Rapat DPR Semalam, Jokowi 'Dibantai' Soal Ria Rio  

Reporter

Selasa, 29 Oktober 2013 09:07 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berjalan di taman waduk pluit jelang meresmikan Amphiteatre dan memperingati hari Sumpah Pemuda di tepi Waduk Pluit, Jakarta, (27/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ditemani Dinas Teknis menghadiri dengar pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin malam, 29 Oktober 2013. Acara yang digelar di Balai Agung, Balai Kota DKI, ini dihadiri 11 anggota Komisi yang membidangi energi tersebut.

Dalam pertemuan ini, Jokowi "dibantai" oleh Komisi VII soal penataan Waduk Ria Rio. Pertanyaan pertama datang dari S.W. Yudha fraksi Partai Golkar. Anggota Komisi ini menanyakan soal analisis dampak lingkungan (amdal) pembangunan Waduk yang ada di Jakarta Timur ini.

"Pembangunan di Waduk Ria Rio itu harus ada amdal agar tidak bentrok dengan masyarakat nantinya," kata Yudha pada Senin, 28 Oktober 2013. Ia mengatakan, dalam amdal tersebut tentu mencantumkan analisis sosial. Yudha menilai Jokowi belum terbuka soal amdal, sehingga banyak masyarakat yang bertanya-tanya untuk apa waduk ini dikeruk.

Politikus PDI Perjuangan Efendi Simbolon pun mempersoalkan teknis pengolahan air limbah di Waduk Ria Rio. Menurut dia, fungsi waduk adalah penyuplai air bersih ke masyarakat. "Ini air yang ke waduk adalah limbah rumah tangga, sementara belum ada rencana untuk pengolahan limbah jadi air baku," ujarnya. Menurut dia, Jokowi harus mempertimbangkan hal tersebut.

Selanjutnya, apa tanggapan Jokowi
<!--more-->

Menurut Efendi, ketersediaan air baku DKI masih banyak bergantung pihak lain, artinya belum mandiri. Padahal jumlah penduduk Ibu Kota sudah mencampai angka 9 juta jiwa.

Permasalahan Waduk Ria Rio lainnya juga dipersoalkan oleh Johnny Alen Marbun yang memprotes soal pembangunan hotel di kawasan tersebut. Menurut dia, seharusnya Ria Rio untuk ruang terbuka hijau.

Meski dicecar pertanyaan soal Ria Rio oleh anggota Dewan, Jokowi santai menanggapi hal tersebut. Dengan gaya khasnya, ia menjawab, "Amdal itu jelas ada, hanya memang masih proses. Kan, pembangunan juga masih lama, ini fokus keruk dulu," ujarnya.

Jokowi pun santai menjawab pertanyaan soal pengolahan limbah. Menurut dia, pengolahan limbah Ria Rio memang bukan untuk kebutuhan rumah tangga. "Ini diolah limbahnya agar air yang masuk Waduk tidak kotor," ujarnya. Ia pun menegaskan ruang terbuka hijau di Waduk lebih luas dari komersil. (Baca: Jokowi Pastikan Warga Ria Rio Pindah November)

SYAILENDRA

Topik Terhangat:
Prabowo Subianto|FPI Geruduk Lurah Susan| Misteri Bunda Putri| Dinasti Banten| Suap Akil Mochtar

Berita Terpopuler:

Taktik Pius Mendekati Prabowo Subianto
Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk
Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan
Rekam Jejak Prabowo 24 Tahun Jadi Tentara
Ada Landasan Helikopter di Rumah Mewah Prabowo
Ini Cerita Prabowo Kenapa Trauma pada Pers

Berita terkait

Dari UKT Kampus Negeri sampai Walhi Kritik Pidato Jokowi di Top 3 Tekno

1 jam lalu

Dari UKT Kampus Negeri sampai Walhi Kritik Pidato Jokowi di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 22 Mei 2024, dipuncaki berita terpopuler kemarin yang isinya antara lain tentang UKT melambung.

Baca Selengkapnya

Diskusi Soal Pembentukan Pansel KPK dengan KSP, ICW dan PSHK Sampaikan 3 Hal Ini

3 jam lalu

Diskusi Soal Pembentukan Pansel KPK dengan KSP, ICW dan PSHK Sampaikan 3 Hal Ini

ICW menilai pembentukan Pansel KPK krusial bagi Presiden Jokowi karena ini peluang terakhir menyelamatkan KPK.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

12 jam lalu

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

Prediksi menyebut pada 2050 sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi akan mengalami kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

12 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

14 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

14 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

14 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

15 jam lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

16 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

17 jam lalu

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya