Djarot Mulai Canangkan Perampingan Pegawai Negeri DKI  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 11 Juli 2016 18:01 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menggelar inspeksi mendadak (sidak) beberapa ruangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta didampingi oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah Agus Suradika (kiri), Balai Kota, 11 Juli 2016. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berencana mengurangi jumlah pegawai negeri di lingkungan pemerintah ini. Perampingan perlu dilakukan karena jumlah pegawai DKI terlalu banyak. Ini juga diharapkan bisa memaksimalkan kinerja para PNS.

"Supaya lebih maksimal dan lebih produktif," kata Djarot saat inspeksi mendadak di Balai Kota Jakarta, Senin, 11 Juli 2016. "Makanya, terus terang saja PNS banyak banget, terlalu banyak."

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, jumlah PNS Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini 72.697 orang. Djarot mengatakan, jika ditambah dengan pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), pekerja harian lepas (PHL), dan pegawai kontrak waktu tertentu (PKWT), jumlah pegawai DKI Jakarta bisa mencapai lebih dari 100 ribu orang.

Perampingan jumlah PNS ini, menurut Djarot, dapat dilakukan dengan empat cara. Pertama, penggabungan beberapa unit menjadi satu. Kedua, pembubaran unit. Ketiga, penambahan unit baru. Tiga hal itu dapat berdampak pada pengurangan pegawai, baik secara alamiah seperti pensiun dan meninggal, maupun secara rekayasa melalui sistem yaitu dengan memberhentikan pegawai yang kompetensi dan kinerjanya dinilai buruk.

Sedangkan cara keempat adalah dengan memberikan sanksi secara tegas. "Kalau dia melanggar, korupsi, dan sebagainya langsung saja berhentikan," kata Djarot, yang mengaku setiap hari memberhentikan PNS karena jumlahnya sudah terlalu banyak. Dia pun akan mendorong pegawainya yang tidak produktif untuk mengajukan permohonan mengundurkan diri.

Djarot mengatakan, DKI sudah tidak menerima PNS hingga 2018, kecuali tenaga pendidikan dan kesehatan. Sejak Januari hingga Juni 2016, ada sekitar 80 orang PNS yang diberhentikan karena melakukan tindakan indisipliner, seperti sering tidak datang kerja, tindak pidana korupsi, hingga kasus narkotika.

Meski begitu, Djarot menambahkan, pemda tidak akan seenaknya dalam memberhentikan para pegawai karena itu menyangkut nasib dan masa depan mereka. "Ini nasib orang, masa depan orang. Kita tak boleh serampangan," katanya.

ARDITO RAMADHAN | BUDI RIZA

PNS

Berita terkait

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

1 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

2 hari lalu

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

Berikut perbandingan besar gaji yang diterima Prabowo ketika saat menjadi Menteri Pertahanan dengan Presiden.

Baca Selengkapnya

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

4 hari lalu

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

Jumlah CASN yang direkrut terdiri atas 690 ribu PNS dan 1,6 juta untuk formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Baca Selengkapnya

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

5 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

10 hari lalu

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

Rekrutmen dosen tetap ITB non PNS sebelumnya pada 2022. Tuntutan perkembangan multikampus serta jumlah mahasiswanya.

Baca Selengkapnya

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

11 hari lalu

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

Sumber Tempo mengungkap jika seorang dosen di Untan diduga menjadi joki nilai mahasiswa program S2 di FISIP. Tarifnya mencapai Rp 30 juta.

Baca Selengkapnya

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

20 hari lalu

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

Sejarah THR yang sempat diprotes kaum buruh

Baca Selengkapnya

PNS Inggris Minta Berhenti Kerja Massal, Khawatir Terlibat Kejahatan Perang Israel di Gaza

22 hari lalu

PNS Inggris Minta Berhenti Kerja Massal, Khawatir Terlibat Kejahatan Perang Israel di Gaza

PNS Inggris yang mengawasi ekspor senjata ke Israel meminta berhenti kerja atas kekhawatiran terlibat dalam kejahatan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Gaji ke-13 PNS, Prajurit TNI, Anggota Polri dan Pensiuan Cair Mulai Juni 2024, Berikut 2 Golongan yang Tak Menerimanya

30 hari lalu

Gaji ke-13 PNS, Prajurit TNI, Anggota Polri dan Pensiuan Cair Mulai Juni 2024, Berikut 2 Golongan yang Tak Menerimanya

Gaji ke-13 dicairkan pada Juni 2024 ketika masa awal pendidikan. Ada 2 golongan PNS, Prajurit TNI, dan anggota Polri yang tak terima. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: PSN PIK 2 dan BSD Diduga Terkait Pilpres, Diskon Tarif Tol Trans Sumatera saat Mudik Lebaran

31 hari lalu

Terpopuler: PSN PIK 2 dan BSD Diduga Terkait Pilpres, Diskon Tarif Tol Trans Sumatera saat Mudik Lebaran

Terpopuler: Masuknya PIK 2 dan BSD menjadi PSN diduga terkait Pilpres, diskon tarif tol Trans Sumatera saat mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya