DPP Hanura: Syamsul Bachri Marasabessy Kader Bandel  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Selasa, 24 Desember 2013 15:55 WIB

Salah satu massa melakukan aksi menelan kunci gembok setelah menyegel dan menggembok pagar Balai Kota Depok, Depok (23/12). TEMPO/Ilham Tirta

TEMPO.CO, Depok - Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura mengakui Ketua Dewan Pimpinan Cabang Hanura Depok, Syamsul Bachri Marasabessy, yang tejerat kasus kriminalitas di Depok adalah kader yang bandel. Syamsul tidak pernah menjalankan program kerja partai dan sering kali mendapat pembinaan.

"Memang dia susah dibina, dan program kami tak pernah dijalankan di Depok," kata Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPP Partai Hanura, Lies Sugeng, di Depok, Selasa, 24 Desember 2013. Setelah kasus ini, kata dia, Hanura tidak akan menoleransi Syamsul. "Betul, kader yang bandel, capek ngurus-nya."

Syamsul ditangkap karena memukul seorang anggota kepolisian, Brigadir Kepala Hermando Sofian, saat berunjuk rasa menolak kepemimpinan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail di depan kantor Pemerintah Kota Depok.


Dalam pemeriksaan, Syamsul berperilaku seperti orang linglung. Polisi kemudian melakukan tes urine kepada Syamsul dan dua rekannya, Muhammad Syarif dan Guruh Jono Suprapto. Syamsul terbukti mengkonsumsi sabu, sementara Syarif mengkonsumsi ganja.

"Kami meminta maaf kepada Polresta Depok karena terkena pukul," kata Lies. Apa yang diperjuangkan Syamsul, kata dia, bukanlah konsep dari DPP Hanura. Syamsul bersama massa yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Hukum (MPH) Kota Depok menggeruduk Balai Kota Depok untuk meminta Wali Kota Nur Mahmudi mundur dari jabatannya.

"Jelas ini sangat mencoret Hanura. Kami sedang melakukan konsolidasi internal untuk menghentikan dia," ujar Lies.

Persoalan sengketa Pilkada Depok 2010 yang dituntut Syamsul, kata Lies, sudah selesai. Dengan demikian, DPP Hanura tidak pernah menginstruksikan DPC untuk melakukan tindakan apa-apa. Karena itu, Syamsul dianggap bersikap sendiri dengan MPH sebagai organisasi barunya. "Enggak ada bantuan hukum, ini persoalan pribadi dan kriminal," ujar Lies.

ILHAM TIRTA


Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

3 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya