TEMPO.CO, Jakarta - Marlina, 42 tahun, istri Bachrudin, petugas satuan pengamanan yang ditembak mati oleh anggota Brigade Mobil Kelapa Dua Briptu Wawan, mengaku kebingungan untuk menafkahi kedua anaknya yang menginjak remaja.
Anak pertamanya, Diana, yang duduk di bangku kelas 3 SMA akan lulus enam bulan lagi. "Bapak sudah mengidam-idamkan lihat dia lulus," ujar Maelina di kantor pengelola kompleks Ruko Galaxy, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis, 7 November 2013.
"Dia ingin sekali nyenengin anak-anaknya. Bapak pekerja keras, selalu berjuang untuk menghidupi kami." Sebelum menjadi petugas keamanan di kompleks Ruko Taman Palem, Bachrudin bekerja secara serabutan.
Marlina menceritakan, almarhum suaminya pernah menjajal banyak pekerjaan informal. "Ngojek pernah, lalu dia coba dagang, sampai akhirnya ia mendapat tawaran dari temannya untuk jadi security."
<!--more-->
Bachrudin yang baru dua bulan bekerja di kompleks ini, ujar dia, sempat meminta izin sebelum menerima tawaran itu. "Bapak bilang lumayan kalau jadi satpam, penghasilannya lebih jelas."
Sang istri sempat meminta suaminya untuk mempertimbangkan lagi tawaran pekerjaan itu."Saya minta dia pikir-pikir lagi, karena kerjaan satpam rawan." Tapi akhirnya Bachrudin menerima tawaran itu karena membutuhkan pekerjaan tetap.
Selasa malam, 5 November 2013, Bachrudin yang tengah menjaga pintu 3 kompleks ruko Taman Palem tewas ditembak Briptu Wawan. Berdasarkan keterangan polisi, anggota Brimob tersebut mengeluarkan pistol hanya untuk menakut-nakuti Bachrudin yang dinilainya tidak menghormati pelaku.
Nahas, revolver kaliber 38 yang dibawa pelaku meletus dan memuntahkan timah panas yang mengenai dada kiri korban hingga tembus ke punggung. Bachrudin tewas di lokasi.
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler:
Hakim Vica: 15 Tahun Tak Dinafkahi Suami
Diisukan Menikah Lagi, Ratu Atut: Astagfirullah
Dipecat, Hakim Vica Tetap Dapat Gaji Pensiun
Mengundang Jokowi Harus Bayar? Ini Kronologinya
Mengundang Jokowi Bayar, Pemprov DKI Minta Maaf
Jokowi Kesal Namanya Dicatut Anak Buah untuk Minta Duit
Ratu Atut: Betapa Kejamnya Hukuman Media