Jalur Puncak II akan Menjadi Kawasan Wisata Terpadu
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 22 November 2016 09:05 WIB
TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor membuka pintu bagi para investor untuk mengembangkan kawasan yang akan menjadi jalur Puncak II. Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan telah mengalokasikan 95 hektare lahan di Kecamatan Tanjungsari untuk sektor pariwisata.
“Akan menjadi kawasan taman wisata terpadu, mulai resor agrowisata, cottage, hingga area komersial,” kata Nurhayanti akhir pekan lalu.
Dia menerangkan, lahan yang disiapkan sudah berdasarkan hasil studi kelayakan. Dia menyebutkan lahan yang disediakan masih alami dan asri lengkap dengan aliran Sungai Cibeet yang memiliki air terjun Curug Nyalindung dan Cilose. “Eksotis karena masih banyak hewan liar, seperti rusa menjadi ikon di Tanjungsari,” ujar dia.
Agar investor dalam dan luar negeri tertarik menanamkan modal di kawasan Tanjungsari, Nurhayanti memberi insentif berupa sejumlah fasilitas penunjang, seperti infrastruktur jalan dan kemudahan perizinan. “Kami berkomitmen memberikan keamanan investasi, menyediakan kemudahan usaha dengan pelayanan perizinan online, serta kemudahan informasi potensi investasi,” kata dia.
Bahkan, untuk pengembangan wilayah yang berlokasi di timur laut Kabupaten Bogor serta berbatasan dengan Kota Bunga Cianjur dan Kabupaten Bekasi, pihaknya sedang membangun jalan Poros Tengah Timur atau lebih dikenal sebagai jalur Puncak II.
Jalur Puncak II, Nurhayanti menambahkan, merupakan alternatif untuk mengurangi kemacetan di jalur Puncak (Ciawi-Megamendung-Cisarua-Puncak-Cianjur). Pembangunannya akan dibagi menjadi dua segmen yang dimulai dengan pembangunan jalan Sentul-Istana Cipanas sepanjang 35,7 kilometer.
Adapun tahap kedua akan dibangun jalan sepanjang 20,55 kilometer dari Sukamakmur menuju Cariu, Bekasi, dan Karawang. “Jadi keseluruhan jalur 56,25 kilometer,” kata dia.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor Sarifah Sofiyah mengatakan semua program pembangunan yang akan dilakukan di Kabupaten Bogor sudah dilaporkan ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek. “Pembangunan setiap kota di Jabodetabek harus sinkron antara kota yang satu dan yang lain,” kata dia.
Ketua Dewan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Bogor Agus Chandra menilai pembangunan kawasan obyek wisata baru bisa menggerakkan pariwisata di jalur Puncak yang dia anggap sudah menjenuhkan. Ia berharap janji pemerintah untuk memberi insentif dan penyediaan fasilitas berupa infrastruktur ditepati.
“Jangan sampai seperti di kawasan Puncak yang pengusahanya belum diberikan kepastian hukum yang jelas sehingga menjadi tidak sehat,” ujar dia.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Edi Suganda Wibawa berharap pembukaan pintu investasi di Tanjungsari dibarengi dengan peningkatan pembangunan infrastruktur sehingga menarik minat pemodal dan wisatawan. “Masih banyak potensi wisata Bogor yang belum tergali,” ujar dia.
M SIDIK PERMANA