Kasus RS Sumber Waras, Ahok Tuding Pejabat BPK Incar Dirinya
Editor
Nur Haryanto
Selasa, 24 November 2015 18:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merasa ada pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menginginkan dia tidak lagi menjabat sebagai gubernur. "Mereka itu tendensiusnya memang pengen saya tidak jadi gubernur. Saya pikir BPK DKI sudah jelas tendensius. Membuat kami ‘skak-ster’," ujar Ahok saat ditemui di Balai Kota, Selasa, 24 November 2015.
Menurut Ahok, karena keputusannya membeli lahan Rumah Sakit Sumber Waras sulit diorek-orek kesalahannya, BPK sengaja memancing emosi agar Ahok menolak untuk diperiksa. "Dia tahu Ahok orangnya emosional. Kalau digituin pasti ngamuk-ngamuk, pasti marah-marah, langsung dinilai tidak kooperatif kan. Dia bisa pidanakan saya lho. Kalau dipidana, DPRD akan memecat saya," kata Ahok.
Ahok mengatakan di BPK, kemarin, Biro Komunikasi dan Informasi Masyarakat DKI Jakarta dilarang merekam pemeriksaan yang mesti dijalani Ahok. "Staf saya mau masuk bantuin cari berkas yang ditanya juga enggak boleh. Saya mana tahu berkas begitu banyak, segepok," kata Ahok.
Selain itu, menurut Ahok, BPK juga tidak mengizinkan Biro Hukum DKI Jakarta untuk membantunya menjelaskan isi dari berita acara pemeriksaan (BAP) yang harus ditandatanganinya. "Begitu sudah selesai BAP nih, delapan lembar, saya suruh staf hukum saya membaca yang tersirat dan tersurat, ada jebakan atau tidak, enggak boleh," ujar Ahok.
Karena Ahok merasa dirinya dijebak BPK, Ahok sengaja menahan kekesalannya dan tetap kooperatif selama menjalani pemeriksaan. "Makanya kemarin saya keluar, saya senyum-senyum saja kan. Kalau saya ribut di luar gimana? Dibilang menghina BPK. Dalam hati saya, kena lo," katanya.
Ahok menambahkan, apabila BPK serius mencari fakta mengenai tendensiusnya BPK DKI dalam mengaudit pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, BPK harus berani membuka video pemeriksaannya kepada masyarakat. "Sekarang saya tantang BPK, mari buka ke publik. Kalau dibuka, semua orang akan menilai tendensius atau tidak. Tapi buat yang suka ngata-ngatain saya, hey, aku sudah sembuh ya, sudah bisa mengendalikan diri keluar kata-kata toilet. Terima kasih," katanya.
Kemarin, selama sembilan jam, Ahok diperiksa BPK terkait dengan kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang menurut BPK DKI Jakarta merugikan negara sebesar Rp 181 miliar. Setelah diperiksa, Ahok mengaku menikmati pemeriksaan yang dijalaninya. Ahok pun sempat meminta maaf karena telah berprasangka buruk kepada BPK. Selain itu, Ahok mengaku banyak belajar dari BPK tentang sistem administrasi keuangan yang disusun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta yang diakuinya salah.
ANGELINA ANJAR SAWITRI