkatan koordinasi antara Dinas Perhubungan dan Polda Metro Jaya semakin mendesak untuk dilakukan agar kemacetan dapat dihindari. “Kalau ada petugas biasanya sedikit lebih lancar. Saya sudah instruksikan di setiap satuan untuk mendapatkan informasi dan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.”
Wakil DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua mengeluhkan pengamanan yang minim terhadap pengendara motor yang berteduh di kolong jembatan layang. Meski pun berhenti di tengah jalan sudah dilarang oleh berbagai undang-undang lalu lintas, namun pihak berwenang tidak berusaha menindak. “Itu sangat mengganggu pengguna jalan yang lain. Selama ini yang saya lihat tidak pernah ditindak baik oleh polisi lalu lintas mau pun satpol PP,” kata politisi Golkar ini.
Inggard menghimbau kesadaran bagi pengendara motor untuk menggunakan jas hujan saat musim penghujan ini. Sehingga motor tidak lagi menepi secara berjejer di pinggir jalan. Selain menyebabkan kemacetan, pengendara motor yang berteduh juga terancam keselamatannya karena bisa tertabrak oleh pengendara lain. “Kalau tidak, pengendara motor bisa berteduh di pertokoan atau di tempat lain yang aman untuk berteduh.”