Kompolnas: Rutan Polres Depok Tidak Manusiawi

Reporter

Selasa, 10 Juni 2014 06:15 WIB

Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa, didampingi Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar ketika melakukan inspeksi ke Rumah Tahanan Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO , Depok:Dua anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Kepolisian Resor Kota Depok, Senin, 9 Juni 2014. Keduanya memeriksa kelayakan sejumlah tempat yang ada di kantor Polresta Depok.

Seorang anggota Komisioner Kompolnas, Inspektur Jendral Purnawiran Logan Siagian menyatakan, sarana dan prasarana Polresta Depok masih belum memadai. Termasuk bangunan penjara yang ada dibagian bawah bangunan kantor kepolisian itu. "Tempatnya sangat tidak manusiawi sekali. Ruangan sangat sempit dan sarana MCK sangat tidak memadai," katanya usai melakukan sidak, Senin, 9 Juni 2014.

Dia melanjutkan, kelayakan bangunan tahanan itu tidak memanusiakan tahanan. Ruangan tahanan melebihi kapasitas dengan menampung 56 tahanan. Daya tampung tahanan tersebut sebenarnya hanya untuk 40 tahanan. "Sinar matahari pun tidak bisa masuk, ini bisa membuat tahanan sakit," ujarnya.(Baca:Calon Dirjen Lapas Kritik Sidak Denny Indrayana)

Menurut Logan, ketidaklayakan ruang tahanan tidak saja terjadi di Polresta Depok. Tapi hampir semua Polres yang bernaung di bawah Polda Metro Jaya memiliki rumah tahanan yang buruk. Padahal, selama ini anggaran yang digelontorkan untuk kinerja lembaga penegak hukum setiap tahun berjumlah besar.

Sidak ini dilakukan atas dasar laporan masyarakat yang mengeluhkan fasilitas di Polres. Data yang dimiliki Kompolnas sendiri menyebutkan, pengaduan paling banyak adalah mengenai kinerja Satuan Reserse Kriminal dan Satuan Lalu Lintas. "Makanya kami coba klarifikasi ke Polresta Depok," kata Logan.

Untuk memperbaiki kinerja dan layanan, Logan meminta para petinggi Polresta Depok lebih mendekatkan diri ke masyarakat dan para anggota polisi yang lain. Hal ini untuk memantau kinerja personil dan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kasus yang dilaporkan.

Selian itu, dirinya juga mendesak Kepala Daerah ikut membantu pihak kepolisian dalam membantu pembangunan sarana dan prasarana Polresta Depok. Terlebih pada bagian bangunan penjara yang tidak layak. Mereka pun juga telah mendesak Kapolri menggelontorkan anggaran yang diberikan negara kepada Polres dalam meningkatkan pelayanan publik. "Coba dibayangkan makanan tahanan hanya sebesar Rp 10 ribu sehari, apakah bisa kenyang tahanan," katanya.

Menurut Logan, ada delapan keluhan besar dalam Satuan Satlantas dan Reskrim diantaranya masalah penyidikan tindak pidana, pengungkapan kasus sengketa tanah, pengungkapan kasus kecelakaan, pembuatan SIM, pembuatan SKCK, Pelayanan SPK, dan quikrespon, serta proses penyidikan. Dari ribuan kasus yang dilaporkan setiap tahun, hanya 30 persen yang terungkap. Sisa kasus tersebut pun masih menggantung dan dalam proses penyelidikan. "Ini sudah tidak wajar sekali, sama halnya dengan pelayanan SIM yang selalu disoroti," katanya.

Anggota Komisioner Kompolnas lainya, Edi Hasibuan mengatakan, tak hanya Polresta Depok saja yang banyak dilaporkan masyarakat. Pengaduan paling besar terkait pelayanan kepolisian terjadi di Polres Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Polresta Bekasi Kota/Kabupaten. Keluhannya juga ditujukan kepada Sat Reskrim dan Satlantas. "Warga mengeluh lambannya penyidikan yang dilaporkan dan masih banyaknya pelanggaran lalu lintas yang tidak bisa terungkap," ujarnya.

Menanggapi masalah itu, Wakil Kepala Polresta Depok Ajun Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan, delapan keluhan yang dilaporkan masyarakat tersebut bukanlah perkara yang menjadi atensi jajarannya. Sebab, kasus yang dilaporkan hanya persoalan sepele yang terjadi antara pelapor dan terlapor yang saling melaporkan diri. "Tidak ada persoalan dalam keluhan itu, karena hanya kasus ringan saja, kebanyakan yang melaporkan tidak mengetahui persoalan hukum," katanya.

Saat ditanya mengenai sarana dan prasarana, Irwan menyatakan akan segera mengajukan alokasi tersebut ke Polda dan Mabes Polri. Namun demikian, mereka tidak bisa memaksakan hal tersebut, karena itu merupakan keputusan dari Mabes Polri. "Kami akan mengajukan anggarannya."
ILHAM TIRTA



Berita lainnya:
Hatta Menolak Berspekulasi Soal Peneror Bom

Hari Jadi Bogor, Istana Dibuka untuk Umum

Bawaslu Bertemu Panglima TNI







Advertising
Advertising

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

23 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya