Polda Panggil 12 Saksi Kasus Bank Victoria Hari Ini

Reporter

Editor

Senin, 31 Januari 2011 15:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kepolisian Daerah Metro Jaya hari ini memanggil 12 saksi dalam kasus dugaan pencucian uang Bank Victoria dengan korban warga negara Australia, Omar Hallak. Namun, dari 12 saksi tersebut, baru dua saksi yang hadir memenuhi panggilan, yaitu Lusiana dan Lisa Depotius. "Mereka bedua merupakan mantan pegawai Bank Victoria," kata Kabidhumas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, hari ini.

Selain Lusiana dan Lisa, sepuluh saksi lainnya yaitu Rudianto, Niken Wulansari, Roby Yuwono, Rudy Darminto, Ira Anggraeni, Acay, Yuliza Daryanti, Yenny Oosa, Eka Endrawati, dan Zainudin. Namun, Baharudin Djafar tidak merinci apakah kesepuluh orang tersebut masih berstatus pegawai Bank Victoria atau tidak. "Sampai saat ini mereka belum datang. Saya tidak bisa pastikan, apakah mereka belum datang atau memang tidak akan datang," kata Djafar lagi.

Hingga saat ini, Polda juga masih menetapkan satu tersangka dalam kasus tersebut yaitu Lisa Oei yang merupakan mantan Manajer Pemasaran Bank Victoria, sedangkan Dobias Iskandar, mantan Kepala Cabang Bank Victoria Muara Karang masih terus diperiksa.

Sebelumnya, seorang WN Australia, Omar Hallak melaporkan Bank Victoria ke Polda Metro Jaya atas dugaan pembobolan tabungan yang ada di bank tersebut. Menurut Dwi Heri Sulistiawan, kuasa hukum Omar Hallak beberapa waktu lalu, kliennya telah kehilangan uang senilai Rp 7 miliar selama kurun 2004 hingga 2006. Dalam laporan bernomor TBL/125/I/2001/PMJ di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Omar Hallak mengaku sudah menjadi nasabah di bank tersebut sejak 2002.

Omar, dalam laporannya, menduga pihak bank telah memalsukan tanda tangan serta menggunakan identitas palsu untuk menarik tabungan. Ia mengklaim memiliki bukti-bukti pembobolan tabungan, seperti slip penarikan dana dengan tanda tangan palsu. Bahkan, saat dilakukan penarikan uang, Omar mengaku sedang tidak berada di Indonesia dan memiliki bukti paspor dari imigrasi Indonesia yang menjelaskan bahwa ia sedag berada di luar negeri.

Kuasa hukum Omar, Dwi menambahkan, dana yang ditarik tersebut digunakan untuk bermain valas dan selalu ditarik pada saat Omar sedang tidak berada di Indonesia. Uang ditarik dengan nominal bervariasi antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar.

ARIE FIRDAUS

Berita terkait

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

5 hari lalu

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

Tak cuma Kapolres, Wahyu Riadi, Sales Manager PT Sampurna Sistem Indonesia, melaporkan DAU dan ES petinggi PT Kobe Boga Utama ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

13 hari lalu

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

Truong My Lan, taipan real estate dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Vietnam. Apa yang diperbuatnya? Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Seorang Ibu di Bogor Gugat Balik Bank BRI Setelah Dipenjara Gara-gara Tuduhan Penggelapan cek

26 hari lalu

Seorang Ibu di Bogor Gugat Balik Bank BRI Setelah Dipenjara Gara-gara Tuduhan Penggelapan cek

Seorang ibu di Bogor mengajukan gugatan terhadap dua cabang Bank BRI setelah ia dituduh menggelapkan cek dan akhirnya dipenjara.

Baca Selengkapnya

Kejati Papua Barat Tangkap DPO Penggelapan Dana Hibah Pengadaan Ternak di Bandara Soekarno-Hatta

42 hari lalu

Kejati Papua Barat Tangkap DPO Penggelapan Dana Hibah Pengadaan Ternak di Bandara Soekarno-Hatta

DIU masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) asal Kejaksaan Negeri Sorong, dalam perkara korupsi penggelapan dana hibah Papua Barat.

Baca Selengkapnya

Diperiksa 13 Jam, Linda Susanti Bantah Gelapkan Uang dan Emas untuk Pimpinan KPK soal Kasus Hasbi Hasan

52 hari lalu

Diperiksa 13 Jam, Linda Susanti Bantah Gelapkan Uang dan Emas untuk Pimpinan KPK soal Kasus Hasbi Hasan

Linda membantah tuduhan Leman bahwa dia menggelapkan uang dan emas untuk pimpinan KPK agar meredam kasus Hasbi Hasan.

Baca Selengkapnya

Dugaan Suap untuk Pimpinan KPK terkait Penanganan Kasus Hasbi Hasan Berujung Laporan Penggelapan ke Polda Metro Jaya

53 hari lalu

Dugaan Suap untuk Pimpinan KPK terkait Penanganan Kasus Hasbi Hasan Berujung Laporan Penggelapan ke Polda Metro Jaya

Linda dituduh menggelapkan uang asing dan emas batangan yang rencananya akan diserahkan kepada petinggi KPK untuk meredam kasus Hasbi Hasan.

Baca Selengkapnya

Caleg PSI di Medan Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Penggelapan Mobil Rental

28 Februari 2024

Caleg PSI di Medan Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Penggelapan Mobil Rental

Menurut pemilik perusahaan rental mobil, caleg PSI itu memerlukan mobil untuk operasional partai dan pilpres, seperti antar sembako.

Baca Selengkapnya

Buronan Kasus Penipuan Muncul di TPS, Ditangkap Kejari Tangsel Usai Mencoblos

15 Februari 2024

Buronan Kasus Penipuan Muncul di TPS, Ditangkap Kejari Tangsel Usai Mencoblos

Roland Yahya menjadi buronan sejak 2021. Pelariannya terhenti usai ikut mencoblos pemilu 2024

Baca Selengkapnya

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Pencurian Motor Modus Aplikasi Kencan, Suami Pasang Foto Istri untuk Tipu 22 Korban

28 Januari 2024

Pencurian Motor Modus Aplikasi Kencan, Suami Pasang Foto Istri untuk Tipu 22 Korban

Sebanyak 22 orang menjadi korban pencurian motor di kawasan Palmerah, Jakarta Barat karena tertipu aplikasi kencan daring.

Baca Selengkapnya