Ribuan Kader PKS Kutuk Kebiadaban Amerika

Reporter

Editor

Minggu, 16 Mei 2004 16:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ribuan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memadati pelataran Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (16/5). Mereka menyampaikan pernyataan sikap atas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Amerika di berbagai belahan dunia. Selain mengibarkan panji-panji PKS dan sejumlah poster dan spanduk yang isinya mengutuk kebiadaban Amerika Serikat terhadap muslim dunia. Sejumlah kader PKS juga mengibarkan bendera Palestina. DI antara mereka juga terlihat poster-poster tentang pelecehan tentara Amerika di penjara Abu Ghuraib, Irak. Meski gerimis sempat mengguyur pelataran Tugu Proklamasi, namun ribuan kader PKS tetap bertahan di lokasi menyimak sejumlah rangkaian acara seperti orasi sjeumlah tokoh PKS yang hadir. Di antaranya Presiden PKS Hidayat Nur Wahid, Mantan Ketua Adhyaksa M. Daud, Fungsionaris Partai Bulan Bintang Ahmad Sumargono, Sutradara Chaerul Umam. Selain orasi mengutuk kebiadaban Amerika terhadap umat Muslim dan pelanggaran HAm di penjuru dunia, acara itu juga menampilkan sebuah drama dari kader PKS dan pembacaan Puisi Taufiq Ismail oleh Budayawan Chaerul Umam. Dalam pernyataan sikapnya, PKS mengutuk Amerika yang atas nama perang terhadap terorisme telah menghalalkan segala cara untuk melindungi kepentingan mereka. Dengan dalih terorisme, Amerika dan kronnya yelah mendorong, melindungi, bahkan melakukan tindakan pelanggaran HAM di belahan dunia seperti di Irak, Afganistan, Palestina, Guantanamo, bahkan Indonesia. Massa PKS juga mengutuk tindakan tentara Amerika dan pendukungnya terhadap para tawanan di Irak, Afganistan, dan Guantanamo. Terhadap berbagai perilaku itu, PKS mengatakan mengutuk tindakan penistaan dan penyiksaan para tahanan di penjara ABu Ghuraib dan penjara lain di Irak. Menuntut Amerika segera keluar dari Irak dan Afganistan. Mendesak PBB untuk mengambil alih situasi keamanan di Irak dan memberika kesempatan rakyat Irak menentukan nasibnya sendiri. Mereka juga meminta pemerintah RI mendesak Amerikamengekstradisi Umar Al Farouq dan Hambali agar dapat diadili di Indonesia karena keterangan dua orang itu sering dijadikan Amerika sebagai dasar penangkapan dan penahanan sejumlah aktivis Islam. Massa PKS juga mendesak agar Amerika segera mengekstradisi pimpinan kelompok Separatis Front kedaulatan Maluku dari Republik Maluku Selatan, Alex Manuputty menjalani hukuman di Indonesia. Serta menolak penempatan pasukan asing di wilaytah RI dengan dalih apapun. Ramidi Tempo News Room

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

29 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

35 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

Fakta Terkini Penanganan Kasus Penyekapan yang Melibatkan Bos D'Paragon Yogya

58 hari lalu

Fakta Terkini Penanganan Kasus Penyekapan yang Melibatkan Bos D'Paragon Yogya

Polda DIY menyampaikan fakta terkini penanganan kasus penyekapan dan kekerasan seksual yang melibatkan bos D'Paragon Yogya.

Baca Selengkapnya

Kasus Penyekapan PRT di Jakarta Barat, Polisi Periksa 4 Saksi Termasuk Majikan

27 Februari 2024

Kasus Penyekapan PRT di Jakarta Barat, Polisi Periksa 4 Saksi Termasuk Majikan

Polisi telah memeriksa 4 saksi dalam kasus penyekapan PRT di Tanjung Duren Jakarta Barat.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Telah Serahkan Berkas Perkara Penyekapan dan Kekerasan Seksual oleh Bos D'Paragon ke Kejaksaan

23 Februari 2024

Polda DIY Telah Serahkan Berkas Perkara Penyekapan dan Kekerasan Seksual oleh Bos D'Paragon ke Kejaksaan

Dugaan penyekapan oleh Bos D'Paragon Yogya ini bermula dari kerja sama bisnis jual beli mobil dengan tersangka. Bisnis macet dan minta balik modal.

Baca Selengkapnya

Polisi akan Panggil Kembali Dokter Kecantikan yang Diduga Terlibat Kasus Penyekapan di Kandang Anjing Pekan Depan

19 Februari 2024

Polisi akan Panggil Kembali Dokter Kecantikan yang Diduga Terlibat Kasus Penyekapan di Kandang Anjing Pekan Depan

Polda Metro Jaya akan kembali memanggil WT, dokter kecantikan asal Yogyakarta, yang diduga terlibat kasus penculikan dan penyekapan di kandang anjing.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Segera Serahkan Berkas Perkara Kasus Penyekapan hingga Kekerasan Seksual oleh Pengusaha Kos Eksklusif D'Paragon

12 Februari 2024

Polda DIY Segera Serahkan Berkas Perkara Kasus Penyekapan hingga Kekerasan Seksual oleh Pengusaha Kos Eksklusif D'Paragon

Polda DIY berencana menyerahkan berkas perkara ke jaksa penuntut umum pekan depan.

Baca Selengkapnya

Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

11 Februari 2024

Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

Kasus penyekapan dan penculikan yang dilakukan pasutri pengusaha kos eksklusif D'Paragon itu ditangani dua kepolisian daerah berbeda.

Baca Selengkapnya

Kasus Penyekapan di Kandang Anjing, Korban Ungkap Keterlibatan Dokter Kecantikan Sekaligus Bos Skincare Yogya

8 Februari 2024

Kasus Penyekapan di Kandang Anjing, Korban Ungkap Keterlibatan Dokter Kecantikan Sekaligus Bos Skincare Yogya

Korban penculikan dan penyekapan, AH, menyebut adanya keterlibatan dokter kecantikan sekaligus bos skincare terkenal di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya