Pencemaran Kali Bekasi Sangat Parah

Reporter

Editor

Selasa, 20 September 2011 11:19 WIB

TEMPO/Hamluddin

TEMPO Interaktif, Bekasi - Perusahaan Daaerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi menduga pencemaran di Kali Bekasi terjadi akibat limbah dari sejumlah pabrik. Selain pabrik obat anti nyamuk, pabrik kertas juga membuang limbahnya berupa bubur kertas ke kali. "Pencemaran sudah sangat parah," kata Direktur PDAM Tirta Bhagasasi Wahyu Prihantono di kantornya, Selasa, 20 September 2011.

Akibat pencemaran itu, PDAM keculitan memperoleh air baku untuk diolah menjadi air bersih. Sebab, air baku dari Kali Bekasi mengandung berbagai zat kimia. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kandungan zat kimia itu berupa pestisida yang biasa digunakan untuk pembuatan obat anti nyamuk. Selain itu, dari sampel air yang diteliti PDAM juga ditemukan bubur kertas. "Jadi, pencemaran tidak hanya dilakukan satu perusahaan," kata Wahyu.

Pabrik obat anti nyamuk dan pabrik kertas, kata Wahyu, berada di lokasi yang berdekatan di daerah Cileungsi, Kabupaten Bogor. PDAM sudah melaporkan masalah ini ke Gubernur Jawa Barat. "Saya laporkan dua-duanya," kata Wahyu. "Pemerintah Jawa Barat yang punya kewenangan menindak."

Dalam laporan yang disampaikan Senin lalu, Wahyu tak menyebutkan nama perusahaan yang diduga mencemari sumber air baku PDAM. Tetapi, Wahyu menunjukkan posisi kedua perusahaan tersebut, berada di bantaran Kali Bekasi, di Cileungsi. Wahyu meminta Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Kota Bekasi dan Jawa Barat proaktif meneliti instalasi pengolahan limbah semua industri yang berada di bantaran Kali Bekasi untuk mencegah pencemaran. "Saya yakin banyak industri tak memiliki instalasi pengolahan yang baik," katanya.

Kepala PLHD Kota Bekasi Dadang Hidayat meminta PDAM Tirta Bhagasasi berkoordinasi jika ada temuan pencemaran. Termasuk hasil uji laboratorium sampel air, menurut Dadang, seharusnya disampaikan agar pengawasan dan pencegahan bisa dilakukan bersama-sama. "Mekanisme pengawasan tidak bisa dilakukan satu institusi saja," katanya.

HAMLUDDIN

Berita terkait

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

3 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

9 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

38 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

27 November 2023

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

Busa sampai menutup lima rumah dan menjebak pemancing. Dulu sekali, peristiwa serupa pernah terjadi di Kali Baru Depok.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

7 Oktober 2023

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

Kualitas udara Singapura turun ke kisaran tidak sehat pada Sabtu, seiring meningkatnya kebakaran hutan di Indonesia, yang membawa kabut asap ke sana.

Baca Selengkapnya

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

5 Oktober 2023

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

DLH DKI kembali memberikan sanksi kepada sebuah perusahaan pengolahan kepala sawit karena cerobongnya tak memenuhi baku mutu.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

5 Oktober 2023

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

Walhi mendorong Pemprov DKI untuk mengintervensi produksi deterjen agar tidak semakin menambah pencemaran yang kian mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

5 Oktober 2023

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

Seharusnya limbah seperti sabun dan deterjen dari rumah tangga diolah dahulu di IPAL baru dialirkan ke sungai. Penebab air baku dibawah standar.

Baca Selengkapnya

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

3 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

IPA Hutan Kota ingin tetap memproduksi air bersih meski ada pencemaran di sumber air bakunya itu.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

19 September 2023

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

Kalau perusahan tetap lanjutkan kegiatan yang terindikasi menyumbang polusi udara, DLH DKI akan proses hukum ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya