Kisah Ahli Cukur: Jaring Pelanggan Lewat Media Sosial (4)

Reporter

Minggu, 7 Juni 2015 09:04 WIB

Tempat pangkas rambut BarberBox di Senopati, Jakarta. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Ponsel Agus berdering. Ia langsung keluar dari tempat pangkas rambut miliknya dan mengambil ponsel di saku celananya. Ia melihat layar ponsel dan langsung memasang jari telunjuk di depan bibir sebagai isyarat supaya semuanya tidak berisik. "Saya harus ke rumah Pak Pramono Anung sehabis magrib," katanya.

Sudah tak terhitung lagi berapa pejabat yang menjadi pelanggan Agus. Ada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), mantan Kepala Staf Angkatan Darat, mantan Ketua Mahkamah Agung, dan masih banyak lagi. "Kepercayaan dan etika adalah yang utama," kata Agus.

Menurut dia, selain dua hal tersebut, tukang cukur harus memiliki "daging" dalam berkomunikasi. Dalam arti, dia harus paham politik, olahraga, bahkan gosip showbiz. Kalau tidak, pelanggan tidak akan datang kembali. Hal itu diiyakan Fatsi, yang menyeleksi pencukur di barbershop-nya dengan ketat--ihwal gaya komunikasi ini. "Dan yang penting juga mereka (pencukur) tidak mata duitan," ujar Fatsi.

Ia mengatakan, barbershop adalah ruang intim di mana orang datang untuk membahas apa yang mereka ingin utarakan, seperti layaknya di rumah. Sementara di barbershop topik pembicaraannya tentang tato, musik, pakaian, dan gaya hidup, di tempat pangkas rambut beda lagi. Di tempat ini, menurut Iman, biasanya topik yang dibahas adalah hal-hal yang lebih dekat dengan si pencukurnya. "Kabar pilkades di kampung misalnya, atau masalah pekerjaan," ujarnya.

Pejabat dan pengusaha, menurut Iman dan Agus, adalah pelanggan yang cenderung memulai komunikasi. Mereka lebih cair dan menghargai. Sementara selebritas biasanya cuek atau, sebaliknya, marah-marah kalau kurang puas dengan hasilnya. Bagian terbaiknya, kata Imam, tentu adalah tip yang diberikan. "Pengusaha lebih loyal," ujarnya, tertawa.

Diakui Agus, media sosial telah memainkan peran penting dalam kemajuan barbershop. Misalnya promo melalui Instagram, Twitter, dan Facebook. "Ini adalah cara untuk menarik basis pelanggan yang lebih muda," kata Fatsi.

Meski begitu, tempat pangkas rambut tidak takut terpinggirkan oleh cara promo para pemilik barbershop. Sebab, mereka memiliki kebiasaan lama dengan promo dari mulut ke mulut. "Ada suasana keluarga di sini (pangkas rambut) yang membuat kita merasa seperti di rumah." (Habis)

HERU TRIYONO

Sebelumnya:
Kisah Ahli Cukur:Desa Ini 95 % Pencukur, Ada Favorit SBY (1)
Kisah Ahli Cukur: Awal Lelaki Ini Pegang Kepala SBY (2)
Kisah Ahli Cukur: Omzet Bisa Mencapai Rp 50 Juta (3)

Berita terkait

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.

Baca Selengkapnya

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.

Baca Selengkapnya

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini

Baca Selengkapnya

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).

Baca Selengkapnya

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.

Baca Selengkapnya

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.

Baca Selengkapnya