Provinsi Diminta Inventarisasi Fasos/Fasum  

Reporter

Editor

Selasa, 21 Februari 2012 13:52 WIB

Pepohonan di antara kepadatan Kota Jakarta, Selasa (15/12). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menambah jumlah hutan kota pada 2010, tiap wilayah akan memiliki tambahan tiga hektar lahan dengan total anggaran sebesar Rp 32 miliar. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, meminta pemerintah provinsi menginventarisasi fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos/fasum) menyusul kekalahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam sengketa lahan JORR W2 dengan PT Copylas Indonesia. "Inventarisasi aset daerah itu mutlak. Sekarang ini kan kacau sekali," kata Yayat, Selasa, 21 Februari 2012.

Menurut Yayat, kekalahan pemerintah atas PT Copylas hanya gunung es dari tumpang tindihnya inventarisasi fasos/fasum. Sejak 1974, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah mendata kewajiban fasos/fasum yang sedianya diberikan pengembang sebelum penerbitan surat izin petunjuk penggunaan tanah (SIPPT). "Sehingga pengembang justru menyerahkan kewajiban fasos/fasum berupa tanah yang sedang dalam sengketa, atau lebih parah lagi, tanah yang belum dibebaskan," kata Yayat.

Tingginya mutasi pegawai di Biro Hukum juga membuat masalah ini sulit diselesaikan. "Ketika masalah hukum sedang bergulir, orangnya justru dipindah. Akibatnya, penggantinya sulit mengikuti." Yayat juga melihat adanya pembiaran dari Biro Hukum dalam menyelesaikan persoalan sengketa tanah. "Ada kesan sengaja dibiarkan, tanpa ditindaklanjuti," katanya. Kegagalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempertahankan kantor Wali Kota Jakarta Barat di kawasan Tomang, kata dia, juga membuktikan lemahnya penguasaan aset.

Yayat juga menilai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tak optimal dalam memanfaatkan fasos/fasum. "BKD itu kalau tidak menyimpan aset, tidak menggunakannya secara optimal. Ada banyak tanah yang dikontrakkan sebagai SPBU. Akhirnya, ketika kontrak habis, justru jadi masalah karena kontrak pihak ketiga dengan Pertamina justru belum selesai."

Saat ini, rancangan peraturan daerah tentang fasos/fasum sedang dibahas di Badan Legislasi Daerah (Balegda) DKI Jakarta. Ketua Balegda Triwisaksana menargetkan raperda ini disahkan tahun ini. Laporan audit BPK terhadap pengelolaan keuangan selama tiga tahun terakhir masih wajib dengan pengecualian (WDP), bukan wajib tanpa pengecualian (WTP) karena banyaknya fasos/fasum yang belum dikuasai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Berita terkait

Pemkot Jakarta Utara Terima Lahan dari Pengembang Senilai Rp 1,2 Triliun

15 November 2021

Pemkot Jakarta Utara Terima Lahan dari Pengembang Senilai Rp 1,2 Triliun

Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Utara menerima kewajiban pengembang berupa lahan dari PT Wilhara Prima Realty senilai Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

BPAD Pastikan Aset Korpri yang Dijual Bukan Milik Pemprov DKI

15 November 2019

BPAD Pastikan Aset Korpri yang Dijual Bukan Milik Pemprov DKI

Berdasarkan laporan yang diterima Pujiono, aset milik Korpri DKI memang banyak dijual oleh pihak di internal mereka sendiri.

Baca Selengkapnya

Pindah Ibu Kota Baru, Aset di Jakarta Akan Ditawarkan ke Swasta

18 September 2019

Pindah Ibu Kota Baru, Aset di Jakarta Akan Ditawarkan ke Swasta

Pemerintah akan menawarkan aset di Jakarta paling cepat tahun depan saat pindah ke ibu kota baru.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut DKI Masih Dihantui Persoalan Aset

15 Maret 2019

Anies Baswedan Sebut DKI Masih Dihantui Persoalan Aset

Anies Baswedan bakal mengerahkan jajaran pemda untuk bekerja merampungkan berbagai persoalan, termasuk masalah aset.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Peralihan Aset di Kayu Putih kepada Anggota DPR

23 November 2018

Cerita di Balik Peralihan Aset di Kayu Putih kepada Anggota DPR

Warga Kayu Putih, Jakarta Timur menggugat ke pengadilan karena aset DKI yaitu jalan lingkungan ditutup pembeli lahan, anggota DPR dari Partai Hanura.

Baca Selengkapnya

Mafia Tanah Aset DKI, Daftar Lahan yang Hilang dan Terancam Lepas

8 September 2018

Mafia Tanah Aset DKI, Daftar Lahan yang Hilang dan Terancam Lepas

Ratusan ribu meter persegi aset milik Pemerintah DKI Jakarta hilang dan ribuan lainnya terancam lepas yang diduga dilakukan oleh mafia tanah.

Baca Selengkapnya

Mafia Tanah Merajalela, 179 Ribu Meter Persegi Lahan DKI Lepas

8 September 2018

Mafia Tanah Merajalela, 179 Ribu Meter Persegi Lahan DKI Lepas

Mafia tanah diduga bermain sehingga lahan DKI seluas 17,9 ha lepas pada periode 2008-2016.

Baca Selengkapnya

Mafia Tanah Aset DKI, Lahan 74 Ribu Meter Persegi Terancam Hilang

8 September 2018

Mafia Tanah Aset DKI, Lahan 74 Ribu Meter Persegi Terancam Hilang

Pemerintah DKI Jakarta kalah di pengadilan pertama, dan telat mengajukan banding yang diduga akibat permainan mafia tanah.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bela Teguh Hendarwan soal Aset Lahan Waduk Rorotan

31 Agustus 2018

Anies Baswedan Bela Teguh Hendarwan soal Aset Lahan Waduk Rorotan

Pelapor mengklaim memiliki tanah seluas 9,26 ha di waduk, Anies Baswedan menjelaskan telah memberi bantuan ke Teguh sejak jadi saksi.

Baca Selengkapnya

Pejabat DKI Jadi Tersangka, 1400 Aset Lahan Belum Bersertifikat

31 Agustus 2018

Pejabat DKI Jadi Tersangka, 1400 Aset Lahan Belum Bersertifikat

Dari 2.900 bidang lahan milik pemerintah Jakarta, aset yang telah memiliki sertifikat hanya sekitar 1.500 bidang lahan.

Baca Selengkapnya