TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei terbaru lembaga penelitian dan konsultan Manilka menunjukkan sebagian masyarakat menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak konsisten.
“Sebab, Ahok memutuskan memilih jalur partai politik dibanding perseorangan untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017,” kata Direktur Lembaga Penelitian dan Konsultan Manilka Herzaky Mahendra Putra hari ini, Ahad, 21 Agustus 2016.
Menurut dia, sebanyak 47,7 persen responden menilai Ahok tidak konsisten. Bukan cuma itu. Kekecewaan responden terhadap keputusan Ahok maju pilkada lewat jalur partai politik semakin diperkuat dari hasil simulasi pemilihan paket kandidat.
Survei Manilka mensimulasikan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat melawan Sandiaga Uno-Tri Rismaharini seimbang dengan persentase 20,9. Sedangkan responden yang menyatakan masih ragu sebesar 45,2 persen, sementara 13 persen memilih tidak menjawab.
Penilaian publik itu yang membuat elektabilitas Ahok menurun meski popularitasnya masih tetap berada di puncak. Survei yang dilakukan pada 6-11 Agustus 2016 itu menghasilkan temuan tingkat elektabilitas Ahok menurun menjadi 43,6 persen, padahal pada survei Juni lalu 49,3 persen. Tingkat kesukaan masyarakat kepada Ahok pun berkurang, dari semula 62,5 persen menjadi 56,1 persen.
Di sisi lain, popularitas Ahok masih berada di puncak dibandingkan tokoh-tokoh lain, yakni 98,9 persen. “Mayoritas responden mengaku kenal dengan Ahok,” ujar Herzaky.
Survei tersebut dilakukan terhadap 440 responden yang dipilih secara acak di enam wilayah, yaitu Jakarta Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat, dan Kepulauan Seribu. Survei ini memiliki margin error 4,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga:
Pemerintah Akan Beri Kewarganegaraan Istimewa untuk Arcandra
Ojek Online-Kelompok Pemuda Bentrok, 5 Pengojek Tumbang
Polisi Bongkar Prostitusi Online, Satu Gadis Model Ditangkap
Soal Arcandra, Kurtubi: Punya 6 Hak Paten Hal Sangat Biasa
Survei Manilka mendapat kritik dari peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, yang dikenal kritis terhadap kinerja Ahok selama menjabat Gubernur DKI sejak Oktober 2014, setelah Joko Widodo terpilih menjadi Presiden RI.
Menurut Siti, tingkat margin error 4,7 persen sangat berisiko. Siti menilai paling tidak hasil survei bisa dipercaya dengan margin error di bawah 3 persen.
Dia juga memberikan catatan. Siti menilai, apabila survei tersebut dari tim sukses salah satu kelompok, jangan diumumkan ke publik. Sebab, survei bisa menggiring opini publik. Ia mengimbau agar survei yang dihasilkan digunakan secara akademis dan dapat dipertanggungjawabkan. “Harus mencerahkan masyarakat,” tuturnya.
DANANG FIRMANTO
Berita terkait
Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017
27 November 2023
Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.
Baca SelengkapnyaAnies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal
30 September 2023
Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal
Baca SelengkapnyaDi Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017
14 Februari 2023
Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu
11 Februari 2023
Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.
Baca SelengkapnyaPolitikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan
11 Februari 2023
Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.
Baca SelengkapnyaSoal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu
6 Februari 2023
Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.
Baca SelengkapnyaFadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI
6 Februari 2023
Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.
Baca SelengkapnyaPesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung
31 Januari 2022
Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.
Baca SelengkapnyaMUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan
20 November 2021
Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.
Baca SelengkapnyaBaca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI
20 Mei 2021
Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.
Baca Selengkapnya