Bus PNS Diambil Alih Transjakarta, Ahok: Enggak Boleh Eksklusif

Reporter

Senin, 25 Januari 2016 11:25 WIB

Pegawai Transjakarta melintas di depan bus Transjakarta yang baru diresmikan di Lapangan Monas, Jakarta, 22 Juni 2015. Bus baru yang berkapasitas hingga 140 orang tersebut dilengkapi tangga darurat dan CCTV. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memutuskan bus operasional jemputan untuk pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Balai Kota DKI Jakarta akan digabung dan dioperasikan oleh PT Transjakarta.

Bus akan beroperasi di rute yang sama seperti bus PNS dulu dengan waktu operasional harian yang rutin atau tidak hanya pada waktu berangkat dan pulang kerja saja, sama seperti bus Transjakarta. Yang membedakan dengan bus Transjakarta, bus itu melaju di jalur sebelah kiri atau di luar busway.

"Prinsip saya sederhana, enggak boleh eksklusif untuk mereka, rutenya sama," ucap Ahok saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin, 25 Januari 2016.

Maka Ahok meminta bus PNS yang tetap berpelat merah itu diambil alih operasionalnya oleh Transjakarta. "Sopirnya semua diambil alih Transjakarta. Kalau pas jam kerja PNS, dia enggak boleh nongkrong enggak jelas. Itu dimanfaatkan untuk jalur bisnis," tuturnya.

Dia mencontohkan, bus operasional jemputan PNS DKI nantinya bisa digunakan gratis tidak hanya untuk PNS DKI, tapi juga pegawai dan pekerja lain serta turis di sepanjang rute yang dilewati. "Kan, banyak pegawai sepanjang Sudirman-Thamrin itu suka makan siang. Ya, dia bisa manfaatkan itu," ujar Ahok. Bus tersebut juga akan beroperasi melewati stasiun kereta api, seperti Stasiun Sudirman.

Ahok berharap fasilitas bus ini dapat efektif mengurangi kemacetan. "Sekarang kenapa Jakarta siang-siang macet? Ternyata orang kerja suka keluar makan, ada rapat ke mana-mana. Itu jadi macet," tuturnya. Pihak Transjakarta diminta Ahok membuat jadwal keberangkatan bus yang pasti. "Kalau busnya jelas, jamnya jelas, orang berani rombongan keluar makan di mal naik bus itu. Nah, balik lagi bisa," katanya.

Dengan demikian, peruntukkan bus tersebut tak hanya untuk PNS DKI. "Kita enggak ada lagi nunggu-nunggu mereka, ngetem. Kalau PNS mau pulang busnya udah lewat, ya nunggu lagi," ucap Ahok.

Ahok sebelumnya berencana menghapus fasilitas bus PNS DKI setelah mengetahui bus-bus tersebut disalahgunakan. Banyak PNS yang mencari alasan untuk pulang kerja lebih awal sejak ada fasilitas bus jemputan.

"Mereka betul-betul ngelunjak," ujarnya, Jumat lalu. Sikap tersebut dinilai Ahok tidak pantas dan keterlaluan.

PNS DKI memiliki jam kerja pukul 07.00-16.00 WIB. Namun sejumlah PNS justru sudah bersiap pulang seusai waktu salat ashar sekitar pukul 15.00. "Kan, pukul 16.00 itu kan absensinya seharusnya baru mulai. Ini enggak, jam segitu mereka udah duduk di bus, langsung jalan busnya," kata Ahok.

Menurut Ahok, ada seorang koordinator bus jemputan yang menginformasikan waktu pulang lebih cepat dan waktu standby bus setiap hari. "Jadi, kalau masih ada kerjaan dari atasan, dia bilang enggak bisa karena busnya udah mau jalan, udah ditunggu," ucapnya.

Dia bertambah geram ketika mendapat laporan bahwa bus tersebut dimanfaatkan sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menarik ongkos dari penumpang non-PNS. "Sopir digaji, kok. Makanya ini ada permainan. Terus masih narik lagi dari penumpang. Nah, itu dosanya," ujarnya.

Ahok menjelaskan, di dalam bus sering kali terjadi bullying antar-PNS, dan PNS berusia muda selalu menjadi sasaran. "PNS muda di-bully, enggak dikasih duduk sama yang sudah biasa duduk di situ, merasa kursi punya dia," tuturnya.

Saat ini terdapat 18 bus jemputan yang beroperasi untuk PNS DKI yang bekerja di Balai Kota. Di tiap wilayah kota disediakan dua-tiga bus jemputan. Rute-rutenya meliputi Bekasi Barat, Depok, Bogor, dan Tangerang.

GHOIDA RAHMAH

Baca juga:
Cerita Butet Kartaredjasa Soal Video Puja-puji Freeport
Ungkap Kasus Mirna, Polisi Terbang Jumpai Saksi Ahli Spesial




Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

2 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

3 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

6 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

7 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

9 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

11 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

41 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

41 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

55 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

58 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya