Gereja Diprotes Warga Pamulang, Pendeta Urus Izin  

Reporter

Senin, 22 September 2014 18:54 WIB

Jemaat gereja HKBP Pondok Timur Indah, tetap menggelar kebaktian di lahan kosong di Bekasi, Jawa Barat. TEMPO/Hamluddin

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Tempat beribadahnya diprotes warga Vila Pamulang, RT 04 RW 16 Pamulang, Tangerang Selatan, Ketua Majelis yang juga pendeta Gereja Batak Karo Protestan, Saminiati Surbati, mengatakan sebelum gereja dibangun, lahan tersebut adalah tempat pembuangan sampah.

"Pada awalnya tempat ini adalah gundukan sampah lalu kemudian kita beli seluas 1.500 meter persegi, dan karena keterbatasan biaya kami (jemaah) urug bersama-sama. Tidak terpikirkan oleh kami akan dibangun perumahan di sekitar gereja, dalam pikiran kami pada saat itu hanyalah bagaimana kita bisa beribadah," ujarnya. (Baca: PKS: Masalah GKI Yasmin Murni Perizinan)

Pada saat itu, kata Saminiati, pihaknya membeli tanah tersebut dari dr Nunung. Tetapi pihak pengembang perumahan Vila Pamulang juga mengklaim tanah tersebut milik mereka. Saminiati mengatakan pihaknya mengalah dan membeli lagi tanah milik developer tersebut seluas 850 meter persegi.

Saminiati juga mengatakan, sebelumnya pihak gereja sudah berunding dengan Kementerian Agama Tangerang Selatan maupun Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan kami diminta perlahan mengurus izin dari IMB bangunan gereja.

"Kalau dari Kemenag dan FKUB sendiri mengakui kalau kami sudah berdiri lama sebelum ada kompleks Vila Pamulang ini. Hanya izin IMB yang sedang kami urus. Untuk dokumen-dokumen resmi dari awal berdirinya gedung sampai sekarang kita juga ada," katanya.

Menurut Saminiati, hubungan pihak gereja degan warga sejak 2002 sampai 2013 tidak ada kendala apa-apa. Penolakan warga baru terjadi Februari 2014. "Padahal jemaah Gereja Batak Karo Protestan sendiri ada yang tinggal di kompleks Vila Pamulang," ujarnya. (Baca: Evaluasi Rekomendasi GKI Yasmin Bakal Dipercepat)

Saminiati menambahkan, pada Jumat, 19 September 2014, pihak gereja dan ketua RT 04 Vila Pamulang sudah bertemu dan menghasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya, Saminiati dan jemaahnya hanya boleh memakai gedung ini pada Ahad dan Selasa dari jam 14.00 WIB-18.00 WIB.

"Kami sangat bingung dan kaget, hari Jumat sudah mengadakan pertemuan dan kami sepakati, ternyata di hari Minggu sudah ada banner di pagar pintu masuk gereja," katanya.

MUHAMMAD KURNIANTO

Berita Terpopuler
Polisi Cantik dan Gagah Fatamorgana
Eks Siswa SMA 70 Ditampung di SMA Negeri
Kenapa Wajah Polwan Cantik Dibikin Mirip?

Berita terkait

Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

8 Maret 2018

Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

Lima bulan pembangunan sekolah Santa Laurensia terkatung-katung akibat kabar bohong tentang proyek gereja. Siswa akan ditampung di gedung lain.

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

7 Maret 2018

Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

Setelah terhenti dilanda isu proyek gereja terbesar di Asia, pembangunan Sekolah Santa Laurensia di Suvarna Padi, Alam Sutera, Tangerang, dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

11 November 2017

Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

Saat dijemput jemaat HKBP Cilincing, Jakarta, Sandi ikut menikmati tarian Tortor di gereja tersebut.

Baca Selengkapnya

Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

24 Oktober 2017

Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

Gereja Scientology mengatakan selalu membantu warga sekitar yang membutuhkan bantuan.

Baca Selengkapnya

Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

20 Oktober 2017

Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

Kepala Proyek Sekolah Santa Laurensia Suvarna Padi di Alam Sutera, Pilonedi Sioan Angen menjamin tidak ada pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggar

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

20 Oktober 2017

Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

Sekolah Santa Laurensia mengapresiasi keputusan bersama yang meminta menyetop sementara proyek sekolah di Suvarna Padi, Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

19 Oktober 2017

Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan izin yang dikeluarkan untuk pembangunan di Alam Sutera adalah untuk sekolah, bukan gereja.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

19 Oktober 2017

Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan kabar pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggara di Alam Sutera adalah hoax.

Baca Selengkapnya

Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

3 April 2017

Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, walaupun ditembak, ia tak akan mencabut izin pembangunan Gereja Santa Clara karena izin itu adalah produk negara.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

30 Maret 2017

Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

Wali Kota Bekasi mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam proses perizinan pembangunan Gereja Santa Clara di Bekasi Utara.

Baca Selengkapnya