Mirip Asli, Uang Palsu Depok Hanya Bisa Dideteksi Mesin Bank  

Reporter

Kamis, 12 November 2015 17:38 WIB

Ilustrasi pungli. ANTARA/Agus Bebeng

TEMPO.CO, Depok - Sindikat pembuat uang palsu ditangkap polisi di RT 5 RW 3 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok. Polisi mencurigai pembuatan duit palsu ini untuk memanfaatkan momen pemilihan kepala daerah serentak pada Desember mendatang. Doni S. Setiawan, 32 tahun, membuat uang palsu di Pekalongan, Jawa Tengah, dan menjualnya kepada Ahmad, 45 tahun, yang menjadi pengedar uang palsu.

Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Dwiyono mengatakan penangkapan kedua tersangka didasari laporan dari masyarakat yang mendapati uang palsu beredar di Depok. Pengedar melakukan transaksi uang palsu ini di wilayah TB. Simatupang, Jakarta Selatan. "Duit ini diedarkan di Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur," katanya.

Polisi menyita uang palsu sebesar Rp 20 juta dengan pecahan Rp 50 ribu berikut alat pencetak dan kertas uang palsu. "Modal membuat uang palsu ini hanya Rp 15 ribu untuk beli alat dan kertanya," ujarnya. (Baca: Polisi Tangkap Sindikat Uang Palsu di Depok)

Dwiyono menjelaskan, membedakan uang palsu ini sangat sulit. Soalnya, uang yang dibuat mereka sangat mirip dengan yang asli. Bahkan, bila dilihat dengan sinar pun, uang palsu ini masih tampak seperti asli karena mempunyai hologram dan pita pengaman.

Uang palsu ini hanya bisa dibedakan dengan menggunakan alat penghitung yang biasa digunakan bank. Soalnya, alat penghitung uang di bank memiliki pendeteksi magnet yang ada di uang asli. Selain itu, yang membedakan, seri di uang palsu sama semua. "Kalau dengan cara biasa, sulit untuk membedakan," ujarnya.

Dari keterangan tersangka, kata dia, uang palsu ini sudah beredar sebanyak Rp 90 juta selama empat bulan. Dari tangan tersangka juga masih ada kertas pembuatan uang palsu, yang bisa menghasilkan Rp 300 juta. "Untungnya dua kali lipat penjualan uang palsu ini," ucapnya.

Tersangka Doni mengaku terdesak membuat uang palsu lantaran terbelit utang. Gajinya sebagai tukang servis telepon seluler tidak cukup untuk mengembalikan utang-utangnya kepada Bank Mega. "Sudah berbunga besar dan tidak bisa saya bayar," ucapnya.

Doni mengaku telah empat kali melakukan transaksi uang palsu kepada Ahmad dengan nominal pertama Rp 30 juta, kedua Rp 15 juta, ketiga Rp 20 juta, dan keempat Rp 20 juta. Setiap kali mencetak, dia menghasilkan Rp 20-30 juta uang palsu. Untuk menghasilkan Rp 30 juta, dia hanya membutuhkan modal Rp 5 juta. "Sistemnya, duit ini dijual setengah dari uang palsu," ujar pria tamatan SMP ini.

Doni menuturkan hanya membutuhkan modal Rp 15 juta untuk memproduksi duit palsu ini. Untuk membuat uang palsu, dia dibantu seniornya yang bernama Boy. "Boy yang menjadi otak dan membuat pelat duit palsu. Saya hanya IT-nya," tuturnya.

IMAM HAMDI

Berita terkait

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

1 hari lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

12 hari lalu

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

Imam Budi Hartono akan melanjutkan RPJMD Kota Depok 2021-2026 jika terpilih pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

25 hari lalu

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

Ketua DPD Golkar Kota Depok Farabi A. Arafiq telah bertemu dengan Ketua DPD PKS Kota Depok Imam Budi Hartono untuk menjajaki koalisi di Pilkada Depok.

Baca Selengkapnya

Geger Rekapitulasi Suara di Kota Depok: Dugaan Intimidasi hingga Viral Surat PPK Mundur

59 hari lalu

Geger Rekapitulasi Suara di Kota Depok: Dugaan Intimidasi hingga Viral Surat PPK Mundur

Proses rekapitulasi penghitungan suara di Kota Depok diwarnai dugaan intimidasi. Proses rekapitulasi sempat terhenti.

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Sebut Relokasi Paksa Siswa SDN Pondok Cina 1 Bukti Keangkuhan Penguasa Depok

11 Januari 2024

Politikus PDIP Sebut Relokasi Paksa Siswa SDN Pondok Cina 1 Bukti Keangkuhan Penguasa Depok

Wakil Ketua DPRD Kota Depok dari Fraksi PDIP, Hendrik Tangke Allo, menilai relokasi paksa siswa SDN Pondok Cina 1 bukti keangkuhan penguasa Depok.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Gratiskan Depok Open Space Dipakai untuk Pertunjukan

25 Desember 2023

Wali Kota Gratiskan Depok Open Space Dipakai untuk Pertunjukan

Warga Kota Depok dipersilakan memanfaatkan Depok Open Space jika ingin membuat pertunjukan di sana tanpa dipungut biaya

Baca Selengkapnya

Ragam Modus yang Sering Dipakai dalam Kejahatan Peredaran Uang Palsu

5 Desember 2023

Ragam Modus yang Sering Dipakai dalam Kejahatan Peredaran Uang Palsu

Pelaku tindak pidana pemalsuan uang dan peredaran uang palsu menggunakan beragam modus operandi untuk melancarkan aksinya.

Baca Selengkapnya

PMT Lokal Rp 18 Ribu hanya Dapat 2 Otak-otak, Kota Depok: Bukan Otak-otak Pinggir Jalan

17 November 2023

PMT Lokal Rp 18 Ribu hanya Dapat 2 Otak-otak, Kota Depok: Bukan Otak-otak Pinggir Jalan

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk lebih menekan angka stunting di Kota Depok ramai diperbincangkan

Baca Selengkapnya

Hendak Study Tour, Bus Rombongan SMPN 3 Depok Kecelakaan di Cipali

5 Oktober 2023

Hendak Study Tour, Bus Rombongan SMPN 3 Depok Kecelakaan di Cipali

Bus yang ditumpangi siswa SMP Negeri 3 Depok dikabarkan mengalami kecelakaan di Tol Cipali

Baca Selengkapnya

Wali Kota Sebut Pemkot Depok Gelar Salat Istisqa Minimalis, Begini Penjelasannya

4 Oktober 2023

Wali Kota Sebut Pemkot Depok Gelar Salat Istisqa Minimalis, Begini Penjelasannya

Pemerintah Kota Depok menggelar salat minta hujan atau Salat Istisqa di Lapangan Balai Kota Depok, Rabu, 4 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya