Kisah Agus Tower, Pemanjat Bangunan Tinggi di Jakarta

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 16 Desember 2016 16:36 WIB

Agustinus Woro, 48 tahun, tampak berada di atas baliho di Jalan Panjang, Kedoya, Jakarta Barat, Jumat, 16 Desember 2016. TEMPO/Maria Fransisca (Magang)

TEMPO.CO, Jakarta - Agustinus Woro, pria yang kerap memanjat menara dan papan iklan di sekitar Jakarta kembali berulah. Kali ini ia menaiki sebuah papan reklame di Jalan Panjang, Kedoya, Jakarta Barat pada Jumat 16 Desember 2016. "Kami dapat panggilan untuk evakuasi sekitar pukul 08.30 WIB," kata Kepala Operasional Penyelamatan Suku Dinas Kebakaran Jakarta Barat Siswanto, di lokasi hari ini.

Siswanto mengatakan seminggu lalu Agus, 48 tahun, juga memanjat papan reklame di depan Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat. "Kok sekarang naik lagi," kata dia.

Agus yang dikenal sebagai Agus Tower sebelumnya dibawa ke Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat. Dia ditangkap saat meminta sumbangan dengan dalih untuk korban bencana Aceh di perempatan Senen, Jakarta Pusat.

Dalam aksinya tadi, Agus naik ke papan reklame dan membentangkan spanduk dengan ukuran cukup besar bertuliskan, "Panti Sosial Bukan Penjara, Anak Jalanan Bukan Penjahat." Agus juga membawa bendera Merah Putih. Petugas sulit menjangkau Agus yang selalu mencoba menusuk petugas pemadam dengan bambu yang ia bawa.

Agus meminta petugas memanggilkan temannya bernama Dahlan, warga binaan di Panti Sosial Kedoya. Petugas pun memenuhi keinginan Agus itu.
Mereka datang dengan nemakai baju seragam warga binaan warna biru.

Salah seorang dari mereka, Suryono, bersedia memanjat untuk membujuk. Sayang, bukannya turun, Agus malah mengajukan permintaan baru. Ia meminta dipanggilkan seorang dari Polsek Senen yang bernama Wardi. " Dia minta dipanggilkan Pak Wardi dari Polsek Senen.Baru mau turun dan makan," kata Suryono.

Gagal, para warga binaan tadi dikembalikan lagi ke Panti Sosial Kedoya. Petugas pemadam kebakaran pun meninggalkan Agus yang masih berdiri di atas papan reklame tersebut.

Warga Jakarta dulu juga sempat dihebohkan dengan ulah Fitri Aulia yang kerap memanjat menara saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Sayang nasib tragis menimpa Fitri. Ia meninggal setelah tertabrak kereta api di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan.

MARIA FRANSISCA|JH

Berita terkait

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.

Baca Selengkapnya

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.

Baca Selengkapnya

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini

Baca Selengkapnya

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).

Baca Selengkapnya

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.

Baca Selengkapnya

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.

Baca Selengkapnya