TEMPO Interaktif, Jakarta - Mario Evan ternyata dijemput paksa oleh petugas kepolisian dan aktivis perlindungan anak dari orang tuanya di Perumahan Griya Bagasih Sukatani, Bekasi, Rabu, 7 Desember 2011 malam. Anak laki-laki berusia enam tahun itu akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dengan kondisi luka di sekujur kaki dan tangan. Diduga, luka-luka itu akibat kekerasan fisik.
Saat ini, Mario terpaksa dirawat karena menderita luka di kaki dan tangannya. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metropolitan Bekasi, Komisaris N.T. Nurohmad, menuturkan, bocah 6 tahun itu masih trauma. Diduga, ia sering dianiaya oleh Ferdi, 35 tahun, ayah tirinya, sejak usia 3 tahun. "Ia kerap dianiaya," ujarnya.
Aksi paling sadis dialami Evan pada Senin, 5 Desember lalu. Evan disetrum, kedua tangannya dimasukkan ke dalam ember berisi air yang telah dialiri listrik. Tidak sampai di situ, kaki Evan diinjak sampai tidak bisa ditekuk, kemudian diminta mengangkat tangan kirinya lalu dipukul pipa paralon.
Aksi keji Ferdi terhadap anak tirinya terungkap setelah seorang warga mengambil gambar Evan tidur dengan anjing di teras rumah. Foto penyiksaan itu kemudian dikirim ke Komisi Perlindungan Anak (KPA), yang kemudian melanjutkan laporan ke Polres Metropolitan Bekasi Kabupaten.
Ketika polisi hendak membawa korban untuk divisum, Rabu, 7 Desember malam, Ferdi keberatan. Tapi polisi akhirnya mengambil paksa. "Kami lakukan visum dalam dan visum luar," kata Nurohmad. "Visum untuk mengetahui keretakan dan luka pada bagian tubuh."
Namun, meski telah divisum, polisi belum meringkus ayah tirinya. Alasannya, perkara penganiayaan masih dugaan. "Kami terus mengumpulkan bukti," kata Nurohmad.
Mario Evan adalah putra pertama Kurnia Pudji Astuti. Ketika Evan berusia 2 tahun 6 bulan, Pudji menikah lagi dengan Ferdi dan dikaruniai dua anak. Saat memasuki usia tiga tahun, Ferdi mulai kasar terhadap Evan, bahkan tak segan-segan memukulinya.
HAMLUDDIN
Berita terkait
Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya
20 jam lalu
Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.
Baca SelengkapnyaJenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini
21 jam lalu
Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.
Baca SelengkapnyaPembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah
21 jam lalu
Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali
Baca SelengkapnyaTaruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka
1 hari lalu
Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda
Baca SelengkapnyaKepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior
1 hari lalu
Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet
Baca SelengkapnyaCCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas
1 hari lalu
Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)
Baca SelengkapnyaCerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung
19 hari lalu
Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri
21 hari lalu
Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu
Baca SelengkapnyaKasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi
26 hari lalu
Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.
Baca SelengkapnyaKasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan
27 hari lalu
Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.
Baca Selengkapnya