Polisi Dalami Keterangan Jessica Soal Dirayu Polisi

Reporter

Jumat, 30 September 2016 14:11 WIB

Terdakwa Jessica Kumala Wongso memberi keterangan dalam sidang ke-26 kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin dengan agenda pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor, 28 September 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar berharap keterangan terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, di pengadilan, tidak ditambah-tambah atau dilebih-lebihkan.

Hal ini terkait dengan pengakuan Jessica kepada hakim, yang menyebut bahwa dia sempat dirayu polisi yang menangani kasusnya di Kepolisian Daerah Metro Jaya.

"Kami harapkan informasinya dilandaskan pada kejujuran saja," kata Boy di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 30 September 2016.

Menurut Boy, kepolisian akan mendalami informasi dari Jessica. Namun yang terpenting, kata dia, adalah menghormati proses sidang yang masih berjalan.

Baca: Rayuan Bos Polisi ke Jessica Wongso: Kamu Tipe Saya Banget

Nama yang disebut oleh Jessica dalam sidang adalah mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti beserta wakilnya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan. Saat ditanya apalah Mabes Polri akan memanggil Krishna dan Herry, Boy menjawab belum. "Nanti akan kami lihat. Apa yang disampaikan Jessica sebatas informasi yang dikemukakan terdakwa," ucap Boy.

Dalam kesaksiannya di persidangan Rabu, 28 September 2016, Jessica mengaku sempat dirayu perwira menengah Kepolisian Daerah Metro Jaya, Herry dan Krishna. Jessica mengatakan dirinya sempat ditanya Herry apakah tidak masalah menjalin hubungan dengan pasangan beda agama. "Karena kamu tipe saya banget," kata Jessica menirukan cara Herry merayu dirinya.

Menurut Jessica, dia tak menggubris rayuan Herry. Namun, dalam sidang tersebut, Jessica tidak menyebutkan motif di balik rayuan Herry. Ketika Tempo meminta klarifikasi terkait dengan rayuan terhadap Jessica Wongso, Herry tidak tegas membantah. "Saya no comment," katanya saat dihubungi, Kamis sore.

Jessica juga menyebutkan, selain Herry, Krishna Murti pernah merayu dirinya agar mengaku sebagai tersangka pembunuhan Mirna. Percakapan empat mata tersebut terjadi di ruang kerja Krishna.

Baca: Jessica Sebut Nama Krishna Murti di Sidang, Ada Apa?

"Saya mempertaruhkan jabatan saya agar kamu jadi tersangka," ujar Krishna seperti ditirukan Jessica. Saat itu, kata Jessica, Krishna mengaku telah melihat tayangan closed-circuit television (CCTV) Olivier Cafe dan melihat Jessica menaruh sesuatu ke dalam kopi milik Mirna. Jessica mengatakan, Krishna bakal menjamin Jessica jika mau mengaku sebagai pembunuh.

Menurut Jessica, Krishna mengatakan kepolisian tidak akan menuntut dia dengan pidana hukuman mati atau seumur hidup. "Paling 7 tahun ditambah ini-itu (remisi) jadi sedikit," ujar Jessica menirukan kalimat Krishna. Jessica Wongso saat itu mengaku diam saja tanpa menjawab penawaran Krishna.

REZKI A | AVIT HIDAYAT | FRISKI RIANA

Baca Juga:
5 Kemiripan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan Gatot Brajamusti
Kata Pengacara Kiswinar ke Mario Teguh: Sila Ajukan Gugatan





Advertising
Advertising

Berita terkait

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

7 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

17 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

18 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

19 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

20 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

20 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

21 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

21 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya