TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menawarkan ada satu tim pengawas di tiap blok rumah susun sewa Marunda, Jakarta Utara, kepada pengusaha yang ikut serta dalam perbaikan fasilitas rusun saat ini.
"Pengusaha yang ikut memperbaiki saya kasih surat kuasa mengawasi pekerjaan anak buah kami dan dia berhak memasukan pegawainya," ujar Ahok di rusun Marunda, Ahad, 17 Februari 2013.
Untuk menuju ke arah sana, Ahok akan mengubah dulu statusnya badan yang mengelola rusun dari Unit Pelaksana Teknis menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). "Dengan BLUD itu bendahara dan sekretaris wajib dijabat oleh pegawai negeri sipil. Tapi kami boleh mengambil pengawas dari luar," kata dia.
Pengawas tersebut, kata Ahok, berasal dari pengusaha yang ikut memperbaiki fasilitas rusun sehingga ikut bertanggung jawab melakukan pengelolaan rusun. "Dia berhak menaruh anak buahnya atau merekrut orang di sini jadi pegawai di sini sesuai keahliannya," kata dia.
Ahok mewajibkan semua pengawas serta petugas BLUD menjadi penghuni rusun di tiap blok setiap kluster. Dengan upaya itu, mereka diposisikan sebagai orang tua untuk menerima dan mengawasi berjalannya kegiatan rusun. "Kalau dia tidak tinggal di sini dia tidak peduli. Kalau dia tinggal di sini ada anak istrinya. Kalau air bocor, pasti ada perbaikan," ujarnya.
Selain itu, adanya penampatan pengawas diharapkan mampu mengurai benang kusut pengelolaan rusun. "Dia bisa tahu unitnya rusak sebab dia punya kepentingan," kata Ahok. "Tiap rusun ada orang tua asuhnya, baru bisa hidup itu rusun,".
Rusun Marunda memang bermasalah. Sejak dibuka 2007 lalu, dari 2600 unit atau 26 blok, baru sekitar 700 yang terisi. Banyaknya praktek ilegal seperti jual beli hunian, sewa-menyewa hingga uang kutip saat masuk menjadi faktor keengganan warga untuk masuk.
Kondisi ini berubah total saat pemerintah DKI melakukan pembersihan dan mengambil tanggung jawab pengelolaan rusun. Gubernur Joko Widodo berulang kali datang ke rusun Marunda. Ribuan warga pun berbondong-bondong ingin menjadi salah satu penghuni fasilitas buat warga tidak mampu Ibu Kota tersebut.