Debat Sengit Jaksa dan Kuasa Hukum Jessica Soal Saksi Ahli

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 6 September 2016 07:31 WIB

Ahli patologi forensik dari Brisbane, Australia, Profesor Beng Ong (kanan) memberikan keterangan dalam sidang kasus dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 5 September 2016. Beng Ong dihadirkan oleh Tim Kuasa Hukum yang diketuai Otto Hasibuan untuk memberikan keterangannya sebagai saksi yang meringankan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin 5 September 2016 berlangsung alot. Terjadi perdebatan sengit antara penasehat hukum dan jaksa penuntut umum tentang status saksi ahli yang dihadirkan pihak Jessica.

Saksi yang dihadirkan adalah Beng Beng Ong seorang ahli senior di bidang patologi pada Queensland Health & Scientific Services, di Brisbane, Austalia. Dalam keterangannya Beng Beng juga mengaku mengajar sebagai dosen senior di Fakultas Kedokteran Forensik University of Queensland, Australia.

BACA: Beng Beng Ditahan Imigrasi Saat akan Terbang ke Singapura

Jaksa mempertanyakan status keterangan Beng Beng Ong yang merupakan warga negara Australia. "Saudara ahli mengatakan datang dengan visa kunjungan namun dalam Undang-Undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian visa kunjungan hanya untuk kegiatan diluar pekerjaan," kata Jaksa Ardito Muwardi.

Beng Beng Ong, kata Ardito, bisa terancam hukuman jika ternyata melanggar aturan itu. Ardito mengatakan dengan dipertanyakannya status kedatangan Beng Beng Ong, maka status keterangan yang diberikannya selama lima jam juga patut dipertanyakan.

Otto Hasibuan, kuasa hukum Jessica menolak pernyataan Ardito. Ia menganggap pertanyaan Ardito keluar konteks. Lagi pula, kata Otto, menjadi saksi ahli di luar negeri, merupakan aktivitas yang tidak membutuhkan visa khusus.


"Ahli jauh-jauh datang dari Australia melaksanakan kewajiban ke sini untuk menegakkan keadilan. Mohon pertimbangannya yang mulia," kata Otto.





Advertising
Advertising

Beng Beng Ong hanya termenung. Ia tak berbahasa Indonesia dan tak mengerti perdebatan tersebut. Baru ketika penerjemah mengartikan beberapa poin yang diperdebatkan, ia merespon. "Saya dahulu ketika memeriksa korban bom Bali, juga tidak menggunakan visa khusus," kata Ong.


Baca: Sidang Kasus Kopi Sianida, Tiga Tanda Jessica Sulit Dijerat

Pada akhirnya, salah satu anggota majelis hakim, Kisworo, menengahi perdebatan ini. Setelah berdiskusi beberapa saat dengan seluruh anggota majelis hakim, ia memutuskan untuk melanjutkan persidangan.

"Kalau jaksa penuntut umum keberatan harusnya dikatakan di awal. Karena ini sudah berlangsung, ya kita lanjutkan saja," kaya Kisworo. Namun ia menambahkan keberatan dari JPU akan dicatat dan menjadi pertimbangan nantinya.

Dalam keterangannya Beng Beng Ong meragukan kematian Mirna yang disebut disebabkan oleh sianida. Ia membandingkan kasus kematian Mirna dengan kasus kematian lain di dunia yang disebabkan oleh sianida.

"Jika sianida dimasukan lewat mulut, maka kadar sianida dalam lambung akan jadi sangat tinggi," kata Ong yang menggunakan penerjemah untuk menjelaskan keterangannya.

Dalam kasus Mirna, barang bukti adanya siandia di lambung terlalu kecil, yakni 0,20 miligram per liter. Sedangkan dalam kasus kematian karena sianida pada umumnya, sianida setidaknya mencapai 1 gram per liter.

Apalagi dari hasil barang bukti cairan lambung yang diambil 70 menit pasca kematian Mirna, kandungan sianida di sana negatif. Padahal harusnya, kata Ong, kondisi cairan lambung bisa sangat tinggi, apalagi kondisi jenazah belum mengalami perubahan pos mortem.

EGI ADYATAMA

Baca juga: Heboh Soal Pizza: Inilah 3 Hal Aneh Sekaligus Merisaukan



Berita terkait

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

10 jam lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

14 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

17 jam lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

23 jam lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

3 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

3 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

3 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

3 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

3 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya