Ahok Kalah di Bidara Cina: Kemen-PU yang Menambah Luas Inlet

Reporter

Editor

Bagja

Kamis, 12 Mei 2016 15:50 WIB

Petugas memeriksa mata bor pengerjaan sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur di arriving shaft (titik pertemuan) Jalan Otista III, Jatinegara, Jakarta, 12 Oktober 2015. Proyek pembangunan sodetan pada bagian outlet dari Kebon Nanas hingga ke arriving shaft telah selesai, sementara bagian inlet menuju Bidara Cina ditargetkan selesai pada tahun 2016. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Di Jakarta, pemerintah berhadapan dengan masyarakat dan kalah di pengadsilan karena dianggap tak mensosialisasi program-program kerjanya. Itu terjadi di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Selatan, seperti diceritakan Koran Tempo edisi 12 Mei 2016.

Pemerintah Jakarta belum bisa meneruskan pembangunan jalan masuk air alias inlet ke terowongan bawah tanah untuk menampung limpasan air Ciliwung agar tak menggenangi permukiman jika turun hujan. Rencana tersebut digugat penduduk Bidara Cina yang merasa tak mendapat sosialisasi kebijakan itu.

BACA: Dua Argumen Ahok Kalah di Bidara Cina

Keputusan hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada akhir bulan lalu mengabulkan gugatan penduduk didasari dua hal: tak ada sosialisasi dan menilai pemerintah diam-diam meluaskan peta lahan yang akan dibangun inlet itu. “Padahal peta tak berubah dan luas lahannya tetap. Jumlah rumah yang akan digusur juga tak bertambah,” kata Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardhana, kemarin.

Pangkal kekisruhan itu adalah tiga surat keputusan Gubernur Jakarta atas lahan tersebut. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menerbitkan surat bernomor 2779/2015 yang menetapkan luas rencana lahan inlet adalah 10.357 meter persegi. Penduduk Bidara Cina menganggap hal ini sebagai perluasan diam-diam. Sebab, dalam surat keputusan Gubernur Joko Widodo, luas lahan hanya 6.0945,94 meter persegi.



Menurut Bambang, surat Gubernur Basuki itu hanya meneruskan surat Jokowi karena masa berlakunya telah habis. Pembangunan inlet ini sudah molor dua tahun lantaran pemerintah tak kunjung bisa membebaskan lahannya. Terowongan air sepanjang 1,23 kilometer itu sudah rampung separuhnya. Ujung terowongan, yang bermuara di Cipinang, kini berada di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) III untuk mengalirkan air ke Kanal Banjir Timur.

BACA: Kalah di Pengadilan, Warga Bidara Cina Minta Ahok Refleksi

Karena surat Basuki hanya memperpanjang masa berlaku surat sebelumnya, luas lahan inlet itu tak bertambah. Sumber perubahan angka luas lahan itu adalah perubahan luas shaft atau ruang kerja di bawah Jalan Otista. Karena shaft di bawah tanah, pemerintah tak perlu menggusur bangunan di atasnya.

Perubahan itu dilakukan atas permintaan Balai Besar Ciliwung-Cisadane, yang mengerjakan proyek tersebut. Terowongan Ciliwung adalah proyek Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Nilainya sekitar Rp 492 miliar. Pemerintah Jakarta bertugas membebaskan lahan untuk proyek tersebut.

Kepala Bidang Pelaksana Balai Besar, Bastari, mengatakan penambahan luas itu diminta karena Balai berencana membangun trase di lokasi sodetan. Penambahan itu diambil dari shaft yang ada di Cipinang Cempedak. Luas shaft sekitar 3.964 meter persegi dalam Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 80 Tahun 2014 yang diteken oleh Jokowi.

Menurut Bastari, jika Basuki tak mengubah luas inlet, pembangunan trase akan terpisah dalam dua aturan. Untuk mempermudah pembangunan inlet dan trase, Balai meminta Basuki mengubah luas inlet. “Secara riil, luas yang akan digusur itu tak berubah,” kata dia.

BACA: Meski Kalah, Ahok Tetap Bongkar Bidara Cina

Karena itu, peta pun tak berubah. Sodetan tetap menggunakan peta lama yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 79 Tahun 2014—lokasi pembangunan outlet di Cipinang Besar Selatan (sekitar 3.316,90 meter persegi)—SK Gubernur Nomor 80; dan SK Gubernur Nomor 81.

Hingga saat ini, Balai baru memiliki peta bidang di RW 005 dan 014. Warga RW 004 menolak pengukuran oleh pemerintah. Ada 300 bangunan yang akan dibongkar di RW 005 dan 014. Menurut Ketua RW 014 Budhy, ada 38 bangunan di wilayahnya yang akan dibongkar. “Itu ada di tiga RT,” katanya.

Penduduk yang tergusur dipindah ke rumah susun Cipinang Besar Selatan. “Rugi kalau mereka tak segera mengambil unitnya,” kata Bambang. Tapi Rere, penduduk setempat, malah menyesal sudah tinggal rumah susun dan merelakan rumahnya seluas 60 meter persegi di Bidara Cina dirobohkan.

Rere menyesal karena tetangganya yang menolak pindah masih tinggal di sana karena pengadilan mengabulkan gugatan mereka. “Dulu buru-buru karena saya takut jadi gelandangan, tak punya rumah,” kata perempuan 28 tahun ini.

GANGSAR PARIKESIT

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

2 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

3 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

6 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

7 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

9 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

12 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

40 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

41 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

41 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

55 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya