Ini Pemicu Tawuran Wartawan vs Pelajar Versi Polisi
Reporter
Editor
Senin, 19 September 2011 19:44 WIB
Sejumlah aparat kepolisian berjaga di depan SMAN 6 Jakarta saat sejumlah wartawan menggelar aksi di depan SMA 6, Jakarta (19/9). Polisi yang ada di lokasi bentrok tidak dapat berbuat banyak. TEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto menyayangkan tindakan wartawan yang memilih tetap berada di pelataran SMA 6 pada saat suasana sedang tidak kondusif. “Itu yang memicu konflik,” kata Imam di Polres Jakarta Selatan pada Senin, 19 September 2011 sore tadi.
Semula, Imam berharap usai melakukan mediasi, wartawan segera menuruti permintaan polisi untuk meninggalkan lokasi. Polisi, kata Imam, juga sudah mengevakuasi siswa sekolah yang baru selesai ujian untuk menghindari potensi ricuh.
“Tapi pas mereka mau kembali ke sekolah ambil barang dan ambil kendaraan, ada mas-mas wartawan itu ada di situ,” ujarnya.
Imam mengatakan seandainya wartawan pergi dari lokasi sekolah, tawuran tersebut tak akan terjadi. “Harusnya tidak perlu terjadi,” katanya.
Beberapa jam sebelum tawuran besar terjadi, Imam mengatakan pihak wartawan dengan sekolah serta polisi telah melakukan upaya mediasi. Pihak-pihak yang ikut dalam mediasi tersebut, kata dia, sepakat untuk menghentikan konflik.
Salah satu wartawan yang ikut mediasi, Panca Syukani dari Media Indonesia membenarkan adanya mediasi tersebut. Panca mengatakan mediasi tersebut dilakukan di ruang kepala sekolah dengan belasan wartawan yang didominasi wartawan foto.
Tapi mediasi itu tak mampu membuat suasana kondusif di kalangan siswa sekolah. Seselesainya dari pertemuan mediasi, belasan wartawan malah diburu siswa dan dipukuli, salah satunya Panca. Ia kemudian melaporkan insiden pemukulan tersebut ke Polres Jakarta Selatan. “Pas saya laporan itu tawuran lebih besar terjadi,” katanya.
Senin 19 September 2011 pagi ini terjadi bentrokan antara wartawan dan siswa SMAN 6. Awalnya wartawan dari berbagai media melakukan aksi damai di depan sekolah berkaitan dengan pemukulan terhadap wartawan stasiun televisi Trans 7 yang diduga dilakukan oleh siswa SMAN 6, Jumat malam, 16 September 2011. Aksi damai berubah menjadi bentrokan ketika siswa keluar dari sekolah dan menyerang wartawan.
Empat wartawan menjadi korban. Mereka adalah Yudistiro, wartawan SINDO; Banar Fil Ardi, wartawan online Kompas.com; Panca Surkani, wartawan Media Indonesia dan Septiawan, wartawan Sinar Harapan.
Kapolres Imam mengatakan hingga beberapa hari mendatang kepolisian akan menempatkan personil di sana guna mengamankan situasi. “Ada sekitar seratus personil dari Polda juga Brigade Mobil,” katanya.