Pengakuan Satpam Korban Uppercut Penumpang KRL

Reporter

Kamis, 23 April 2015 05:51 WIB

Seorang pekerja menuju pintu keluar setelah turun dari KRL commuter line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin 4 Agustus 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Bogor -- Muhammad Iqbal, 30 tahun, petugas keamanan di peron stasiun Pondok Jati yang menjadi korban pemukulan hingga jatuh pingsan oleh penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) saat ditegur karena merokok di dalam areal stasiun masih sering mengalami pusing akibat luka yang cukup parah di kepala bagian belakang.

"Mungkin karena jahitan luka saya di kepala belum kering, sehingga sering merasa pusing apalagi kalau mau bangun," kata dia saat ditemui di rumahnya di Kampung Leuwikotok, RT 5/5, Desa Pasir Laja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Rabu 22 April 2015.

Menurut dia, insiden pemukulan yang dilakukan oleh penumpang KRL tersebut terjadi pada hari Senin 20 April 2015, sekitar pukul 15.00 WIB, pada saat korban tengah bertugas menjadi komandan piket di Stasiun Pondok Jati.

"Saat itu, saya melihat temen saya satu regu sedang menegur penumpang yang sedang merokok, dan tidak dihiraukan oleh pria tersebut, bahkan terkesan menantang," kata dia.

Melihat hal tersebut, Iqbal pun menghampiri pria yang sedang merokok itu, untuk menghimbau dan menegur agar pelaku tidak merokok di dalam stasiun. "Saat saya tegur, ternyata orang itu malah teriak teriak dan sambil berkata jangan mengurusi orang yang sedang merokok, karena ini merupakan area umum " kata dia.

Bahkan pria tersebut, meminta agar korban dan PT KAI untuk memperbaiki kanopi stasiun agar penumpang tidak kepanasan dan kehujanan. "Saya tetap meminta agar orang itu mematikan rokok atau keluar dulu dari stasiun jika ingin tetap merokok," kata dia.

Beberapa saat kemudian, pelaku yang memang memiliki badan yang cukup berotot itu langsung memukul korban mengenai bibir atas sebelah kiri sampai berdarah. "Bahkan pukulan keras itu, mengakibatkan saya terjatuh dan kepala bagian belakang saya membentur tembok, sehingga saya tidak sadarkan diri," kata dia.

Iqbal mengatakan, dirinya tidak mengetahui kejadian apa lagi setelah aksi pemukulan tersebut karena dirinya pingsan dan dilarikan ke RSCM. "Saya baru sadar sudah berada di RSCM, dengan kondisi kepala sudah dibungkus kain perban," kata dia.

Menurut dokter yang menanganinya, luka sobek di kepala bagian belakang akibat benturan ke tembok tersebut, korban harus mendapat 5 jahitan. "Dokter tidak bilang kalo saya itu mengalami geger otak ringan atau tidak, akan tetapi saya suka masih kerasa pusing," kata dia.

Selama perawatan di RSCM, korban menggunakan fasilitas BPJS untuk biaya pengobatan, bahkan ada beberapa obat yang memang tidak tersedia maka pihak perusahaan KCJ yang menanggung biayanya."Ada beberapa obat yang tidak ada di RSCM ditanggung oleh perusahaan," kata dia.

Iqbal berujar, dokter memintanya dirawat minimal dua hari di RSCM. "Tapi saya memutuskan untuk berobat jalan, supaya tidak kejauhan," kata dia.

M SIDIK PERMANA

Berita terkait

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

1 hari lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

1 hari lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

1 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

1 hari lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

1 hari lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

1 hari lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

19 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

21 hari lalu

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

26 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

27 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya