TEMPO.CO , Jakarta-Orangtua Ilham, 8 tahun akan menempuh upaya hukum terhadap perusahaan rokok favorit anaknya. “Sesuai dengan saran Komnas Perlindungan Anak, saya akan menuntut perusahaan rokok untuk membayar seluruh biaya pendidikan anak saya,” ucap Umar.
Sebelumnya, Ilham, bocah perokok asal Sukabumi ini dinyatakan mengalami adiksi merokok secara akut. Ia tercatat telah menjadi perokok aktif selama empat tahun terakhir. Dalam sehari, Ilham mampu menghabiskan dua bungkus rokok kretek. Tak hanya itu, Ilham juga harus menenggak lima gelas kopi dalam sehari sambil menghembuskan asap rokok dari mulut mungilnya.
Setelah menjalani terapi selama satu tahun di Komisi Nasional Perlindungan Anak, Ilham bisa menghentikan kecanduannya. Dinas Kesehatan Sukabumi juga mencatat, Ilham berhasil meninggalkan kecanduannya terhadap rokok serta menaikkan berat badannya dua kilogram.
Saat mengalami kecanduan rokok, Ilham dinyatakan berada pada stadium III kurang gizi. Berat bocah dengan tinggi badan 114 cm ini hanya 18,5 kilogram. Setelah terapi, berat badan Ilham, kini mampu mencapai 20 kilogram. Meskipun begitu, berat badan Ilham, warga Kampung Karawang Girang, Desa Karawang, Sukabumi itu masih dibawah berat badan ideal anak sebesar 26 kilogram.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menilai pemerintah dan perusahaan rokok harus bertanggung jawab atas kecanduan yang diderita oleh Ilham. “Perusahaan rokok harus bertanggung jawab atas pemulihan anak-anak yang telah kecanduan produk mereka,” kata Arist.
Selain itu, ketidakjelasan regulasi tembakau juga menyebabkan kasus perokok anak juga terus muncul. “Pemerintah juga turut andil karena tak kunjung membuat regulasi tentang tembakau,” ucap Arist.
SUBKHAN
Berita terkait
Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat
6 Desember 2023
Peraturan Pemerintah 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau sangat lemah.
Baca SelengkapnyaPerokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia
29 November 2023
Hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 dan 2021 mengungkapkan meningkatnya jumlah perokok pasif menjadi 120 juta orang.
Baca SelengkapnyaIISD Nilai RUU Kesehatan Tak Menguatkan Regulasi Pengendalian Tembakau
23 Mei 2023
IISD mengatakan RUU Kesehatan seharusnya jadi momentum untuk menguatkan regulasi dalam pengendalian tembakau yang gagal mengeliminasi darurat perokok.
Baca SelengkapnyaPBHI Anggap Kebijakan Pengendalian Tembakau Masih di Bawah Standar HAM
30 Juni 2022
Upaya pengendalian konsumsi tembakau masih di bawah standar, hingga kini belum ada regulasi yang mengatur peredaran dan penggunaan rokok elektrik.
Baca SelengkapnyaBima Arya Gunakan Pandemi Covid-19 untuk Kampanye Antirokok
9 Desember 2021
Bima Arya menginstruksikan Satgas Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kota Bogor memastikan tidak ada iklan rokok di pasar swalayan atau toko modern.
Baca SelengkapnyaAnak Muda Minta Revisi PP 109/2012 Disahkan untuk Lindungi Anak
17 November 2021
Enam anak muda itu meminta Presiden Jokowi tetap komitmen melindungi anak-anak dengan segera mengesahkan revisi PP 109/2012.
Baca SelengkapnyaPembaharu Muda akan Buat Parade Mural untuk Dukung Penurunan Prevalensi Perokok
9 Oktober 2021
Pembaharu Muda bekerja sama pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pelaksanaan Perda Kawasan Tanpa Rokok dan penyadaran berhenti merokok.
Baca SelengkapnyaDianggap Efektif Menurunkan Penjualan, Pemerintah Pastikan Naikkan Cukai Rokok
7 Oktober 2021
Melihat fakta tersebut, kata Sarno, Kementerian Keuangan memilih untuk menaikkan cukai rokok lantaran dinilai efektif mengendalikan konsumsi tembakau.
Baca SelengkapnyaWartawan Tempo.co Jadi Pemenang Lomba Karya Tulis Soal Pengendalian Tembakau
16 Agustus 2021
Jurnalis Tempo.co Francisca Christy Rosana menjadi salah satu pemenang lomba karya jurnalistik 'Petani dan Buruh dalam Upaya Pengendalian Tembakau'
Baca SelengkapnyaAnak-anak Petani Tembakau Juga Berhak Hidup Sehat dari Asap dan Iklan Rokok
25 Juni 2021
Anak-anak petani tembakau bertekad hidup sehat dari asap rokok meski orang tua mereka masih menanam tembakau.
Baca Selengkapnya