Teruskan Reklamasi Pulau G, Luhut Dinilai Mengangkangi Hukum

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 16 September 2016 19:03 WIB

Puluhan mahasiswa dan nelayan melakukan aksi unjuk rasa menolak reklamasi teluk Jakarta di depan kantor Menko Maritim di Jakarta, 13 September 2016. Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah untuk bertindak tegas dan menghentikan seluruh proyek tersebut serta pemulihan fungsi lingkungan hidup di wilayah pesisir utara Jakarta. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Kesatuan Nelayan Tradisional Seluruh Indonesia (KNTI) dan sejumlah elemen masyarakat Jakarta menilai sikap ngotot Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk tetap melanjutkan reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta sebagai bentuk pembungkaman hukum. Luhut juga dianggap sudah tidak pantas memimpin Kementerian Kemaritiman.

"Ini karena Luhut tidak mematuhi putusan PTUN Jakarta bahwa reklamasi harus dihentikan," kata Kuasa Hukum KNTI, Martin Hadiwinata, pada konferensi pers di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jumat 16 September 2016. Artinya, menurut dia, Luhut tidak mengakui putusan hukum.


Baca:
Reklamasi, Luhut: Pendapatan Nelayan Tak Berkurang
Pramono Anung: Reklamasi Pulau G Harus Sesuai Aturan
Reklamasi Dilanjutkan, Pengembang Akan Ubah Desain Pulau G

Keputusan Luhut itu dianggap sebagai inkonsisten pemerintah pada keputusan sebelumnya. Karena pendahulu Luhut, Rizal Ramli, menganulir pemberian izin reklamasi dan memberlakukan moratorium reklamasi. Rizal waktu itu juga membentuk tim dari berbagai kementerian teknis untuk mengkaji beberapa persoalan yang dilanggar pengembang.

Ketua Komunitas Nelayan Tradisional (KNT), Iwan, mengatakan keputusan Luhut melanjutkan reklamasi serampangan. Dia menampik pernyataan Luhut yang bakal memprioritaskan kepentingan nelayan. "Nelayan mana yang dilibatkan?"

Menurut Iwan, reklamasi akan berdampak luas terhadap nelayan dan daerah pesisir Jakarta. Nelayan tradisional Jakarta akan musnah dan masyarakat pesisir akan habis karena reklamasi dikuasai kelompok kapitalis. Dia mempertanyakan nasib nelayan nantinya jika reklamasi benar-benar dilanjutkan.

Ketua Solidaritas Perempuan, Arieska Kurniawati, menambahkan, seharusnya pemerintah transparan dalam melanjutkan reklamasi Teluk Jakarta. Tapi kenyataannya, mereka sama sekali tak bisa mengakses hasil temuan tim komite bersama yang sempat mengkaji reklamasi.

"Kami mengajukan surat keberatan, sampai sekarang tidak ditanggapi," kata Arieska. Ia mempertanyakan pernyataan Luhut yang akan membangun rumah susun dan memprioritaskan nelayan. "Bagaiamana Luhut bisa tahu bahwa yang dibutuhkan nelayan itu rumah susun."


AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

27 Juni 2023

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

Ekonomi maritim Indonesia memiliki potensi besar bagi perekonomian nasional. Apakah itu ekonomi maritim?

Baca Selengkapnya

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

14 April 2023

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

Unhas menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membuka prodi Metalurgi dan Material.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

8 Oktober 2022

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

Luhut mengaku titik yang paling membuatnya bungah adalah saat menjadi tentara.

Baca Selengkapnya

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

28 September 2022

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

Luhut Binsar Panjaitan menceritakan beberapa pakar ekonomi di Amerika Serikat memuji kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

3 Agustus 2022

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) memperluas kerja sama dengan instansi pendidikan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

27 Mei 2022

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

LPDP membuka pendaftaran beasiswa untuk program S2 di School of Metallurgy and Environment, Central South University Cina. Cek syarat dan tahapannya.

Baca Selengkapnya

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

21 Januari 2022

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

Luhut Pandjaitan berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi pusat penelitian peradaban Islam.

Baca Selengkapnya