Sopir Bajaj Ditawari Kampanye Bayaran  

Reporter

Rabu, 26 Maret 2014 04:17 WIB

Dua pria menyaksikan aksi sopir bajaj yang mengasapi halaman balai kota di depan Balai Kota, Jakarta (4/7). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO , Jakarta: Masa kampanye di Jakarta sudah berlangsung sejak 16 Maret 2014, pekan lalu. Kampanye terbuka di Jakarta dilakukan di sejumlah lapangan atau stadion seperti Lapangan Pulo Mas dan Gelora Bung Karno. Biasanya kampanye itu juga diikuti oleh simpatisan partai.

Namun banyak juga peserta yang dibayar untuk ikut kampanye. Salah satunya diutarakan oleh Wiryo, 45 tahun, "Semua partai menawari kami bayaran untuk kampanye," kata sopir bajaj itu kepada Tempo, 23 Maret 2013. Tapi menurut dia tawaran mengikuti kampanye bayaran itu tak terlalu menarik. Soalnya mereka hanya dibayar Rp 50.000 untuk sekali kampanye. "Padahal kalau narik bajaj bisa dapat Rp 60.000 sampai siang," katanya.

Wiryo juga mengaku belum menentukan pilihan dalam pemilihan umum 26 April mendatang. Dia mengaku belum ada partai ataupun calon legislatif yang sreg untuk dipilih. Pemilu tahun ini juga menurutnya berbeda dari tahun-tahun lalu. Di pemilu sebelumnya masih banyak kawannya yang ikut kampanye secara sukarela karena mendukung partai, kata dia. "Tapi kalau tahun ini semuanya dibayar," kata Wiryo. (Baca: Kisah Koordinator Pengumpul Massa Kampanye dan Politikus Golkar Akui Konstituennya Pilih Jokowi)

ANGGRITA DESYANI




Berita Lainnya:
Pemilik Gunakan Televisi Gebug Lawan Politik
PPATK: Pasal Cuci Uang RUU KUHP Membingungkan
Dicecar Jaksa, Fathanah Jengkel
MH370 Turun dari Ketinggian karena Ada Lubang?

Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya