Tiap Hari 18 Pejalan Kaki Tewas

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 20 September 2014 07:26 WIB

Dua bocah yang berjalan usai pulang sekolah, melihat sebuah sepeda motor yang melintas di atas jembatan khusus pejalan kaki di kawasan Kapuk, Jakarta, 11 September 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO , Jakarta:Koordinator Koalisi Pejalan Kaki (KPK), Alfred Sitorus, mengatakan tiap hari rata-rata 18 orang yang berjalan kaki di pinggir jalan tewas karena ulah para pengendara sepeda motor dan mobil. Salah satu penyebabnya yaitu minimnya perlindungan dan sarana prasarana bagi pejalan kaki.

"Itu data kepolisian dari seluruh wilayah Indonesia. Coba bayangkan berapa korban dalam setahun? Mereka mati sia-sia," kata Alfred ketika timnya tengah asyik mengecat ulang zebra cross di Jalan Kebon Kacang Jakarta Pusat, Jumat 19 September 2014.

Di bawah terik matahari, tim KPK sengaja beramai-ramai mengecat ulang zebra cross yang telah pudar di jalan itu. Sebelumnya, pejalan kaki terpaksa menyeberang tanpa perlindungan dan hanya tampak segaris cat putih yang melintang di antara gedung Plaza Indonesia dan Hotel Kempinski. "Ini kan bekas garis batas berhenti motor dan mobil. Ketika ada yang menyeberang, mereka tidak boleh melalui garis ini," kata seorang anggota KPK, Ahmad Syafrudin.

Mereka memblokade jalan lalu membuat garis bak kulit zebra. Pengecatan ini tak asal-asalan, karena mereka juga mengukur lebar dan panjang garis sebelum dicat. Beberapa poster kertas tertulis "Bukan Rekanan Pemda DKI", "Mohon maaf perjalanan Anda terganggu, ada perbaikan hak pejalan kaki #zebracross", terbentang di jalan.

Hak pejalan kaki sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam undang-undang itu pasal 131, terungkap jelas, bahwa pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung seperti trotoar dan tempat penyeberangan. Pejalan kaki juga berhak mendapat prioritas saat menyeberang di tempat penyeberangan.

Namun, menurut Ahmad yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbel, kondisi fasilitas untuk pejalan kaki saat ini masih sangat buruk, terutama di kota besar seperti di Jakarta. Ia menyebutkan, panjang jalan Jakarta mencapai 4 ribu kilo meter, namun hanya 400 kilo meter yang dilengkapi trotoar. "Selain itu, banyak zebra cross yang rusak. Pejalan kaki selalu dikorbankan," kata Ahmad.

Ia juga membandingkan fasilitas penyeberangan di Indonesia dengan di Hong Kong. Pemerintah Hong Kong memaksa para pengelola gedung untuk membuat ruang bawah tanah yang menghubungkan dari satu gedung ke gedung lain. "Pejalan kaki aman, jadi mereka enggan pakai motor," kata dia.
PUTRI ADITYOWATI
Berita Terpopuler:
BPK: Empat Modus Pejabat Menguras Anggaran
Melihat Fakta Persidangan, Anas Optimis Bebas

Kata Warga Bogor Pemilik Mobil Berpelat B

Jokowi Pilih Menkeu Konservatif, tapi Ekspansif

Berita terkait

5 Hari Lebaran, Polisi Catat Ada 1.370 Kecelakaan dan 200 Orang Tewas

9 hari lalu

5 Hari Lebaran, Polisi Catat Ada 1.370 Kecelakaan dan 200 Orang Tewas

Korlantas Polri mencatat ada ribuan kecelakaan lalu lintas selama 5 hari Lebaran. Dari jumlah total itu ada ratusan nyawa terenggut.

Baca Selengkapnya

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

13 hari lalu

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

Wadir Lantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi, mengatakan sistem satu arah atau one way arah Jakarta berakhir seusai 11 jam diterapkan di Puncak.

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik Lebaran, 275.026 Kendaraan Melintas di Tol Trans Sumatera

13 hari lalu

Puncak Arus Balik Lebaran, 275.026 Kendaraan Melintas di Tol Trans Sumatera

Jumlah kendaraan yang melintas pada masa puncak arus balik Lebaran tersebut melonjak 101 persen dari VLL Normal.

Baca Selengkapnya

Kisah Penemuan Traffic Cone, Kerucut Pembatas Jalur Contraflow saat Mudik dan Arus Balik

14 hari lalu

Kisah Penemuan Traffic Cone, Kerucut Pembatas Jalur Contraflow saat Mudik dan Arus Balik

Jalur contraflow saat mudik dan arus balik lebaran hanya dipisahkan menggunakan traffic cone. Begini kisah penemuannya.

Baca Selengkapnya

Jasa Marga: Ada 1,2 Juta Kendaraan Meninggalkan Jabotabek hingga H-2 Lebaran

18 hari lalu

Jasa Marga: Ada 1,2 Juta Kendaraan Meninggalkan Jabotabek hingga H-2 Lebaran

Jasa Marga mencatat sebanyak 1.233.793 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-7 hingga H-2 Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

100.776 Kendaraan Tinggalkan Jakarta pada Mudik Lebaran 2024

18 hari lalu

100.776 Kendaraan Tinggalkan Jakarta pada Mudik Lebaran 2024

Polri mencatat total 100.776 kendaraan telah meninggalkan Jakarta lewat berbagai pintu tol pada mudik Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Terkini: ASDP Sebut Arus Mudik Laut dari Jawa ke Sumatera Mulai Landai, Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Rilis Dewan Kehormatan PWI Pusat

18 hari lalu

Terkini: ASDP Sebut Arus Mudik Laut dari Jawa ke Sumatera Mulai Landai, Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Rilis Dewan Kehormatan PWI Pusat

PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP Indonesia Ferry mencatat arus mudik dari Jawa menuju Sumatera mulai

Baca Selengkapnya

One Way di Tol Trans Jawa Berakhir, Jasa Marga: Lalu Lintas Normal

18 hari lalu

One Way di Tol Trans Jawa Berakhir, Jasa Marga: Lalu Lintas Normal

Rekayasa lalu lintas one way di Jalan Tol Trans Jawa dari Cipali sampai Semarang ditutup pada siang hari ini pukul 12.00 WIB. Bagaimana dampaknya?

Baca Selengkapnya

Pantau Arus Lalu Lintas Saat Mudik, Ini 3 Cara Melihat CCTV Jalan

19 hari lalu

Pantau Arus Lalu Lintas Saat Mudik, Ini 3 Cara Melihat CCTV Jalan

Untuk mengecek kemacetan di jalur mudik, masyarakat bisa mengecek streaming CCTV melalui cara berikut ini

Baca Selengkapnya

Cara Menggunakan Aplikasi Waze untuk Memantau Arus Lalu Lintas

19 hari lalu

Cara Menggunakan Aplikasi Waze untuk Memantau Arus Lalu Lintas

Waze telah terbukti menjadi salah satu alat yang sangat berguna untuk pemudik dalam menghadapi tantangan arus lalu lintas saat musim mudik.

Baca Selengkapnya